Jadwal comeback idol KPop terlalu padat, ketika persaingan ketat menghilangkan kenikmatan meresapi lagu.
Kita mungkin sudah tidak asing lagi dengan ketatnya persaingan di Korea Selatan. Mulai dari pendidikan, ekonomi, olahraga, hingga hiburan seperti musik KPop, tak lepas dari fenomena ini. Semunya terasa begitu sengit hingga terasa toksik bagi sebagian orang.
Ketatnya persaingan di kalangan idol KPop ini bisa dilihat dari jadwal comeback mereka yang terlalu berdekatan. Seperti dalam satu hari ada beberapa idol yang merilis lagu bersamaan.
Tak hanya itu, masing-masing idol juga kerap merilis begitu banyak lagu dalam setahun. Bahkan satu idol bisa comeback dengan 2-3 album dalam setahun sudah terlihat biasa dan lumrah.
Fenomena munculnya begitu banyak lagu di waktu bersamaan membuat fans dan pendengar KPop secara umum tidak bisa menikmati momen tersebut dengan maksimal. Setelah dalam 1 hari muncul beberapa lagu berbarengan, besoknya sudah muncul lagi lagu-lagu baru di minggu yang sama.
Pusing sekali.
Terlalu banyak lagu yang dirilis juga membuat beberapa lagu tampak tidak spesial dan membosankan. Karena tampak seolah sama dengan rilisan lain di waktu yang berdekatan. Keunikan dari lagu tersebut seperti hilang, meski tidak semua seperti itu.
Belum lagi saat masih asyik dengan lagu dan momen di era itu, tapi fans seperti "dipaksa move on" karena sudah ada album baru berikutnya yang akan segera dirilis.
Banyaknya album yang dikeluarkan 1 artis pertahun juga menyebabkan masa promosi mereka terlalu singkat. Sehingga terasa seperti berakhir begitu saja padahal baru saja dimulai.
Esensi dari menikmati lagu jadi seolah hilang karena serba diburu-buru. Bahkan terkadang, sebagian fans merasa lelah dengan aktivitas fangirling/fanboying mereka karena 'dijejali' begitu banyak konten sebelum masa promosi yang singkat berakhir.
Tidak hanya itu, musik yang seharusnya menciptakan emosi positif dan kenyamanan juga sering berubah menjadi fanwar di media sosial. Mulai dari perdebatan konsep atau genre yang seolah tampak sama atau paling bagus, hingga perebutan chart yang membuat fans over proud.
Miris sekali.
Padahal, sama seperti genre musik lainnya, esensi KPop adalah untuk bersenang-senang melalui selera lagu yang sama. Bukan untuk saling menyudutkan dengan menyebut seleranya lebih baik dibanding yang lain.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Tag
Baca Juga
-
Lebih dari Sekadar Pelukan, Ini Kehangatan Lagu SEVENTEEN 'Hug'
-
Lagu EXO Love Me Right: Rela Lakukan Apa pun Demi Cinta yang Seluas Galaksi
-
BOYNEXTDOOR IF I SAY, I LOVE YOU: Kacaunya Hari Cerah Pasca Putus Cinta
-
Ulasan Reviewer Abal-abal, Tapi Opini Orang Awam Juga Harus Dipertimbangkan
-
Cinta Layaknya Laut yang Tak Berujung dalam Lagu Atlantis dari SHINee
Artikel Terkait
-
Renjun NCT Dream Punya Harta Rp 101 Miliar
-
Tahu Beratnya Terjun di Industri K-Pop, BIBI Sempat Tak Setuju Nakyoung tripleS Jadi Idol
-
BIBI Ungkap Sempat Menentang Adiknya Debut Sebagai Idol, Ini Alasannya
-
Beda Perjalanan Karier Musik Salma Salsabil vs Dimansyah Laitupa, Duo Jebolan Indonesian Idol Sah Menikah
-
Posisi Kembar Mayang di Acara Resepsi Salma Salsabil dan Dimansyah Bikin Salfok: Kalau Masih Gadis Harusnya....
Kolom
-
Lebih dari Sekadar Kata: Memahami Bahasa Cinta yang Tak Kasat Mata
-
Nikmati Drama Sebagai Drama Saja, Jangan Seret ke Dunia Nyata
-
DeepSeek vs. ChatGPT: Siapkah AI Baru Ini Menggeser Sang Raja Chatbot?
-
Pendidikan Antikorupsi: Bagaimana Mengajarkannya di Sekolah?
-
Kesenjangan Sosial di Balik Kemewahan Media Sosial
Terkini
-
Review Anime Maou 2099, Ketika Sihir Kuno Bertemu Teknologi Futuristik
-
Ending Drama Korea Trauma Code: Heroes on Call Versus Webtoon Trauma Center
-
Kiss of Life akan Tampil di Festival Musik Terbesar Eropa 'Sziget Festival'
-
Netflix Menang atas Gugatan Sekte Agadongsan di Serial In the Name of God
-
Lawan India U-20, Kesempatan Terakhir Indra Sjafri untuk Tingkatkan Optimisme Pendukung