Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | idra Fania
Ilustrasi globalisasi. (Pixabay/geralt)

Teknologi telah menjadi bagian penting dalam kehidupan modern, terutama di tempat kerja. Bagi generasi muda, terutama yang baru memulai karier, teknologi menawarkan pintu gerbang menuju berbagai peluang.

Namun, selain manfaatnya yang tidak dapat disangkal, teknologi juga mempunyai dampak psikologis yang signifikan terhadap generasi muda di tempat kerja.

Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi bagaimana teknologi berdampak pada kesejahteraan mental generasi muda di lingkungan profesional dan bagaimana mereka dapat mengatasi tantangan-tantangan ini.

Tekanan untuk Selalu Tersedia

Salah satu dampak terbesar teknologi di tempat kerja adalah munculnya budaya selalu aktif. Dengan alat komunikasi seperti email, aplikasi pesan instan, dan platform kolaborasi, banyak anak muda merasa harus siap bekerja setiap saat, bahkan di luar jam kerja normal.

Hal ini menimbulkan tekanan psikologis yang signifikan, seperti perasaan cemas saat notifikasi masuk atau perasaan bersalah saat tidak segera membalas pesan.

Budaya yang sering disebut sebagai budaya selalu aktif ini dapat mengaburkan batasan antara kehidupan pribadi dan profesional.

Ketika individu muda tidak mempunyai ruang untuk memutuskan hubungan dari pekerjaan, risiko kelelahan mental atau burnout meningkat. Pada akhirnya, hal ini dapat mempengaruhi produktivitas jangka panjang mereka.

Kompetisi dan Kebutuhan Akan Pengakuan

Media sosial dan platform profesional seperti LinkedIn telah menciptakan lingkungan di mana generasi muda sering membandingkan diri mereka dengan kolega atau rekan mereka.

Di dunia yang semakin terhubung, prestasi seseorang mudah terlihat oleh banyak orang sehingga menimbulkan tekanan untuk selalu tampil sukses. Teknologi telah meningkatkan kebutuhan akan pengakuan, yang dapat berdampak pada kesehatan mental.

Individu muda sering kali merasa terdorong untuk secara konsisten melakukan yang terbaik atau mengambil tanggung jawab tambahan hanya untuk “memenuhi standar.” Jika perasaan tersebut tidak dikelola dengan baik, maka dapat berujung pada stres berlebihan bahkan hilangnya rasa percaya diri.

Dampak terhadap Hubungan Interpersonal

Meskipun teknologi telah mempermudah komunikasi, teknologi juga dapat berdampak pada hubungan antarpribadi di tempat kerja.

Banyak anak muda yang merasa lebih nyaman berkomunikasi melalui pesan teks atau email dibandingkan melakukan percakapan tatap muka. Hal ini menciptakan tantangan dalam membentuk hubungan otentik dengan rekan kerja.

Di sisi lain, teknologi dapat meningkatkan kolaborasi antar lokasi melalui konferensi video atau platform kolaborasi online.

Namun, ketergantungan yang berlebihan pada teknologi dapat mengurangi empati, karena komunikasi digital sering kali tidak memiliki isyarat nonverbal seperti ekspresi wajah dan nada suara.

Peran Teknologi dalam Peningkatan Keterampilan

Meskipun teknologi menghadirkan tantangan, teknologi juga memberikan peluang besar bagi generasi muda untuk memperoleh keterampilan baru.

Platform pembelajaran online, alat kolaborasi, dan aplikasi manajemen waktu dapat membantu mereka bekerja lebih efisien dan produktif.

Individu muda yang menguasai teknologi sering kali memperoleh keunggulan kompetitif di tempat kerja. Namun perlu disadari bahwa adaptasi terhadap teknologi memerlukan pendekatan yang seimbang.

Penguasaan teknologi tanpa memahami dampak psikologisnya dapat menimbulkan ketidakseimbangan yang pada akhirnya merugikan individu.

Mengelola Dampak Teknologi di Tempat Kerja

Untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh teknologi, generasi muda perlu mengembangkan strategi yang sehat dalam penggunaannya.

Salah satu langkah pertama adalah menetapkan batasan yang jelas antara kehidupan pribadi dan pekerjaan Anda. Misalnya, mengatur waktu tertentu untuk menghindari memeriksa email atau mematikan notifikasi saat istirahat bisa sangat efektif.

Selain itu, penting untuk meningkatkan keterampilan komunikasi interpersonal di luar platform digital.

Generasi muda harus fokus membangun hubungan yang bermakna dengan rekan kerja melalui percakapan tatap muka, yang tidak hanya menumbuhkan kepercayaan tetapi juga membantu meringankan perasaan kesepian yang mungkin timbul akibat isolasi teknologi.

Perusahaan juga memainkan peran penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang mengedepankan keseimbangan yang sehat dengan teknologi.

Dengan menawarkan pelatihan mengenai kesehatan mental atau memberikan ruang bagi karyawan untuk bersantai, organisasi dapat mendukung generasi muda dalam mengelola stres yang terkait dengan penggunaan teknologi.

Kesimpulan

Teknologi, selain menawarkan banyak manfaat, juga memiliki dampak psikologis yang kompleks terhadap generasi muda di tempat kerja.

Tekanan untuk tetap terlibat dan kesulitan dalam membentuk hubungan interpersonal mempunyai dampak yang signifikan terhadap kesejahteraan mereka.

Namun, dengan pendekatan yang seimbang dan dukungan dari perusahaan, generasi muda dapat memanfaatkan teknologi secara positif tanpa mengorbankan kesehatan mentalnya.

Pada akhirnya, tantangan-tantangan ini memberikan peluang bagi generasi muda untuk belajar bagaimana mengelola teknologi dengan bijak, sehingga memungkinkan mereka tidak hanya menjadi pekerja produktif tetapi juga menjadi individu yang sehat secara emosional.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

idra Fania