Kehadiran berbagai platform digital telah membuka peluang baru bagi mereka yang dapat memanfaatkannya dengan baik. Hal ini terlihat dari banyaknya individu, termasuk artis, yang berlomba-lomba untuk memanfaatkan platform digital di media sosial.
Salah satu platform yang populer, TikTok, menyajikan beragam konten sesuai selera pengguna, mulai dari edukasi, dakwah, memasak, hingga hiburan.
Namun, akhir-akhir ini, banyak konten yang mengejutkan, terutama yang berhubungan dengan praktik mengemis secara online. Kreator konten ini menampilkan lansia yang melakukan aksi tertentu, seperti mandi air, untuk mendapatkan hadiah dari penonton.
Fenomena ini menuai banyak perhatian dan kritik dari netizen, yang menilai bahwa praktik ini mengeksploitasi para lansia. Banyak yang menganggap konten tersebut tidak pantas, karena melibatkan orang tua yang seharusnya dihormati.
Meskipun para pelaku berargumen bahwa ini bukan bentuk eksploitasi, warganet tetap mengecam tindakan tersebut. Banyak yang tergoda untuk mengumpulkan hadiah dalam jumlah besar, sementara lansia dan orang dewasa terus beraksi meski dalam kondisi yang kurang baik.
Kondisi ini semakin parah ketika satu orang berhenti, selalu ada orang lain yang siap menggantikan. Konten semacam ini jelas tidak layak untuk ditonton karena menampilkan situasi yang tidak etis.
Meski para pelaku mengklaim bahwa mereka tidak dipaksa, banyak anak muda di belakang layar yang terlibat dalam operasional media sosial ini.
Fenomena pengemis online ini muncul karena beberapa faktor, antara lain: akses internet yang semakin mudah, peningkatan kemiskinan pasca-pandemi COVID-19, dan potensi penghasilan besar dari siaran langsung. Semuanya mendorong semakin banyak orang untuk mencoba cara ini sebagai sumber pendapatan.
Praktik meminta-minta secara online menunjukkan dampak teknologi digital yang menciptakan komunitas baru dan meningkatkan partisipasi masyarakat di ruang digital.
Namun, hal ini juga mencerminkan tantangan sosial yang muncul dari budaya digital yang sering kali tidak tulus. Oleh karena itu, penting untuk melakukan penelitian yang bisa menghasilkan solusi terhadap fenomena ini.
Fenomena ini mengangkat isu etika, tanggung jawab sosial, dan perlunya regulasi dalam ruang digital untuk mencegah penyalahgunaan. Transformasi masyarakat dalam ekonomi digital membawa dampak kompleks yang membutuhkan penanganan bijaksana.
Dalam menghadapi perubahan ini, pendidikan dan pelatihan untuk mengatasi kesenjangan akses menjadi semakin penting.
Selain itu, kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat diperlukan untuk menciptakan ekosistem ekonomi digital yang inklusif, di mana semua lapisan masyarakat dapat merasakan manfaat dari perkembangan teknologi.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Masyarakat Adat Serawai dan Perlawanan Sunyi di Pesisir Seluma
-
Krisis Iklim dan Cara Masyarakat Pesisir Membaca Ulang Laut yang Berubah
-
Nasib Masyarakat Pesisir di Tengah Gelombang Ancaman Krisis Iklim
-
Memutus Rantai Perundungan di Sekolah Melalui Literasi Hukum Sejak Dini
-
Delman di Tengah Asap Kota: Romantisme yang Menyembunyikan Penderitaan
Artikel Terkait
-
Orangtua Mesti Tahu, Begini Cara Agar Remaja Bisa Tetap Aman Saat Aktif di Ruang Digital
-
Rencana PHK Massal TikTok, Karyawan Digantikan AI
-
Strategi TikTok Indonesia Tangkal Hoaks Selama Pilkada Serentak 2024
-
Siapa Aa Drawing? Viral di TikTok Usai Gambar Khodam Ayu Ting Ting Hingga Fadil Jaidi
-
Mau Scrolling TikTok Tanpa Lag? Segini RAM yang Dibutuhkan HP Android
Kolom
-
Jebakan Euforia Kolektif: Menelaah Akar Psikologis Perayaan Tahun Baru yang Merusak
-
Antara Sumpah 'Rela Mati' Prabowo dan Kepungan Sengkuni Modern
-
Nasib Generasi Sandwich: Roti Tawar yang Kehilangan Cita-Cita
-
Di Balik Kilau Kembang Api: Psikologi Normalisasi Polusi dalam Perayaan
-
Bukan Sekadar Resolusi: Tahun Baru sebagai Ruang Belajar dan Resiliensi
Terkini
-
3 Drama Fantasi Kim Hye Yoon yang Bikin Nagih: Dari Lawan Takdir Sampai Cinta Lintas Waktu!
-
4 Pelembab Lokal Calendula Atasi Kemerahan dan Jerawat pada Kulit Sensitif
-
John Herdman Dibayar Rp670 Juta per Bulan, PSSI Dapatkan Kualitas dengan Harga Miring?
-
Xiaomi 17 Ultra Ludes di China, Harga Naik Tinggi di Pasar Sekunder
-
Review Serial Plur1bus: Wabah Kebahagiaan Paksa Karya Kreator Breaking Bad