Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, demikian nama gerakan atau program yang diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menenagah (Kemendikdasmen) pada 27 Desember 2024 lalu. Gerakan ini adalah bagian dari Asta Cita ke-4 dalam visi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming.
7 kebiasaan tersebut adalah Tujuan dari Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat adalah Bangun Pagi, Beribadah, Berolahraga, Makan Sehat dan Bergizi, Gemar Belajar, Bermasyarakat, dan Tidur Cepat. Tujuanya membentuk generasi anak Indonesia unggul secara akademis, sehat, berkepribadian kuat, dan peduli sosial dan lingkungan.
Guna mendukung program ini, diluncurkan juga program pendamping berupa Senam Anak Indonesia Hebat hingga Album Lagu Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat. Semua itu dalam rangka mendukung implementasi dan internalisasi Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat.
Program ini diterapkan dari jenjang PAUD hingga SMA. Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat ini diinternalisasikan melalui berbagai pendekatan. Mulai dari pendekatan berbasis kelas lewat kegiatan belajar mengajar sehari-hari, budaya sekolah, keluarga, juga dalam berbagai kegiatan di lingkungan masyarakat (cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id).
Jika kita cermati, program Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat adalah tentang pembentukan kebiasaan. Sedangkan kita tahu, membentuk kebiasaan (habit) bukan hal yang bisa dilakukan secara instan. Ada tahapan-tahapan agar 7 hal tersebut benar-benar terinternalisasi dan menjadi kebiasaan anak-anak kita.
Membentuk kebiasaan (habit)
Menurut Alwisol (2006) suatu karakter dikembangkan melalui tahap pengetahuan (knowing), acting, menuju pada tahap kebiasaan (habit) dan karakter tidak sebatas hanya pada pengetahuan. Karakter menjangkau wilayah emosi dan kebiasaan diri, sehingga diperlukan tiga komponen karakter yang baik yaitu moral knowing atau pengetahuan tentang moral, moral feeling atau perasaan tentang moral dan moral action atau perbuatan bermoral. Jadi, anak mampu memahami, merasakan, dan mengerjakan sekaligus nilai-nilai moral.
Tiga komponen pembentuk kebiasaan dan karakter di atas mesti dibangun untuk mengimplementasikan Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia. Artinya kebiasaan-kebiasaan mulai dari Bangun Pagi, Beribadah, Berolahraga, Makan Sehat dan Bergizi, Gemar Belajar, Bermasyarakat, dan Tidur Cepat, mesti ditanamkan secara bertahap mulai dari pengetahuan (moral knowing), perasaan (moral feeling), hingga menjadi tindakan yang terbiasa (moral action).
Sebelum menjadi kebiasaan, anak mesti paham dan bisa merasakan manfaat bangun pagi, beribadah, olahraga, makan sehat bergizi, belajar, bermasyarakat, dan tidur cepat. Ketika anak terus melakukan, paham dan bisa merasakan manfaatnya, maka kebiasaan akan terbentuk. Di sinilah peran guru, orang tua, hingga lingkungan masyarakat dalam proses pembiasaan ini menjadi kunci kesuksesan gerakan ini.
Sinergi Tripusat Pendidikan
Penanaman dan pembiasaan Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia menjadi sangat bergantung pada sinergi antara orang tua (keluarga), guru (sekolah), dan masyarakat. Ini selaras dengan konsep Tri Sentra Pendidikan Ki Hadjar Dewantara “Di dalam hidupnya anak-anak ada tiga tempat pergaulan yang menjadi pusat pendidikan yang amat penting baginya, yaitu alam keluarga, alam perguruan, dan alam pergerakan pemuda."
UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas menyebut konsep tersebut dengan istilah Tripusat Pendidikan yakni pendidikan keluarga, pendidikan sekolah, dan pendidikan masyarakat. Dalam menanamkan kebiasaan di atas, ketiganya mesti bersinergi, bekerja sama, saling mendukung, dan memperkuat secara konsisten.
Pengetahuan tentang manfaat bangun pagi, misalnya, atau makan sehat, olahraga, dan tidur cepat yang telah didapatkan anak di sekolah dari guru, harus dapat penguatan dari orang tua ketika anak di rumah, sehingga pembiasaan berjalan efektif. Jangan sampai kedua lingkungan ini justru saling bertentangan atau tidak konsisten dalam menerapkannya. Di sinilah, membangun komunikasi dan sinergi yang kuat antara guru dan orang tua menjadi penting.
Selain sinergi keluarga dan sekolah, lingkungan masyarakat yang mendukung terbentuknya kebiasaan tersebut juga tidak kalah penting. Salah satu kebiasaan yang ditanamkan kepada anak dalam program ini juga adalah bermasyarakat. Jadi, pengawasan secara sosial dari lingkungan sekitar mesti dilakukan, sehingga butuh kekompakan dari masyarakat untuk mendukung Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia.
Secara menyeluruh, kesuksesan gerakan ini bergantung dari sejauh mana kolaborasi dan dukungan lintas sektor dilakukan secara konsisten. Dari pemerintah, sekolah, orang tua (keluarga) hingga masyarakat secara luas, semua mesti saling mendukung, berkolaborasi, dan bekerja sama untuk membentuk habit anak Indonesia hebat.
Baca Juga
-
The Nutcracker and The Mouse King: Dongeng Klasik Jerman yang Tak Lekang oleh Waktu
-
17 Tahun Itu Bikin Pusing: Inspirasi Menjadi Gen Z Tangguh Pantang Menyerah
-
Ulasan Buku Karya Rebecca Hagelin: Tips Melindungi Anak dari Konten Negatif
-
Kitab Anti Bodoh: Menjadi Pemilih Cerdas Tanpa Cacat Logika
-
Modal Ngeblog Bisa Sampai Yurop: Rahasia Jalan-Jalan Gratis dari Menulis
Artikel Terkait
-
Tawa Lisa Mariana Kala Hotman Paris Pajang Foto Lawas Ridwan Kamil
-
Berapa Gajinya? Heboh Anak Jess No Limit Diduga Diasuh 2 Suster Premium Sekaligus
-
Anak Lisa Mariana Lahir Tahun Berapa? Teka-teki Nama Ayah di Akta Kelahiran Akhirnya Terungkap
-
Menyoal Tuntutan Lisa Mariana ke RK, Apakah Ayah Wajib Nafkahi Anak di Luar Nikah?
-
Pesan Titiek Puspa Terkait Kematiannya Ternyata Diungkap 5 Tahun Lalu
Kolom
-
Prabowo Sibuk Gaungkan 'Indonesia Cerah', Sementara Rakyat Masih Gigit Jari
-
Gagasan Pendidikan Ki Hajar Dewantara, Perlunya Akses Pendidikan Merata
-
Inspirasi Ki Hajar Dewantara: 'Manual Guide' Bidang Pendidikan dan Politik
-
Perampasan Aset Koruptor: Keadilan yang Tidak Boleh Dikompromikan
-
Dilema Ekonomi Kretek: Perempuan di Balik Asap dan Rupiah
Terkini
-
Review The Monkey: Film Horor yang Bikin Kamu Ngecek Bawah Tempat Tidur!
-
Tamat Malam Ini, 7 Pemain Drama The Art of Negotiation Ucapkan Terima Kasih
-
Ulasan Film Petak Umpet, Kisah Legenda Horor Hantu Wewe Gombel
-
Food Waste, PR Besar di Balik Makan Bergizi Gratis
-
Babak 8 Besar Piala Asia U-17: Ajang Unjuk Gigi Negara-Negara Non-Unggulan