Buku Beruang di Lantai Atas merupakan salah satu Seri Sastra Anak Asia yang ditulis oleh Chen Chen. Buku ini dialihbahasakan ke bahasa Indonesia oleh Amori Eliab dan diterbikan di penerbit Bhuana Ilmu Populer pada tahun 2022.
Hadir dalam kisah yang sedehana, buku ini bercerita tentang seekor beruang hitam yang hidup di apartemen di tengah kota bersama seorang gadis.
Setiap hari, Beruang selalu berada di lantai atas sambil menjalani hari-harinya menunggu si Gadis pulang kantor. Saat Gadis kembali ke apartemen, mereka akan melakukan aktivitas bersenang-senang seperti memasak, makan malam, dan berdansa bersama.
Suatu hari, setelah mereka selesai menyantap makan malam, sang Beruang tengah asyik menatap layar televisi. Di sana, terlihat pemandangan sungai yang membuat Beruang terkesan. Sang Beruang menatap layar TV itu dengan seksama, lalu ia pun merasa terhanyut ke dalam arus sungai dan berenang bebas di sana.
Kemudian saat Gadis itu membawa pohon natal ke apartemen, tiba-tiba Beruang pun membayangkan dirinya tengah berada di hutan. Ia berimajinasi kalau dirinya sedang bermain di alam bebas dan berinteraksi dengan burung-burung di sana. Sayangnya, hal itu membuat apartemen mereka berantakan dan si Gadis marah karenanya.
Saat Gadis menangis, beruang lantas pergi ke kamar dan merangkak ke bawah tempat tidur. Di sana, ia menemukan kotak tua berisi kostum pangeran, lalu memakainya untuk menghibur Gadis.
Selepas malam itu, Gadis lalu membawa beruang keluar rumah. Mereka menyusuri jalanan kota hingga tiba di sebuah hutan di bukit. Di sanalah, sang beruang bertemu sesamanya dan menggapai kebebasan hidup yang diimpikannya.
Ulasan buku
Buku yang hanya setebal 56 halaman ini bisa aku selesaikan dalam sekali duduk saja. Tidak butuh waktu lama, apalagi buku ini menggunakan yang naras singkat dan diperkaya dengan ilustrasi menarik.
Jika dibandingkan narasinya, bisa dibilang gambar pada buku ini lebih banyak porsunya sehingga membuat kita sebagai pembaca sangat betah menantikan kejutan di halaman berikut.
Sebagaimana buku anak yang biasa ditulis dengan sederhana, tetapi penuh kiasan. Buku ini juga hadir dalam versi yang simpel, tetapi mengandung makna yang mendalam. Kalau menurutku, buku ini menyiaratkan soal keinginan untuk meraih kebebasan hidup.
Sang Beruang merupakan metafora kehidupan. Ia digambarkan sebagai sosok yang hidup serba berkecukupan, tetapi hal itu tidak menjamin kalau ia mendapat kebebasan hidup karena sejatinya, beruang adalah makhluk yang hidup bebas di alam luas.
Hal yang sama bisa kita kiaskan dalam kehidupan manusia. Banyak sekali manusia yang terkurung oleh tanggung jawab, rutinitas yang membosankan, bahkan rutinitas yang itu-itu saja.
Bahkan manusia dipaksa untuk beradaptasi di tempat yang sama sekali tidak cocok dengannya selayaknya sang Beruang yang harus hidup di kota daripada di hutan.
Tingkah beruang yang merusak kala melihat pemandangan sungai di TV sampai mengacaukan apartemen karena memainkan pohon natal, aku anggap sebagai gambaran pemberontakan hidup yang monoton.
Demi keluar dari kehidupan yang membosankan dan tidak sesuai "habitat", manusia sewaktu-waktu juga bisa memberontak seperti beruang.
Meskipun buku ini dibuat untuk anak-anak, makna yang mendalam tentang arti kehidupan layak direnungkan juga oleh orang dewasa.
Melewati hari-hari yang sepi, kita bisa merasakan kehangatan lewat penggambaran interaksi gadis dan beruang yang sangat akrab dan membayangkan hari pembebasan akan tiba suatu saat nanti.
Di sisi lain, ilustrasi yang digunakan dalam buku ini juga sangat cantik. Ditambah dengan nuansa earth tone yang digunakan sebagai pewarnaan ilustrasi, membuat kesan heartwarming semakin terasa.
Identitas buku
Judul: Beruang di Lantai Atas
Penulis: Chen Chen
Alih bahasa: Amori Eliab
Penerbit: Bhuana Ilmu Populer
Tahun terbit: 2022
Tebal buku: 56 halaman
Baca Juga
-
Ulasan Novel When Love Walked in: Dari Pacar Pura-Pura, Lalu Beneran Jatuh Cinta
-
Ulasan Novel Celebrity Wedding: Pernikahan Palsu Akuntan dan Artis Terkenal
-
Buku Seni Penjara: Kumpulan Mahakarya yang Tercipta dari Balik Jeruji Besi
-
Ketupat Pecel dan Keragaman Rasa yang Menyatukan Keluarga di Hari Raya Lebaran
-
Dilema Tampil Modis dan Ancaman Fast Fashion bagi Lingkungan
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel Saha: Perjuangan Identitas di Tengah Penindasan Sosial
-
Ulasan Novel Parade Hantu Siang Bolong:Eksplorasi Budaya Jawa Lewat Ritual
-
Jane Karya Rachel Givney: Cinta dan Pilihan Takdir di Antara Waktu
-
Ulasan Novel Journal of Terror: Kisah Prana Bersama Roh-Roh Penasaran
-
Ulasan Novel Happiness Battle: Sisi Gelap Kehidupan Ibu-Ibu Sosialita
Ulasan
-
Ulasan Novel Saha: Perjuangan Identitas di Tengah Penindasan Sosial
-
Menepi ke Sunyi: Tahura dan Seni Melambat di Tengah Dunia yang Bergegas
-
Mengintip Pesona Pantai Kempala, Destinasi Favorit Para Peziarah!
-
TWS 'Double Take': Hip Hop Jadul yang buat Playlistmu Nggak Boring
-
Ulasan Novel Parade Hantu Siang Bolong:Eksplorasi Budaya Jawa Lewat Ritual
Terkini
-
Law and The City Bagikan Dinamika Hubungan Mun Ka Young dan Lee Jong Suk
-
Daftar Harga dan Spesifikasi HP BlackBerry Terbaru 2025: Kembali Nostalgia!
-
Hearts2Hearts Temukan Tipe Ideal di Lagu Comeback Terbaru Bertajuk 'Style'
-
Marissa Anita Sosialita yang Mulai Gila? Netflix Hadirkan A Normal Woman!
-
Mulai Rp 1,4 Juta, Ini Daftar Harga Tiket Konser NCT Dream di Jakarta