Fenomena "Korean Wave" atau Hallyu yang telah melanda dunia selama dua dekade terakhir tidak hanya memengaruhi budaya populer, tetapi juga menciptakan fenomena sosial yang menarik, khususnya di kalangan remaja. K-Pop, sebagai salah satu bentuk budaya Korea, menjadi sangat populer di Indonesia, terutama di kalangan remaja yang tergabung dalam berbagai fanbase K-Pop. Salah satu fanbase yang cukup besar di Indonesia adalah TreasureMaker, penggemar dari boy group Treasure. Namun, di balik fenomena kecintaan terhadap K-Pop ini, ada satu pertanyaan yang muncul: apakah hubungan yang dibangun antara remaja penggemar dan idola K-Pop mereka hanya sebuah pelarian dari rasa kesepian?
Para penggemar K-Pop, khususnya remaja, membangun hubungan yang lebih dari sekadar kekaguman terhadap idola mereka. Melalui platform media sosial khusus seperti Weverse, penggemar dapat berinteraksi langsung dengan idola mereka, mendapatkan pesan pribadi, serta menikmati konten eksklusif yang memperdalam keterikatan emosional mereka. Aplikasi ini memberi penggemar pengalaman yang lebih personal dan terasa dekat dengan idola mereka. Keterikatan ini kemudian menumbuhkan perasaan yang sering kali melebihi sekadar kekaguman sebuah bentuk hubungan yang dikenal dengan istilah hubungan parasosial. Hubungan parasosial ini adalah suatu hubungan sepihak, di mana seorang penggemar merasa terhubung secara emosional dengan seorang tokoh atau idola, meskipun hubungan tersebut tidak saling menguntungkan.
Dalam banyak kasus, hubungan parasosial ini menjadi semacam pelarian dari perasaan kesepian yang dialami remaja. Banyak remaja, terutama mereka yang memiliki kesulitan dalam membentuk hubungan sosial yang bermakna di kehidupan nyata, menemukan kenyamanan dalam berinteraksi dengan idola mereka melalui platform digital. Sebagai pengganti dari hubungan sosial yang mereka rasakan tidak memadai, mereka merasa dihargai, bahkan terhubung secara emosional dengan idola yang tidak mengenal mereka secara pribadi. Di dunia yang serba terhubung ini, para penggemar bisa merasa seolah-olah mereka memiliki hubungan yang lebih dari sekadar hubungan penggemar-idola, sebuah hubungan yang memberi mereka rasa dihargai dan diakui.
Penelitian yang dilakukan oleh Hasna Rafifah dan Endah Nawangsih (2024) dalam jurnal riset psikologi Universitas Islam Bandung mengungkapkan adanya hubungan yang sangat kuat antara rasa kesepian dan kecenderungan untuk menjalin hubungan parasosial dengan idola. Semakin tinggi tingkat kesepian yang dirasakan seorang remaja, semakin kuat pula hubungan parasosial yang dibangun dengan idola mereka. Fenomena ini menunjukkan bahwa bagi remaja yang merasa kesepian, hubungan parasosial menjadi suatu cara untuk mengisi kekosongan emosional dan sosial yang mereka alami dalam kehidupan nyata. Keterikatan yang terbangun dari interaksi di media sosial menjadi cara bagi mereka untuk merasa lebih terhubung dengan dunia luar, meskipun hanya melalui ilusi hubungan dengan idola.
Namun, fenomena ini tidak sepenuhnya tanpa dampak negatif. Meskipun hubungan parasosial dapat memberi rasa pengakuan dan kebersamaan, ketergantungan berlebihan pada hubungan semacam ini bisa membawa dampak yang merugikan. Banyak remaja yang terobsesi dengan idola mereka hingga menyebabkan mereka menghabiskan waktu berlebihan di media sosial, bahkan mengabaikan aktivitas lain yang lebih penting, seperti tugas sekolah atau interaksi sosial dengan teman-teman di dunia nyata. Dalam kasus yang lebih ekstrem, ketergantungan pada hubungan parasosial bisa mengarah pada perilaku obsesif, seperti stalking atau bahkan menciptakan batasan yang kabur antara dunia nyata dan dunia maya.
