Scroll untuk membaca artikel
Munirah | Rizki Putra
Ilustrasi Pekerja Perfeksionis. (pexels.com/Yan Krukov)

Orang yang perfeksionis selalu menginginkan mengerjakan sesuatu hal harus sempurna, dan bekerja dengan terorganisir agar bisa mencapai tujuan yang ingin dicapainya. Namun, hal tersebut tidak selamanya baik bagi orang yang perfeksionis.

Memiliki orientasi bekerja secara detail, terkadang memaksa diri sendiri dan juga orang lain untuk mrngharapkan kesempurnaan semata. Ketika kondisi gagal, cenderung akan menimbulkan masalah yang berpengaruh dengan kehidupannya. Ulasan di bawah ini, akan menjelaskan permasalahan yang biasa dialami oleh orang perfeksionis.

1. Selalu bersikap serius terhadap semua hal

Bagi seseorang yang perfeksionis, hal sekecil apapun menurutnya adalah hal yang berarti baginya. Berbeda dengan orang biasanya, terkesan akan tidak memikirkan atau memusingkan hal tersebut.

Karena itulah orang yang perfeksionis akan memusingkan permasalah sederhana yang menurutnya sangat berpengaruh terhadap kehidupannya. Hal itu membuatnya sangat mendetail dan terlalu serius, serta berani ambil pusing terhadap suatu perkara yang kecil.

2. Merasa memiliki tanggung jawab atas segala sesuatu

Terkadang orang yang perfeksionis kerap kali menyalahkan diri sendiri atas pekerjaan yang memang dikerjakan secara tim. Sehingga akan menjadi beban pikiran bagi diri sendiri atas kesalahan tersebut.

Karena itulah dia lebih mementingkan orang lain dibanding dirinya sendiri. Bagaimana pun juga, sebaiknya belajarlah untuk menerima keadaan diri sendiri dan jangan selalu menyalahkan diri sendiri, karena akan membuat mental menjadi down.

3. Mudah merasa cemas saat bertemu seseorang

Karena terlalu takut terhadap kesalahan-kesalahan kecil, membuat orang yang perfeksionis mudah merasa ceman ketika bertemu seseorang atau ingin persentasi suatu pekerjaan. Penyebabnya adalah malu jika dianggap tidak berwawasan atau bodoh oleh orang lain.

Hal inilah yang menjadi sudut pandang orang yang perfeksionis ketika berada dalam suatu lingkungan. Terkadang ingin dilihat lebih menonjol dibandingkan orang lain, dan juga merasa cemas jika memiliki kesalahan-kesalahan, yang sebenarnya bisa dimaklumi oleh orang lain.

4. Berani mengorbankan waktu lebih untuk mengerjakan sesuatu hal

Karena memiliki obsesi atas kesempurnaan ketika sedang bekerja, dia berani mengorbankan waktu lebihnya untuk bisa menyelesaikannya. Namun, kelakuan tersebut membuatnya menunda atau terlambat mengumpulkan suatu tugas karena terlalu takut memiliki kesalahan dalam pekerjaannya.

Sehingga, dia terlalu fokus pada hal yang dirasa tidak penting untuk dikerjakan. Karena hal ini membuatnya menjadi merasa tidak ada kemajuan dalam pekerjaannya.

5. Mengatur orang-orang yang ada disekitarnya

Karena memiliki obsesi untuk mendapatkan kesempurnaan dalam mengerjakan sesuatu, seakan-akan mengatur orang-orang disekitarnya untuk mengikuti semua keinginannya. Karena standar kerja tersebut, membuat orang lain akan kesal terhadapnya.

Karena telah sadar memberikan dampak buruk bagi lingkunganmu. Cenderung sulit untuk bisa menjalin hubungan kembali secara jangka panjang.

Tidak semua orang yang memiliki prilaku perfeksionis merasakan hal di atas. Namun, kalau kamu merasakan dampak tersebut berarti perfeksionismu telah ekstrem yang merugikan dirimu sendiri, bahkan orang lain. Maka dari itu, mulailah untuk bisa menerima keadaan agar pikiranmu bisa lebih tenang, dan juga jangan menuntut suatu hal harus sesuai dengan keinginanmu.

Rizki Putra