Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | idra Fania
Ilustrasi anak-anak di sawah. (Freepik/Angrapangestu)

Pembelajaran online telah memantapkan dirinya sebagai bagian penting dari pendidikan di era digital. Namun dengan fleksibilitas dan efisiensinya, muncul pertanyaan dari orang tua dan pendidik mengenai dampaknya terhadap perkembangan karakter anak.

Apakah bentuk pendidikan ini mendorong kemandirian, atau malah menciptakan tantangan baru dalam kehidupan sosial dan emosional mereka?

Kebebasan Belajar yang Membentuk Kemandirian

Salah satu dampak positif yang sering disebutkan adalah pendidikan online mendorong anak menjadi lebih mandiri. Dalam lingkungan ini, anak dituntut untuk mengatur waktu, mempelajari materi secara mandiri, dan menyelesaikan tugas tanpa pengawasan langsung dari guru.

Bagi sebagian orang, ini adalah kesempatan berharga untuk mengembangkan keterampilan manajemen diri yang akan sangat bermanfaat bagi mereka di masa depan.

Ketika anak-anak kekurangan keterampilan atau dukungan yang diperlukan, tantangan dapat muncul dalam menangani tanggung jawab ini.

Banyak anak, terutama yang berada pada tahap awal perkembangan karakter, mungkin mengalami kesulitan memotivasi dirinya sendiri. Hal ini dapat menimbulkan perasaan kewalahan atau tersesat sehingga dapat menurunkan rasa percaya diri mereka.

Minimnya Interaksi Sosial dan Dampaknya pada Empati

Salah satu keterbatasan utama pendidikan online adalah berkurangnya keterlibatan sosial secara langsung. Di kelas konvensional, anak mempunyai kesempatan untuk berkolaborasi, menunjukkan empati, dan berkomunikasi dengan teman sebayanya.

Namun pembelajaran online membatasi interaksi ini pada layar, sehingga dapat menghambat perkembangan hubungan emosional.

Kurangnya keterlibatan sosial dapat mempengaruhi bagaimana seorang anak mengembangkan karakternya, terutama dalam hal empati dan kemampuan komunikasi.

Hal ini dapat menyebabkan anak-anak merasa lebih canggung dalam interaksi pribadi atau kehilangan kesempatan untuk belajar tentang dinamika sosial yang biasanya diperoleh melalui situasi kehidupan nyata.

Tantangan Konsentrasi dan Disiplin

Belajar dari rumah mungkin terdengar seperti ide bagus, namun sering kali memiliki tantangan tersendiri. Pendidikan online dapat menimbulkan berbagai gangguan, termasuk notifikasi media sosial, TV, atau mainan di sekitar. Bagi anak yang masih dalam tahap pengembangan disiplin diri, hal ini bisa menjadi kendala yang cukup besar.

Di sisi lain, tantangan-tantangan ini justru dapat memberikan peluang berharga bagi anak-anak untuk mengembangkan keterampilan mereka dalam mengelola gangguan dan tetap fokus pada tugas-tugas mereka. Dengan bimbingan yang tepat, mereka dapat belajar mengendalikan lingkungan belajarnya dan meningkatkan disiplin diri.

Peran Orang Tua yang Semakin Besar

Pendidikan online lebih menekankan peran orang tua dibandingkan sekolah tradisional. Mereka bertugas menjaga anak-anak mereka tetap fokus, memastikan mereka menyelesaikan tugas, dan membantu mereka memahami isinya.

Hal ini dapat menjadi peluang besar untuk mempererat ikatan keluarga, namun juga dapat menimbulkan stres bagi orang tua dan anak jika tidak dikelola secara efektif.

Di sinilah pentingnya strategi yang seimbang. Orang tua harus bertindak sebagai pendukung tanpa mengambil kendali atas tanggung jawab anak mereka. Hal ini memungkinkan anak-anak untuk belajar dari pengalaman mereka sendiri sambil merasa didukung sepanjang perjalanan.

Menghadapi Dunia yang Semakin Digital

Terlepas dari apa yang kita rasakan mengenai hal ini, dunia semakin condong ke arah solusi digital, dan pendidikan online adalah bagian penting dari evolusi ini.

Anak yang terbiasa dengan sistem ini akan memiliki kemampuan beradaptasi dengan teknologi yang akan menjadi keterampilan penting di masa depan.

Meskipun demikian, kita tidak boleh lupa bahwa teknologi hanyalah sebuah alat; yang terpenting adalah bagaimana anak memanfaatkannya untuk membangun karakter yang kuat dan utuh.

Penting bagi kita sebagai masyarakat untuk menyadari bahwa pendidikan online harus fokus pada akademik dan pengembangan karakter.

Sekolah dapat meningkatkan kurikulum online mereka dengan memasukkan pendidikan karakter melalui diskusi kelompok, proyek kolaboratif, atau kesempatan untuk refleksi pribadi.

Kesimpulan: Antara Tantangan dan Peluang

Pendidikan online secara signifikan mempengaruhi perkembangan karakter anak dalam berbagai cara. Hal ini mendorong kemandirian, kemampuan beradaptasi terhadap teknologi, dan manajemen diri, namun juga membawa tantangan dalam interaksi sosial, empati, dan kemampuan berkonsentrasi.

Kunci keberhasilan sistem ini adalah kemitraan antara sekolah, orang tua dan anak. Dengan strategi yang tepat, pendidikan online dapat secara efektif mentransfer pengetahuan dan juga membantu mengembangkan karakter yang kuat dan tangguh pada anak, serta mempersiapkan mereka untuk masa depan.

Masing-masing dari kita mempunyai peran dalam memastikan bahwa teknologi digunakan untuk meningkatkan pendidikan dengan tetap menghormati nilai-nilai inti kemanusiaan.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

idra Fania