Bagi para penggemar yang merasa kesepian, dunia maya dan hubungan parasosial ini menawarkan suatu bentuk hubungan tanpa risiko penolakan, yang mungkin tidak dapat mereka temukan dalam hubungan sosial mereka yang sesungguhnya. Namun, ketergantungan yang berlebihan terhadap dunia maya juga dapat mengisolasi mereka dari dunia nyata, memperburuk perasaan kesepian, dan mengurangi keterampilan sosial mereka. Jika hubungan parasosial tidak dikelola dengan baik, ia bisa berujung pada perilaku yang lebih merugikan, baik bagi penggemar maupun idola mereka.
Fenomena ini seharusnya menjadi perhatian bagi masyarakat, khususnya orang tua dan pendidik, untuk lebih memperhatikan kebutuhan sosial dan emosional remaja. Keterampilan sosial yang baik sangat penting untuk membantu remaja menjalani kehidupan sosial yang sehat dan bermakna, sehingga mereka tidak terjebak dalam hubungan parasosial yang berlebihan. Meskipun hubungan dengan idola dapat memberikan rasa kebersamaan, keseimbangan antara dunia maya dan dunia nyata harus dijaga, agar penggemar tidak kehilangan koneksi yang lebih mendalam dan autentik dengan dunia nyata dan orang-orang di sekitarnya.
Di balik fenomena yang tampaknya menyenangkan ini, kita perlu memahami bahwa kesepian remaja adalah masalah yang kompleks. Dalam banyak kasus, fenomena parasosial ini hanya menutupi perasaan kosong yang lebih dalam dan membutuhkan perhatian serius. Oleh karena itu, penting untuk mengedukasi remaja tentang pentingnya membangun hubungan sosial yang sehat, baik secara langsung maupun melalui media sosial, serta untuk memberikan dukungan emosional yang mereka perlukan agar tidak terjebak dalam keterikatan yang semu. Seiring dengan berjalannya waktu, diharapkan remaja dapat menemukan keseimbangan antara hubungan digital dan dunia nyata mereka, yang pada akhirnya dapat membantu mereka merasa lebih terhubung dengan orang-orang di sekitarnya.
Baca Juga
-
Fungsi Eksekutif pada Dewasa Awal, Menelusuri Jejak Pola Asuh Orang Tua
-
Instagram dan Cyberbullying: Apa yang Harus Diketahui Mahasiswa?
-
Basiacuong Kampar: Warisan Budaya yang Membentuk Kecerdasan Interpersonal
-
Kesejahteraan Psikologis Guru Honorer, Solusi atau Ilusi?
-
Penyebab hingga Solusi, Mengapa Generasi Z Cenderung Mudah Berhenti Kerja?
Artikel Terkait
-
Jangan Sepelekan Cedera Olahraga, Penting untuk Menangani secara Optimal Sejak Dini
-
Heboh Diet Ekstrem Idol K-Pop Saat Masa Promosi, Rei IVE Bongkar Makanan yang Dikonsumsi
-
Kesepian di Tengah Keramaian: Review Novel 'Malam Putih'
-
Angkat Sisi Lain Hidupnya, Yeji ITZY Blak-blakan Soal Album Solo
-
Visual Taeyeon di Konser The Tense Mencuri Perhatian: Auranya Luar Biasa!
Kolom
-
Fungsi Eksekutif pada Dewasa Awal, Menelusuri Jejak Pola Asuh Orang Tua
-
Deforestasi dan Krisis Iklim: Mengapa Hutan Adalah Harapan Terakhir Kita?
-
Ramadan Tanpa Distraksi, Waktunya Puasa dari Gadget!
-
Kota Tenggelam: Bagaimana Perubahan Iklim Mengancam Daerah Pesisir?
-
Saling Berbagi di Ramadan: Mengapa Memberi Lebih Membahagiakan?
Terkini
-
Anak Rantau Wajib Tahu! 5 Rekomendasi Tempat Berburu Takjil di Bandung
-
Tips Menentukan Parfum Pria Sesuai Usia: Dari Segar hingga Sophisticated
-
Nada Dering Keren Bebas Virus? Ini 8 Rekomendasi Situs Download Aman!
-
Mewah! 4 Serum dengan Ekstrak Gold untuk Kulit Lebih Kenyal dan Terawat
-
Sontek 4 Outfit Ngabuburit Kece ala Jun SEVENTEEN, Bikin Tampil Beda!