Anak dengan Down Syndrome memiliki potensi yang luar biasa. Dengan dukungan dan stimulasi yang tepat, tentu akan mencapai pertumbuhan yang optimal. Banyak orang menganggap bahwa anak dengan Down Syndrome tidak mampu beraktivitas apapun. Akibatnya, banyak orang tua anak dengan Down Syndrome yang tidak percaya diri.
Ketua II PIK POTADS DIY menyebutkan bahwa aktivitas aktif dan kreatif tujuannya memberdayakan orang tua dan juga anak. “Berperan aktif dalam berbagai kegiatan juga menambah keterampilan dalam berbagai aspek,” ujarnya..
Sumber informasi mengenai Down Syndrome terbatas. Sehingga melalui PIK POTADS DIY, orang tua dan anak dapat berperan aktif dan berkontribusi dalam berbagai kegiatan. Hal ini menjadi fokus dari PIK POTADS DIY dalam memberdayakan orang tua sekaligus anak. Pemberdayaan dilakukan dalam berbagai aspek yang melibatkan keaktifan dan kreatifitas orang tua dan anak.
Anak dengan Down Syndrome mampu mengembangkan bakatnya dan menjadi pribadi yang mandiri. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengikuti berbagai aktivitas yang aktif dan kreatif. Kegiatan tersebut melatih kemampuan motorik juga menumbuhkan rasa percaya diri anak. PIK POTADS DIY menyebutkan bahwa dengan berlatih, anak dengan Down Syndrome mampu melatih kemampuannya. Tidak hanya berfokus pada anak, tetapi juga orang tua anak dengan Down Syndrome.
Aktivitas aktif berguna untuk melatih belajar fokus, ritme, pola, dan lainnya. Sedangkan aktivitas kreatif berguna untuk meningkatkan kreatifitas orang tua dan anak. Ketua 2 PIK POTADS DIY menyebutkan bahwa anak dan orang tua mempunyai keterampilan berwirausaha. “Sehingga orang tua dan anak bahkan bisa mengembangkan jejaring di komunitas,” tambahnya. Berbagai kegiatan yang diadakan tentu menyasar pada pemberdayaan orang tua dan anak.
Kegiatan Aktif dan Kreatif
Kegiatan tersebut dapat menjadi wadah mengekspresikan diri oleh orang tua dan anak. Kegiatan aktif, meliputi senam silat, mewarnai, olah raga, latihan angklung, dan menari. Kegiatan kreatifitas yang diadakan oleh PIK POTADS DIY, meliputi membatik, sibori, dan ecoprint. Ketua 2 PIK POTADS DIY menambahkan bahwa orang tua dan anak mampu menciptakan produk bernilai ekonomi. Dengan bimbingan dan pelatihan tujuan tersebut akan tercapai bersamaan dengan perkembangan anak.
Kegiatan kreatif yang sudah berjalan yaitu edukasi kesehatan “Gigi Sehat Untuk Semua”. Kegiatan ini melibatkan orang tua dan anak dengan Down Syndrome di Yogyakarta. Selain edukasi kesehatan, orang tua dan anak juga diajak mewarnai dan senam bersama. Eni, orang tua anak menyebutkan bahwa kegiatan ini menambah ilmu kesehatan gigi. Orang tua lainnya juga ikut berpartisipasi dan mendampingi anak-anaknya. Selain itu, volunteer dari perguruan tinggi juga ikut berperan dalam acara ini.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Profil 3 Anak Dedi Mulyadi, Pemenang Pemilihan Gubernur Jawa Barat di Pilkada 2024
-
Nayla Ayu Kuliah di Mana? Anak Eko Patrio Berhasil Lulus di Usia 19 Tahun
-
Pendidikan Sydney Anak Cut Tari: Pemenang Gadis Sampul 2024 Ternyata Murid Sekolah Elite
-
7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat dan Penguatan Pendidikan Karakter
-
Kekayaan Gibran Dibandingkan dengan Jhony Saputra Anak Haji Isam saat 20 Tahun: Tanpa Bapaknya...
Kolom
-
Pecahkan Batasan, Satukan Keberagaman : Nalitari Sebagai Komunitas Inklusi
-
Menghadapi Gelombang PHK Karyawan Melalui Lembaga Hubungan Industrial
-
Berkomunikasi dengan Teman Tuli, Tantangan yang Menyenangkan
-
Peran Penting Intimacy Coordinator: Seni, Profesionalisme & Batasan Aktor
-
Menyikapi Budaya Nongkrong: Hiburan atau Ajang Networking?
Terkini
-
Drama Korea Bad Prosecutor: Jaksa Nakal yang Membawa Keadilan dengan Cara Unik
-
Maju Calon Ketua PWI Mojokerto, Andy Yuwono: Semoga Konfercab Berjalan Adil dan Bermartabat
-
Bawa Striker Moncer Rafaelson, STY Akui Vietnam Jadi Lawan Kuat buat Timnas
-
Banjir Job, Lim Ji Yeon Kembali Dapat Tawaran Film Komedi Bareng Aktor Top
-
Antara Cinta dan Pengkhianatan: Pelajaran Hidup dari Novel Layangan Putus