Scroll untuk membaca artikel
Tri Apriyani | Novita Edy
Ilustrasi puasa Ramadan. (Shutterstock)

Di negara kita Indonesia, durasi waktu berpuasa adalah berkisar 13 jam lebih sedikit. Itu adalah waktu setelah azan subuh hingga azan maghrib terdengar. Bukan waktu yang singkat memang, karena banyak juga yang tak kuat menjalaninya. Namun durasi tersebut masih terbilang ringan dibandingkan beberapa negara yang jauh dari garis katulistiwa.

Negara-negara dengan empat musim umumnya harus menjalani ibadah puasa Ramadhan dengan durasi selama lebih dari 15 jam per hari. Berat sekali bukan? Walaupun begitu jika hati ikhlas dan iman, maka semua bisa dijalani dengan mudah.

Beberapa kota lain, malah harus menunggu hingga hampir 18 jam untuk bisa mendengarkan azan maghrib. Itu berarti waktu malam hari lebih pendek dibanding waktu siang yang panjang. Mereka hanya punya waktu untuk makan 6-7 jam saja, di antara waktu sholat tarawih.

Berikut ini beberapa kota dengan durasi waktu puasa terpanjang di dunia, seperti dilansir laman Gulf News:

1. Murmansk di Rusia: 17 jam 55 menit
2. Svalbard di Islandia: 17 jam 51 menit
3. Reykjavik di Isalndia: 17 jam 39 menit
4. Stockholm di Swedia: 17 jam 24 menit
5. Fairbanks di Alaska: 17 jam 20 menit

Beruntung, untuk kota-kota dengan waktu siang yang sangat panjang itu, kaum muslim yang bermukim disana mendapat pengecualian dengan fatwa khusus yang dikeluarkan oleh ulamanya.

Misalnya saja untuk kota yang terletak di negara Swedia, saat Ramadhan jatuh pada bulan Juni yakni waktu malamnya tak lebih dari 3 jam saja, maka kaum muslim disana boleh mengikuti waktu di kota terdekat yang memiliki waktu siang dan malam yang dapat dibedakan.

Kota lain di wilayah dekat kutub, hampir tak mengalami waktu malam karena matahari selalu tampak. Kota tersebut pun boleh mengambil waktu dari negara terdekat dimana terjadi waktu siang dan malam yang normal.

Novita Edy