Kebakaran yang merenggut puluhan nyawa di kantor Terra Drone akhirnya sampai pada titik paling krusialnya. Setelah dua hari penyidikan, polisi menetapkan Direktur Utama Terra Drone, MW, sebagai tersangka pada Kamis (11/12/2025).
Penetapan MW sebagai tersangka menandai bahwa persoalan ini tidak berhenti pada “musibah”, melainkan ada tanggung jawab yang dianggap tidak dijalankan.
Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Susatyo Purnomo Condro, sebelumnya mengungkapkan bahwa hasil pemeriksaan terhadap tujuh orang saksi menunjukkan adanya indikasi unsur kelalaian, khususnya yang berkaitan dengan sistem keselamatan dan mitigasi bencana.
"Apakah sudah diperhitungkan risiko dari usaha ini? Apakah cukup dengan APAR untuk memadamkan baterai?" ujarnya, dikutip dari Suara.com pada Kamis (11/12/2025).
Penyidik mengenakan beberapa pasal kepada MW, termasuk Pasal 187, Pasal 188, dan Pasal 359 KUHP. Pasal-pasal tersebut berkaitan dengan dugaan kelalaian yang berakibat pada terjadinya kebakaran dan adanya korban jiwa.
Tim kedokteran forensik dari RS Polri Kramat Jati telah menyelesaikan proses identifikasi terhadap 22 jenazah korban tewas.
Hal ini dikonfirmasi oleh Kabid Yandokpol Pusdokkes Polri, Kombes Ahmad Fauzi, yang menyatakan bahwa seluruh korban telah berhasil dikenali.
“Karena semua jenazah telah teridentifikasi, hari ini kami nyatakan (proses identifikasi) ditutup,” ujarnya.
Setelah status tersangka diumumkan, percakapan publik langsung bergeser. Orang mulai memikirkan ulang hal yang selama ini kita anggap sepele, yakni mengenai seberapa aman sebenarnya kantor tempat kita datang setiap hari.
Desakan untuk melakukan audit keselamatan gedung secara menyeluruh dan tanpa toleransi juga datang dari pengamat tata kota, M. Azis Muslim.
“Apakah perlu adanya dorongan audit keselamatan gedung, sekaligus potensi sanksi untuk mereka yang melanggar, ya ini mutlak. Tidak ada lagi tawar-menawar, gitu kan ya,” tegas Azis.
Banyak gedung terlihat modern, rapi, penuh teknologi, tapi apakah sistem keselamatannya benar-benar siap menghadapi situasi darurat?
Di balik duka keluarga korban, kasus ini juga menjadi pelajaran bahwa keselamatan bukan sekadar formalitas.
Hal ini juga berkaitan dengan budaya kerja yang kadang terlalu percaya diri pada teknologi, padahal keselamatan dasar justru sering luput.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Siapa Michael Wishnu Wardhana? Bos Terra Drone, Kini Jadi Tersangka Kebakaran Tewaskan 22 Karyawan
-
Profil Terra Drone: Perusahaan Drone Hingga Pemetaan Lahan Sawit, Siapa Pemiliknya?
-
Polisi Tangkap Bos Terra Drone Michael Wishnu Wardana, Ini Sosoknya
-
Dirut Terra Drone Jadi Tersangka Kebakaran Maut di Kemayoran, Polisi Ungkap Pasal Kelalaian
-
Tragedi Kebakaran Terra Drone, Pengamat Desak Audit Keselamatan Gedung Tanpa Tawar-Menawar
Kolom
-
CERPEN: Remote Televisi di Antara Norma dan Hukum Rimba
-
Dari Pinggir Pesisir: Kisah Perempuan Nelayan yang Suaranya Sering Tak Didengar
-
Bahasa Kita Membentuk Dunia: Ubah Cara Bicara, Ubah Lingkungan
-
Mengulik Defender, Pembela yang Kadang Menjadi Target Serta Dampaknya
-
Ternyata, Pelaku Bullying Itu Bukan Selalu Orang Jahat: Kenapa Orang Baik Ikut Terlibat?
Terkini
-
4 Rekomendasi HP Poco Mega Sale pada Harbolnas 12.12, Diskon hingga Rp 500.000
-
Fadil Jaidi Bagikan Kisah Pilu Detik-Detik Warga Tamiang Selamatkan Diri
-
5 Pilihan Facial Wash untuk Mengatasi Breakout dan Memperbaiki Skin Barrier
-
4 Cushion Serum dengan Kandungan Brightening dan Hydrating Booster
-
Bukan Sekadar Kakak, Megan Domani Ungkap Bryan Adalah Setengah dari Dirinya