Ada yang menyenangkan ketika perfilman Indonesia akhirnya berani lagi bermain di wilayah fantasy action, genre yang selama ini kayak hidup segan mati pun ogah. Dan lewat Film Kujang Emas: Batara Jayarasa yang diproduksi Restu Prabu Pictures, sutradara Peppi Piona mencoba menghidupkan kembali semangat yang dulu pernah menyala lewat film-film silat klasik dan kisah pusaka sakti Nusantara.
Percayalah Sobat Yoursay ‘fantasy action’ tuh punya potensi besar tapi selalu terpinggirkan di perfilman kita. Ibaratnya tuh ini ranah yang seharusnya bisa jadi ruang paling luas untuk menampilkan imajinasi, budaya, dan heroisme khas Nusantara. Namun, entah kenapa, sering dianggap terlalu berat, terlalu mahal, atau terlalu ‘nggak laku’.
Padahal, kalau dipikir-pikir, DNA bangsa ini lahir dari cerita-cerita semacam itu. Mulai dari legenda pusaka, kisah pendekar, mitos para penjaga alam, hingga kisah cinta yang dililit takdir dan kutukan. Semua elemen fantasy action sudah ada di budaya kita sejak lama. Kita cuma belum sepenuhnya berani mengubahnya jadi tontonan modern.
Ketika negara lain memfilmkan budaya mereka lewat wuxia (Cina), samurai (Jepang), atau gumiho (Korea), Indonesia justru mikir-mikir, “Apa penontonnya mau nonton beginian?” Pertanyaan itu sendiri sudah jadi belenggu. Karena fantasi bukan soal realistis atau nggak, tapi soal keberanian melihat diri dengan cara yang lebih besar.
Fantasy action tuh membuka ruang untuk menafsirkan ulang nilai-nilai lama dalam bentuk baru. Misalnya di Indonesia, yang khas tuh pencak silat. Nah, gimana caranya membuat silat bukan cuma bela diri, tapi filosofi hidup, menjadikan pusaka bukan cuma benda sakti, tapi tanggung jawab dan dosa lewat duel atau kekuatan supranatural, itulah tantangan kreativitas sineas kita buat ngajak penonton masuk ke ruang spiritual bangsa, sesuatu yang nggak bisa diberikan genre lain.
Masalahnya, genre ini jarang muncul bukan karena ide kurang, tapi karena rasa takut. Takut salah, takut dikritik, takut nggak balik modal. Sementara itu, di negara lain, film dengan modal jauh lebih kecil bisa tampil meyakinkan karena fokus pada satu hal, yakni membangun dunia yang percaya diri.
Kita sering kehilangan itu. Kalau bikin film laga, harus realis. Kalau bikin fantasi, jadinya konyol. Padahal, kuncinya bukan di seberapa besar efeknya, tapi seberapa serius niat membangun semestanya. Ketika dunia dalam film terasa hidup, penonton akan percaya, meski tanpa naga terbang atau ledakan besar. Ya nggak ya?
Dari sini seharusnya kita paham, genre fantasy action adalah jalan untuk memperkenalkan budaya Indonesia ke dunia tanpa harus menjelaskan dengan buku sejarah. Satu adegan duel bisa menampilkan filosofi pencak silat, satu pusaka bisa menyimpan makna spiritual, satu mantra bisa menyiratkan cara pandang terhadap alam dan karma.
Ini lho daya pikat sinema kita seharusnya. Bukan meniru Hollywood, tapi memamerkan magisnya lokalitas. Karena ketika fantasi kita tumbuh dari tanah sendiri, pastinya bakal terasa jujur.
Film seperti Kujang Emas: Batara Jayarasa menjadi penting bukan hanya karena ceritanya menarik, tapi karena berani berdiri di antara keraguan industri dan hausnya penonton akan imajinasi baru.
