![Mengawal Media Sosial: Langkah Bijak Melawan Konten Negatif](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/01/28/71274-ilustrasi-penggunaan-media-sosial-freepikfreepik.jpg)
Kita harus mengakui bahwa media sosial memiliki kekuatan unik untuk memikat pemirsanya. Hiburan, pendidikan, perjalanan, dan bahkan konten sejarah di saluran seperti YouTube dapat memengaruhi cara orang berpikir dan melihat sesuatu.
Konten yang membanjir di berbagai platform seperti YouTube, TikTok, dan Facebook Live saat ini menjadi cerminan nyata dinamika kehidupan modern. Ini adalah bagian tak terpisahkan dari derasnya arus tren, pesatnya perkembangan teknologi, dan transformasi digital yang merangkul setiap aspek kehidupan kita.
Oleh karena itu, para pembuat konten yang terlibat memiliki peran dan tanggung jawab besar dalam membentuk pola pikir dan sikap penontonnya. Mereka tak hanya sekadar menghibur, tetapi juga menginspirasi, mendidik, dan mendorong penonton untuk tumbuh ke arah yang lebih positif.
Hal ini perlu tercermin dalam karya kreatif dan produk konten yang diunggah di media sosial. Namun, tidak semua konten yang beredar di YouTube dan platform lain memiliki kualitas ini. Faktanya, banyak di antaranya yang mengandung konten negatif dan tidak mendidik.
Untuk memungkinkan terciptanya dan produksi konten yang membangun dan bermanfaat, para kreator perlu merancang dan membuat aturan dan regulasi yang disepakati guna menjaga konten tetap pada jalurnya.
Jangan sampai kebebasan tanpa batas justru membuat konten kehilangan nilai dan tidak memberikan manfaat apa pun bagi para audiens.
Bila perlu, pembuat konten bisa berpartisipasi dalam forum dan papan diskusi untuk menetapkan aturan dan regulasi untuk konten mereka.
Di sisi lain, hal ini juga menjadi tanggung jawab bersama bagi lembaga pendidikan, sektor keagamaan, tokoh masyarakat, dan pemerintah untuk melibatkan generasi muda dan membimbing mereka dalam memilah dan memilih hiburan yang akan bermanfaat bagi mereka.
Di masa mendatang, tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran publik dan memprioritaskan serta menyoroti program-program yang positif dan konstruktif.
Lebih jauh lagi, bimbingan dan kepemimpinan ini menciptakan kontrol sosial yang kuat yang mendorong para pembuat konten untuk mengeluarkan acara-acara yang kaya konten.
Bila diperlukan, pembuat konten atau regulator nasional akan menerbitkan sertifikasi yang menjamin kredibilitas, kompetensi, dan integritas para kreator.
Pada dasarnya, menciptakan konten yang mendidik sekaligus menghibur memang bukan suatu pekerjaan yang terbilang mudah.
Namun, tantangan ini justru menjadi peluang emas bagi para kreator untuk terus berpikir kreatif, memberikan pencerahan bagi audiens, dan menyajikan karya yang berkelas serta penuh nilai.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Gandeng Banyak Seniman, Starship Siap Debutkan Girl Group KiiiKiii
-
Regulasi Pembatasan Media Sosial untuk Anak: Mengapa Mendesak?
-
Siapa Ratu Sedunia? Ngaku Pewaris Kerajaan Surya Loka Langit, Cairkan Warisan di 17 Negara hingga Berlian 57 Kg!
-
Google Sepakat Ikut Aturan Prabowo untuk Batasi Anak Main Medsos
-
Instagram Lindungi Remaja dari Konten Negatif: Apa Saja Fiturnya?
Kolom
-
Pentingnya Melestarikan Budaya Lokal di Tengah Arus Globalisasi
-
Pemotongan Anggaran BMKG: Deteksi Dini Gempa Bumi dan Tsunami Terancam?
-
Produser Eksekutif: Bos di Balik Layar yang Jarang Disorot
-
Regulasi Pembatasan Media Sosial untuk Anak: Mengapa Mendesak?
-
Mendidik atau Merusak? Kasus Guru di Banjarmasin yang Mematahkan Harapan
Terkini
-
Bikin Tampilanmu Makin Stunning! Ini 5 Outfit Girls Day Out ala Pla Kewalin
-
Sukses! KKN Unila Implementasi Nilai Pancasila di SDN 1 dan 2 Merbau Mataram
-
Review Film Pulung Gantung Pati Ngendat: Ketika Mitos Menjadi Teror Nyata!
-
Piala Asia U-20: Menantikan Racikan Full Mode Indra Sjafri di Laga Perdana Kontra Iran
-
Mulai Kalah Saing, Era Jordi Amat di Timnas Indonesia Perlahan Usai?