Di era digital ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani kembali memunculkan gagasan progresif yang memancing diskusi publik.
Dalam siaran pers yang diterima pada Kamis (2/1/2025), ia mengungkapkan bahwa jual beli saham sebaiknya mulai diperkenalkan sejak tingkat sekolah dasar.
"Jual beli saham sekarang seharusnya ini sudah mulai diajarkan bukan di tingkat mahasiswa lagi tapi bahkan di tingkat sekolah dasar sehingga mereka menjadi getting familiar with dengan bursa efek," tuturnya, dikutip dari suara.com.
Pernyataan tersebut memancing perdebatan, baik dari sisi manfaat maupun implikasi bagi anak-anak.
Gagasan ini mungkin terdengar revolusioner, mengingat literasi keuangan di Indonesia memang masih rendah. Mengajarkan anak SD untuk memahami mekanisme pasar saham bisa menjadi langkah awal untuk membangun generasi yang melek finansial.
Tapi, apakah benar anak usia 6–12 tahun sudah siap menghadapi kompleksitas seperti ini? Bukankah mereka masih bergelut dengan matematika dasar dan membaca buku cerita?
Memang, beberapa negara maju telah memasukkan literasi keuangan dalam kurikulum sekolah mereka. Tapi perlu diingat, konteks budaya dan tingkat kesiapan sistem pendidikan mereka jauh berbeda.
Di Indonesia, banyak sekolah dasar yang bahkan belum memiliki fasilitas memadai atau akses internet yang stabil. Lalu, bagaimana mereka bisa belajar trading saham, yang memerlukan teknologi dan pemahaman ekonomi tingkat lanjut?
Tak hanya itu, mengajarkan anak SD tentang saham juga membawa risiko baru. Dunia saham penuh dengan ketidakpastian dan fluktuasi, yang dapat memengaruhi kondisi emosional mereka.
Alih-alih mempersiapkan mereka untuk masa depan, ini justru bisa menciptakan stres yang tidak perlu di usia muda. Apakah itu harga yang pantas dibayar untuk "familiar dengan bursa efek"?
Selain itu, muncul pertanyaan mendasar, apakah pengenalan saham di usia dini ini benar-benar bertujuan untuk memberdayakan anak-anak atau hanya untuk memperluas basis investor lokal?
Jika yang kedua, ini tampak seperti eksploitasi, bukan edukasi. Bagaimana dengan prioritas pendidikan lain seperti penguatan karakter, kemampuan berpikir kritis, dan kecakapan hidup? Bukankah itu lebih mendesak?
Sri Mulyani mungkin punya niat baik. Ia ingin generasi muda lebih siap menghadapi tantangan ekonomi di masa depan. Namun, implementasi ide ini perlu direncanakan matang dan mempertimbangkan banyak aspek.
Jika tidak, yang terjadi hanyalah penambahan beban baru bagi siswa dan guru di sekolah. Bukannya menghasilkan generasi hebat, kita malah menciptakan anak-anak yang kelelahan sejak dini.
Pendidikan harus seimbang, terutama bagi anak-anak. Mengenalkan literasi keuangan, termasuk saham, boleh saja. Tapi mungkin waktunya belum sekarang.
Mungkin lebih baik kita memulainya dari tingkat SMA atau perguruan tinggi, saat anak-anak sudah cukup matang secara emosional dan intelektual. Untuk anak SD? Biarkan mereka menikmati masa kecil mereka dulu, sambil perlahan mengenal dunia secara natural.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Keunikan Romansa di Lagu Id Like To Watch You Sleeping Karya Sal Priadi
-
Purging atau Alergi? Ini Cara Kenali Breakout Akibat Produk Baru
-
Menteri HAM Pamer Tiga Pacar: Kelebihan atau Kekurangan Seorang Pemimpin?
-
2025 Tahun Lahirnya Generasi Beta: Bagaimana Masa Depan Akan Dibentuk?
-
Sawit, Deforestasi, dan Konflik: Mengupas Visi Besar Presiden Prabowo
Artikel Terkait
-
Kecewa Pembangunan Daerah Lambat? Sri Mulyani: Ayo Buka APBD Bersama
-
Usulan Sri Mulyani Anak SD Belajar Pasar Saham Dinilai Bisa Tingkatkan Literasi Keuangan
-
Sri Mulyani Minta Anak SD Diajari Main Saham, Memangnya dari Segi Umur Sudah Boleh?
-
BI Catatkan Aliran Modal Asing Deras Masuk ke RI Selama 2024, Tapi Rupiah Terkapar Lemah
-
Apa Hukum Jual Beli Saham dalam Islam? Sri Mulyani Usul Anak SD Sudah Diajari soal Pasar Modal
Kolom
-
Anak Muda Indonesia, Kenapa Banyak yang Tak Mau Jadi Petani?
-
Membongkar Akar Korupsi: Apa yang Bisa Dipelajari Generasi Baru?
-
Tekun Belajar Tanpa Bimbel, Apakah Bisa Berprestasi?
-
Gaji Freshgraduate: Realita dan Harapan Anak Muda Indonesia
-
Susah Dapat Pekerjaan Sesuai Jurusan Kuliah? Ini Alasan dan Solusinya!
Terkini
-
Ulasan Buku Cerita dari Tanah Sufi: Tidak Boleh Meremehkan Orang Lain
-
3 Pelembab Korea Berbahan Snail Mucin, Bikin Wajah Plumpy dan Awet Muda
-
Lezat dan Lumer! Ini 3 Rekomendasi Tempat Makan Cheesecake Enak di Jogja
-
Trengginas di Piala AFF, Nguyen Xuan Son Bakal Jadi Lawan yang Setara bagi Jay Idzes?
-
Selamat! Rizky Febian dan Mahalini Umumkan Kehamilan Anak Pertama