Banyak harapan diungkapkan oleh netizen Indonesia mengenai kemungkinan Sekretaris Umum Muhammadiyah, Abdul Mu’ti, menjadi Menteri Pendidikan setelah dipanggil oleh presiden terpilih, Prabowo Subianto.
Netizen berharap Abdul Mu’ti dapat membawa perubahan signifikan dalam dunia pendidikan Indonesia, terutama dalam memperbaiki sistem pendidikan yang dianggap bermasalah. Mereka ingin beliau meninjau ulang kebijakan-kebijakan menteri sebelumnya, termasuk sistem zonasi yang dinilai tidak efektif.
Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) adalah salah satu momen penting dalam sistem pendidikan di Indonesia, yang menentukan kelanjutan pendidikan anak-anak ke jenjang berikutnya. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, PPDB selalu diwarnai kontroversi.
Sistem zonasi, yang diterapkan sejak beberapa tahun lalu, masih menjadi perdebatan. Di satu sisi, sistem ini diharapkan dapat memeratakan akses pendidikan dan mengurangi kesenjangan, tetapi di sisi lain, banyak yang diragukan efektivitasnya dan khawatir dapat menimbulkan masalah baru.
Sistem zonasi, yang diperkenalkan pertama kali pada tahun 2016, bertujuan untuk mempercepat pemerataan kualitas pendidikan.
Kebijakan ini menetapkan penerimaan siswa baru berdasarkan wilayah zonasi yang ditentukan oleh pemerintah daerah, dengan fokus pada jarak antara rumah siswa dan sekolah. Diharapkan, sistem ini dapat menghilangkan stigma terhadap sekolah favorit karena kualitas pendidikan yang semakin merata.
Namun, salah satu kritik utama terhadap sistem zonasi adalah ketimpangan akses pendidikan di berbagai wilayah. Di daerah padat penduduk dengan sekolah negeri favorit yang terbatas, banyak anak yang tertinggal dan tidak mendapatkan tempat di sekolah yang mereka inginkan.
Ini berpotensi memperburuk kesenjangan pendidikan dan membatasi kesempatan anak-anak dari keluarga kurang mampu untuk mendapatkan pendidikan berkualitas.
Selain itu, kurangnya transparansi dan akuntabilitas dalam sistem PPDB membuka peluang terjadinya kecurangan dan manipulasi data, yang dapat memicu ketidakadilan dan kekecewaan orang tua yang merasa dirugikan.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa kebijakan sistem zonasi gagal mengatasi kesenjangan mutu pendidikan, karena pemerintah tidak mampu mendefinisikan akar masalah.
Kebijakan ini hanya mengubah distribusi siswa tanpa memperbaiki fasilitas sekolah dan kualitas guru, yang tetap menjadi masalah dalam pendidikan.
Pemerintah seharusnya menjadikan kebijakan zonasi sebagai solusi di hilir, bukan di hulu. Oleh karena itu, perlu dilakukan redefinisi masalah, dengan prioritas utama pada kesenjangan fasilitas pendidikan dan distribusi guru yang belum merata.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Nasib Masyarakat Pesisir di Tengah Gelombang Ancaman Krisis Iklim
-
Memutus Rantai Perundungan di Sekolah Melalui Literasi Hukum Sejak Dini
-
Delman di Tengah Asap Kota: Romantisme yang Menyembunyikan Penderitaan
-
Satu Tahun Prabowo Gibran: Antara Kepuasan Publik dan Kegelisahan Kolektif
-
Menelusuri Jaringan Pasar Gelap Satwa Liar dan Lengahnya Negara
Artikel Terkait
-
Prabowo Resmi Jadi Presiden Hari Ini, Pesta Rakyat di Monas Mulai Dipenuhi Relawan dan Warga
-
Ngaku Tetap Kritik Prabowo-Gibran, PDIP: Kami Akan Mendukung Tanpa Receive Sepenuh Hati
-
Mantan Istri Semringah! Titiek Soeharto Tebar Senyum di MPR Jelang Prabowo Dilantik jadi Presiden
-
Melintas Area Bundaran HI, Jokowi Diberi Ucapan Terima Kasih Oleh Warga
-
Jelang Pelantikan, Prabowo Sambut Tamu Negara Sahabat Tanpa Gibran
Kolom
-
Simfoni di Teras Rumah: Seni, Kesabaran, dan Kedamaian dalam Merawat Burung Kicau
-
Dari Lubang Kecil Bernama Biopori, Kita Belajar Mengurai Genangan Saat Hujan Turun
-
Menunggu Hari Perempuan Bisa Benar-Benar Aman dan Nyaman di Konser Musik
-
Dirut ANTAM dari Eks Tim Mawar, Negara Tutup Mata soal Rekam Jejak HAM
-
Algoritma Menggoda: Saat Konten Bullying Dijadikan Hiburan Publik dan Viral
Terkini
-
Bukan Sekadar Tren Viral: Memahami Kekuatan Pop Culture di Era Digital
-
Beli Saham di Usia 15 Tahun, Timothy Ronald Jadikan Investasi Self Reward
-
Tom Cruise Main Film Komedi Bertajuk Digger, Tayang Tahun Depan
-
Jangan Canggung Lagi, Ini 8 Kunci agar Kencan Pertama Santai dan Berkesan
-
4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!