Jalanan penuh sampah sepertinya jadi pemandangan biasa di beberapa kota, mulai dari bungkus makanan, plastik, sampai puntung rokok, semuanya berserakan seolah jalan raya adalah tempat sampah raksasa.
Pertanyaannya, kenapa banyak orang masih cuek buang sampah sembarangan? Apakah mereka nggak tahu dampak buruknya, atau memang sudah terlalu malas untuk peduli?
Fenomena ini mencerminkan rendahnya kesadaran sebagian masyarakat terhadap kebersihan lingkungan, yang sebenarnya bisa berakibat fatal bagi lingkungan dan kesehatan.
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa sampah yang dibuang sembarangan, terutama di jalan, nggak hanya merusak pemandangan, tapi juga menciptakan berbagai masalah serius.
Sampah plastik, misalnya, bisa menyumbat saluran air dan memicu banjir saat hujan deras. Banjir yang sering terjadi di kota-kota besar bukan cuma karena curah hujan tinggi, tapi juga karena saluran air yang tersumbat sampah.
Selain itu, sampah organik yang membusuk di jalan bisa jadi sarang penyakit dan mengundang hewan-hewan pengganggu seperti tikus dan nyamuk.
Nah, ini masalah yang bikin kita berpikir, kenapa kesadaran masyarakat masih rendah? Salah satu penyebabnya mungkin minimnya fasilitas tempat sampah di ruang publik. Banyak orang akhirnya memilih jalan pintas: buang sampah di sembarang tempat.
Di sisi lain, edukasi tentang pentingnya menjaga kebersihan juga belum maksimal. Padahal, kalau kita mau sedikit peduli dan menahan diri untuk nggak membuang sampah sembarangan, dampaknya bakal luar biasa. Kita bukan hanya menjaga kebersihan lingkungan, tapi juga ikut berkontribusi mencegah banjir dan penyakit.
Secara empiris, perilaku membuang sampah sembarangan ini bukan cuma masalah individu, tapi juga masalah kolektif. Ketika satu orang buang sampah di jalan, orang lain cenderung berpikir, "Ah, yang lain juga buang sampah di sini, jadi wajar aja." Ini yang disebut efek domino.
Kalau satu orang mulai peduli dan nggak buang sampah sembarangan, kesadaran kolektif bisa terbangun. Tapi sebaliknya, kalau yang terjadi adalah sebaliknya, perilaku buruk ini akan terus berlanjut tanpa ada perbaikan.
Solusinya? Tentu nggak bisa hanya mengandalkan pemerintah untuk menyediakan tempat sampah atau membersihkan jalanan. Ini harus dimulai dari diri kita sendiri.
Pemerintah memang perlu terus menambah fasilitas kebersihan, tapi kesadaran individu untuk bertanggung jawab atas sampahnya sendiri adalah kunci utama.
Pendidikan sejak dini tentang pentingnya kebersihan lingkungan juga penting agar generasi mendatang lebih sadar akan dampak jangka panjang dari perilaku membuang sampah sembarangan.
Kita harus sadar bahwa jalan bukanlah tempat sampah. Kalau kita ingin hidup di lingkungan yang bersih dan nyaman, semuanya harus dimulai dari langkah kecil: buang sampah pada tempatnya.
Tindakan sederhana yang sering dianggap sepele ini bisa berdampak besar bagi kebersihan lingkungan dan kesehatan kita bersama. Yuk, mulai sekarang, kita sama-sama jaga kebersihan jalanan dan bantu wujudkan lingkungan yang lebih baik!
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Menari di Atas Tali Ekonomi Rumahan: Kisah Kreativitas dan Ketangguhan
-
Dari Uang Saku ke Anggaran! Gimana Perjalanan Kemandirian Finansial Gen Z?
-
Jurusan Impian vs Pasar Kerja: Pergulatan Hati di Kampus
-
Belajar di Balik Layar: 'Study with Me' sebagai Oase Produktivitas Gen Z
-
Bisikan Kegelapan! Mengapa Gen Z Terpikat Podcast Horor seperti Morbid?
Artikel Terkait
-
Cerita Pejuang Lingkungan, Bali Tak Punya Industri Sampah: Puluhan Tahun Buang di Jurang 'Keramat'
-
Jalan Sholeh Iskandar Macet Parah, Ini Dia Biang Keroknya
-
Cegah Korupsi, KPK Kawal Ketat Proyek Pengolahan Sampah Rp1,3 Triliun di Rorotan
-
Digadang Jadi Kawasan Bisnis, Nasib Budaya Betawi di Condet di Ujung Tanduk?
-
Demi Antar Putri ke Pelaminan, Ayah Ini Rela Jalan Kaki 50 KM Terjang Badai Selama 12 Jam
Kolom
-
Ngajar di Negeri Orang, Pulang Cuma Jadi Wacana: Dilema Dosen Diaspora
-
Percuma Menghapus Outsourcing Kalau Banyak Perusahaan Melanggar Aturan
-
Buku dan Martabat Bangsa: Saatnya Belajar dari Rak yang Sering Dilupakan
-
Menulis Tak Dibayar: Lowongan Kerja Jadi Ajang Eksploitasi Portofolio
-
Fleksibilitas dan Kecemasan: Potret Gen Z Hadapi Realita Dunia Kerja
Terkini
-
Asnawi Comeback ke Timnas, Undur Diri dari Tim ASEAN All Stars Bakal Jadi Kenyataan?
-
Film Audrey's Children, Kisah di Balik Terobosan Pengobatan Kanker Anak
-
Mau Gaya Manis Tapi Tetep Chic? Coba 5 Hairdo Gemas ala Zhang Miao Yi!
-
Ulasan Novel The Pram: Teror Kereta Bayi Tua yang Menghantui
-
5 Karakter Kuat One Piece yang Diremehkan Monkey D. Luffy, Jadinya Kalah!