Yang dibutuhkan sinema Indonesia sekarang bukan cuma film yang punya pertarungan keren, tapi dunia yang bisa terus tumbuh. Kita butuh universe! Bukan sekadar franchise, tapi jagat yang punya logika, mitologi, dan rasa. Dari situ, semua hal bisa berkembang: cerita baru, karakter baru, bahkan cara baru menuturkan moral.
Kalau ‘Kujang Emas’ sukses, semoga bukan berhenti di situ. Harus ada gelombang lanjutannya. Film yang berani bermain dengan dunia spiritual Batak, mitos Kalimantan, legenda Bugis, atau kisah penjaga lautan di Maluku. Semua itu bisa jadi bagian dari satu silat-fantasy universe besar yang tumbuh dari akar Nusantara.
Karena fantasi bukan soal kabur dari realitas, tapi cara kita menghidupkan kembali yang sudah lama tidur. Dan mungkin, di tengah kejenuhan film realistis dan horor yang berulang, fantasy action adalah napas baru yang bisa bikin penonton kembali bermimpi.
Indonesia nggak kekurangan legenda kok. Yang kurang cuma keberanian untuk menampilkannya dengan percaya diri. Dan kalau Film Kujang Emas: Batara Jayarasa bisa menyalakan kembali nyala itu, maka inilah saatnya ‘fantasi kita sendiri’ harus kembali beraksi.
Buat Sobat Yoursay yang penasaran, jadwal tayang perdana film ini ada di JAFF–Netpac 2025. Coba deh ditonton dan dukung perfilman kita yang lagi berkembang. Kalau penayangan nasionalnya nanti disambut baik, film ini bisa jadi penanda bahwa Indonesia akhirnya siap menaklukkan kembali dunia fantasi dan aksi lewat tangannya sendiri.
Baca Juga
-
Kepekaan Luar Biasa Film Pangku yang Terlalu Jujur, Tulus, dan Mendalam
-
Film Lupa Daratan Bikin Vino G. Bastian Lupa Cara Akting, Masa Sih?
-
Maksa Penonton Nangis! Film Regretting You Rasa Sinetron Dilengkapi Iklan
-
Melalui Film No Other Choise, Park Chan-wook Menelanjangi Kapitalisme
-
Bangga! Omara Esteghlal muncul di 'Romantics Anonymous' Bareng Bintang Asia
Artikel Terkait
-
Libatkan Sutradara Kawakan Edwin, JAFF 2025 Siap Gebrak Yogyakarta dengan Ratusan Film dan Kejutan
-
Perayaan 20 Tahun JAFF, Opera Jawa Garin Nugroho Kembali Diputar Pakai Format Seluloid Langka
-
JAFF Content Market Umumkan Lineup Kreator, Didukung Kemenekraf Perkuat Ekosistem Kreatif Nasional
-
Review Film Girls Will be Girls: Cinta, Ibu, dan Anak yang Tumbuh dari Luka
-
JAFF Market Tahun Kedua Segera Dibuka sebagai Pasar Strategis Perfilman Indonesia
Kolom
-
Feminine vs Masculine Energy: Kunci Biar Hubungan Nggak Capek Sendiri!
-
Citra Bisa Menipu, tapi Energi Tidak Pernah Bohong
-
Tersesat di Usia Muda, Mengurai Krisis Makna di Tengah Quarter Life Crisis
-
Maudy Ayunda dan Filosofi Teras: Rahasia Tenang di Tengah Masalah Hidup
-
Mereka Tak Hanya Memadamkan Api, Tapi Menjaga Hidup yang Hampir Padam
Terkini
-
Sheila Dara Tutorial Make up Habis Mandi, Backsound-nya Bikin Salfok!
-
Ngampus ke Hangout, 4 Ide OOTD Miyeon I-DLE yang Bisa Kamu Tiru Sekarang!
-
Misi Baru! Gagal di Edisi 2026, PSSI target Timnas Main di Piala Dunia 2030
-
Ballad hingga Hip Hop, NCT Dream Suguhkan 2 Lagu Unit di Album Beat It Up
-
Bintang Game Of Thrones, Emilia Clarke Main Film Romcom Bertajuk Next Life