Momen pekerja Program Makan Bergizi Gratis (MBG) menerima gaji pertamanya mencuri perhatian publik dan tengah ramai diperbincangkan. Hal itu lantaran besaran upah yang diterima disebut warganet lebih tinggi dibanding penghasilan sebagian guru honorer.
Mengutip Suara.com, dalam sebuah video memperlihatkan seorang pemuda berinisial AN yang bekerja sebagai pencuci tray dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Warganet yang menyaksikan video itu memperkirakan gaji pencuci tray mencapai sekitar Rp1,8 juta. Nominal tersebut diklaim sebagai hasil kerja selama 18 hari.
Sejumlah komentar di media sosial terutama di TikTok, menyoroti bagaimana pekerjaan sederhana seperti mencuci tray dalam program MBG bisa memberikan penghasilan yang dinilai lebih layak dibanding profesi guru honorer yang telah lama bergelut di dunia pendidikan.
Sebagian netizen menganggap fenomena ini sebagai tamparan bagi pemerintah terkait kesejahteraan tenaga pendidik. Di sisi lain, publik juga melihat hal ini sebagai bukti bahwa program MBG bukan hanya memastikan asupan gizi masyarakat, tetapi juga membuka lapangan kerja baru.
Presiden Prabowo dalam pidatonya pada Sidang Tahunan MPR RI pada Jumat (15/8/2025) sebelumnya menyebut MBG telah menciptakan 290 ribu lapangan kerja di seluruh Indonesia.
Namun, perdebatan di ruang publik ini juga memperlihatkan adanya kesenjangan dalam struktur pengupahan di Indonesia. Profesi guru honorer yang berperan penting dalam pendidikan justru kerap berada di posisi kurang sejahtera.
Sementara itu, pekerjaan di sektor program pemerintah seperti MBG dinilai memberi imbalan lebih layak meski sifatnya nonformal.
Melihat beragam komentar netizen, perbandingan ini kemudian memunculkan harapan agar pemerintah tidak hanya fokus pada penciptaan lapangan kerja baru. Tetapi juga memperbaiki standar kesejahteraan bagi profesi yang telah lama dianggap vital, termasuk tenaga pendidik honorer.
Perbandingan gaji ini membuat publik semakin sadar akan adanya ketimpangan kesejahteraan antar profesi. Guru honorer yang selama ini memikul tanggung jawab pendidikan generasi muda, masih banyak yang menerima penghasilan minim. Sementara itu, pekerjaan teknis dalam program pemerintah justru terlihat lebih menjanjikan dari sisi upah.
Situasi ini menimbulkan kontras yang cukup tajam, mengingat peran guru honorer sangat vital dalam membentuk kualitas sumber daya manusia.Perbandingan tersebut semakin menegaskan adanya ketidakselarasan dalam penghargaan terhadap profesi.
Di satu sisi, program MBG berhasil menghadirkan penghasilan yang cukup layak bagi pekerja dengan tugas sederhana. Di sisi lain, guru honorer masih berjuang dengan keterbatasan upah yang jauh dari kata memadai.
Perbedaan gaji antara pekerja MBG dan guru honorer pun kini menjadi bagian dari diskusi publik yang menyoroti pentingnya penataan upah di berbagai sektor.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
When Art Meet Photography: Intip Pameran Seni Anang Batas di Gramm Hotel
-
Dari Sing-Along hingga Moshing: Euforia CRSL Land Festival Day 1
-
Hilang 3 Kali dan Berakhir di Bagasi: Apa yang Terjadi dengan Celeste Rivas?
-
Alice in Borderland vs Squid Game: Mana yang Lebih Mematikan?
-
Buaian Coffee Jogja: Kisah 'Rumah' Hangat yang Lahir dari Ruang Kosong di Gang Sempit
Artikel Terkait
-
Viral, Orang Tua Diduga Dipaksa Terima MBG Meski Sekolah Punya Program Sendiri
-
Wali Murid SDIT di Serang Kompak Tolak MBG: Kami Mampu Bayar SPP Belasan Juta!
-
Buntut Kasus Keracunan, BGN Nonaktifkan Sementara Puluhan SPPG
-
Guru Penanggung Jawab MBG Dapat Insentif 100 Ribu per Hari, Ini Regulasinya
-
Bahaya Bakteri Salmonella dan Bacillus Cereus, Biang Kerok Keracunan MBG di Jabar
Kolom
-
Sule Ditilang: Curhat Beban Biaya Kendaraan yang Bikin Netizen Relate
-
Bertemu Diri Kecil Lewat AI: Percakapan yang Tak Pernah Kita Siapkan
-
Bahaya! Fenomena Groupthink Bisa Membunuh Karakter dan Jiwa Anak Muda!
-
Di Balik Trending Topic: Standar Ganda dalam Cerita Perceraian Tasya Farasya
-
Komunitas Seni sebagai Terapi Kota: Ketika Musik Menjadi Ruang Kelegaan
Terkini
-
Rumah Dijarah Massa, Uya Kuya Pilu: Barang Anak-Anak Hasil Jerih Payah Raib
-
Musala Pondok Pesantren Al-Khoziny Ambruk, Diduga Fondasi Tak Kuat, Santri Sempat Rasakan Hal Ini
-
Pengiriman Atlet ke SEA Games Terhalang Anggaran, Erick Thohir Lobi Menkeu?
-
Balada Futsal: Bersaing Pamor dan Bertahan di Tengah Tren Kilat Olahraga
-
Sangaji Unisa Yogyakarta, Jawaban atas Keresahan Mental Generasi Muda?