Indonesia akan memperingati hari kemerdekaan yang ke-79 pada 17 Agustus 2024. Perayaan kemerdekaan Indonesia tersebut akan diadakan di dua tempat yakni Istana Merdeka dan IKN.
Indonesia sudah sejak purba memiliki sumber daya alam dan juga sumber daya manusia yang kaya. Bentangan alam dari Sabang sampai Merauke, membuat banyak pelancong terpikat dan jatuh cinta kepada Indonesia. Sampai para penjajah pun turut tergiur dengan kekayaan alam Indonesia.
Lahirnya bangsa dan negara Indonesia yang diproklamirkan pada 17 Agustus 1945 telah menunjukkan betapa perjuangan mempertahankan tanah air Indonesia bukanlah perjuangan yang mudah. Selepas kemerdekaan Indonesia pun, kita masih dirongrong oleh kekuatan asing dan penjajah yang tidak ingin atau tidak rela Indonesia merdeka.
Kemerdekaan Sejati
Salah satu pejuang kemerdekaan RI, Sutan Sjahrir pernah mengatakan, “Kemerdekaan bukan hanya menyoal persatuan rakyat dan pelepasan belenggu kolonial. Kemerdekaan harus melekat dalam diri setiap rakyat. Masyarakat harus merdeka dari kesewenang-wenangan, dari kelaparan dan kesengsaraan.”
Secara de facto, Indonesia memang sudah merdeka, tetapi secara realitas, masih banyak rakyat Indonesia masih terbelenggu masalah-masalah sosial seperti kemiskinan, kelaparan, dan keterbelakangan.
Pemerataan pembangunan harus dicapai tidak hanya dari aspek infrastruktur. Kemerdekaan harus merambah pada pemerataan kesejahteraan dan juga pemerataan pendidikan dan pemerataan ekonomi.
Rasanya miris ketika melihat daerah seperti Papua yang dihisap dan dieksploitasi tambang emasnya, sementara masyarakat sekitar Papua masih miskin dan belum Sejahtera.
Ironi
Perayaan HUT RI ke-79 menyisakan ironi mendalam. Di saat hari kemerdekaan RI akan dirayakan dengan upacara 17-an, masyarakat sekitar masih bingung dengan tempat tinggal, nasib tanah mereka yang turut menjadi kompleks IKN.
Bermacam konflik agraria para warga sekitar masih menjadi masalah di tengah perayaan HUT RI ke-79. AMAN [Aliansi Masyarakat Adat Nusantara] terpaksa harus tersingkir oleh pembangunan IKN. Lahan yang dulu milik warga tiba-tiba bertuliskan “LAHAN MABES POLRI”.
Ironi kemerdekaan ini juga ditambah dengan perayaan kemerdekaan RI di IKN yang membengkak dananya. Pembengkakan itu timbul karena kebutuhan sewa mobil yang rencananya akan digunakan oleh tamu-tamu kenegaraan dari luar negeri.
Pembengkakan ini timbul karena penyewaan mobil Alphard yang diperkirakan akan mencapai 25 juta per hari. Sementara itu, ada sekitar 1.000 mobil sudah dipatok untuk mengantar tamu-tamu kenegaraan.
Rakyat kecil di sekitar Penajam tentu menjadi masyarakat yang terpukul. Selain tanah adatnya yang menjadi korban pembangunan IKN, mereka harus menyaksikan anggaran negara digunakan untuk kepentingan seremonial sesaat.
Inilah salah satu wajah ironi kemerdekaan yang nyata, kemerdekaan rakyat yang sejati harus mengalah demi pencitraan dan juga hasrat kekuasaan yang serakah dan tanpa pertimbangan.
Ada baiknya perayaan kemerdekaan di IKN tidak harus dipaksakan dengan kondisi yang megah dan mewah di tengah ketidakpastian masyarakat adat yang terdampak terhadap pembangunan IKN.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Krisis Iklim dan Alpanya Tata Kota Indonesia Masa Depan
-
Beban Administrasi vs Fokus pada Murid: Dilema Guru di Era Kurikulum Merdeka
-
7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat dan Penguatan Pendidikan Karakter
-
Nasib Guru di Era Prabowo-Gibran: Akankah Janji Sejahtera Terwujud?
-
Era Emas Kebudayaan: Jejak Prestasi Jokowi dan Harapan di Tangan Prabowo
Artikel Terkait
-
Tahap Pertama Selesai, PSSI Siap Luncurkan Tahap Kedua Pembangunan Training Center di IKN
-
Efisiensi Anggaran, Pemerintah Diminta Evaluasi Ulang IKN
-
BRI Siap Dukung Investasi di IKN
-
Di Balik Efisiensi Anggaran, Mungkinkah IKN Jadi Proyek Hantu?
-
Erdogan Tegaskan Kemerdekaan Palestina Kunci Stabilitas Timur Tengah
Kolom
-
Generasi Muda, Jangan Cuek! Politik Menentukan Masa Depanmu
-
Demi Efisiensi Anggaran, Pendidikan Dikorbankan: Bijakkah Keputusan Ini?
-
Tagar 'Kabur Aja Dulu' Trending, Anak Muda Mau Pindah ke Mana?
-
Menelisik Biaya Administrasi dalam Rekrutmen: Antara Tuntutan dan Beban
-
Antara Hasrat dan Kebutuhan: Efek BNPL dan Sikap Konsumtif Generasi Muda
Terkini
-
Ulasan Buku 'Kita, Kami, Kamu', Menyelami Dunia Anak yang Lucu dan Jenaka
-
Pesta Kuliner Februari 2025: Promo Menggoda untuk Para Foodie!
-
4 Inspirasi Clean Outfit ala Hwang In-youp, Gaya Makin Keren Tanpa Ribet!
-
Kalahkan China 3-1 dan Cetak Sejarah, Indonesia Juarai BAMTC 2025
-
Piala Asia U-20: Menerka Formula Indra Sjafri untuk Kejutkan Uzbekistan