Berdasarkan alasan apa pun, berbohong tetaplah tidak dibenarkan. Meskipun berbohong diawali oleh hal kecil, tapi tidak menutup kemungkinan bisa merambah kemana-mana. Berawal ingin menutupi kesalahanan diri sendiri, justru bisa merugikan banyak orang.
Bohong itu candu. Sekali kamu berbohong, akan mudah berbohong dan berbohong lagi. Hal tersebut bisa jadi sebuah kebiasaan apabila kebohonganmu tidak pernah ketahuan. Padahal, banyak dampak buruk dari berbohong yang jarang orang perhatikan. Berikut ini 5 dampak berbohong yang semoga bisa menyadarkanmu, ya!
1. Kehilangan kepercayaan
Sepandai-pandainya menyimpan bangkai, pasti akan tercium juga. Sepandai-pandainya kamu menutupi kebohongan, pasti akan ketahuan juga. Mungkin belum untuk saat ini, tapi besok? lusa?
Apabila sudah ketahuan, apa yang bisa kamu lakukan? Sudah terlalu panjang kamu menutupi kebohongan dengan kebohongan yang lain. Siapa lagi yang akan percaya dengan kebohonganmu selanjutnya? Meskipun kamu bersi keras bahwa kamu akan berubah, yakinkah orang-orang disekitarmu bisa mempercayainya begitu saja?
Kehilangan kepercayaan tidak sesederhana kamu berbohong kepada teman, lalu kamu meminta maaf dan temanmu memaafkan. Berbohong dalam urusan pekerjaan, bisa disepak dari tempat kamu bekerja. Berbohong kepada orangtua, bisasaja membuatmu dikeluarkan dari KK. Apalagi berbohong dalam urusan rumah tangga, beeeeh bisa merambat kemana-mana!
2. Selalu merasa gelisah
Meskipun banyak orang tetap bisa tertidur nyenyak setelah berbohong, tapi ada juga yang merasa sebaliknya bahkan sampai kepikiran setiap hari karena merasa bersalah.
Sebenarnya, golongan dari merekalah yang masih mudah diselamatkan. Karena kebanyakan orang yang sudah terbiasa berbohong, boro-boro merasa gelisah, kepikiran saja mungkin tidak.
3. Kecanduan
Sekali kamu berbohong, kamu akan menutupinya dengan kebohongan demi kebohongan lain. Satu kebohongan, berlipat menjadi seribu kebohongan.
Entah itu untuk menutupi kesalahan atau terlihat seperti yang orang lain harapkan, kebohongan akan terus menjadi candu karena kamu sudah terbiasa.
4. Menimbulkan masalah baru
Berbohong tidak sekadar menimbulkan kebohongan baru, tapi juga masalah baru karena setiap kebohongan memiliki konsekuensinya sendiri-sendiri.
Tidak hanya kehilangan benda ataupun pekerjaan, kebiasaan berbohong bisa membuatmu kehilangan keluarga, sahabat, bahkan orang disekitarmu. Mereka enggan menjadi korban kebohonganmu untuk lagi dan lagi, sampai semakin besar dan tidak dapat ditolerir.
5. Kesulitan berkata jujur
Ketika kamu sudah dicap sebagai pembohong, lalu suatu waktu kamu ingin berkata jujur, tidak ada yang akan mau menghiraukanmu.
Semeyakinkan apa pun kamu, mereka sudah mengenalmu sebagai pembohong. Kata-katamu sudah tidak lagi mempan untuk didengar orang karena kebohongan-kebohonganmu selama ini.
Nah, itu dia 5 dampak buruk berbohong yang tidak sekadar merusak karir, tapi juga merusak hubunganmu dengan sekitar, bahkan masa depanmu. Kalau pernah berbohong, teguhkanlah hatimu agar tidak pernah mengulanginya lagi demi kebaikan dirimu sendiri!
Baca Juga
-
5 Dampak Keuangan yang Tidak Transparan: Bom Waktu dalam Rumah Tangga
-
Rumah Besar, Napas yang Sempit
-
Tepuk Sakinah Viral, Tapi Sudahkah Kita Paham Maknanya?
-
Bertemu Diri Kecil Lewat AI: Percakapan yang Tak Pernah Kita Siapkan
-
Dari Flu hingga Leptospirosis: 8 Penyakit Musim Hujan yang Harus Diwaspadai
Artikel Terkait
Lifestyle
-
Jangan Terjebak Ekspektasi, Ini Cara Sehat Mengelola Tekanan Sosial
-
Bukan Jam Makan, Ini 4 'Golden Rules' Jauh Lebih Penting untuk Kesehatan Pencernaanmu
-
Steve Rogers is Back! Trailer Perdana Avengers: Doomsday Konfirmasi Kembalinya Chris Evans
-
Dari Son Ye Jin hingga Park Shin Hye: Inspirasi Gaun Pernikahan Elegan Ala Aktris Korea
-
3 Inspirasi Outfit Natal ala Lim Yoona untuk Tampilan Feminin nan Stylish
Terkini
-
Jangan Anggap Sepele! Larangan Selama Kehamilan yang Sering Diabaikan
-
4 Moisturizer yang Ampuh Berikan Efek Brightening dan Perkuat Skin Barrier!
-
CERPEN: Banjir di Hari Pernikahan
-
Bukan Meninggalkan, Hanya Mendefinisikan Ulang: Kisah Anak Nelayan di Era Modern
-
Hidupmu Bukan Konten: Melawan Standar Sukses Versi Media Sosial