Pertama kali anak masuk sekolah adalah hal yang mengharukan dan menegangkan untuk para orang tua. Meskipun begitu, tetap terselip rasa bangga karena sudah berhasil membesarkan anak bahkan mengantarkannya sampai bangku sekolah. Rasanya, masih ingat betul kemarin si kecil masih di timang-timang. Eh, sekarang sudah mau masuk sekolah saja. Waktu seolah berjalan begitu cepat.
Menjelang anak masuk sekolah pertama kali, para orang tua seringkali mencari informasi perihal gambaran apa saja yang harus diajarkan, dipersiapkan dan dibiasakan kepada anak sebelum masuk sekolah. Mengingat memang tidak mudah mengenalkan lingkungan baru kepada anak yang kesehariannya selalu bersama orang tua.
Nah, di bawah ini 7 hal yang bisa kita terapkan orang tua kepada anak sebelum masuk ke dunia sekolah, agar tidak merasa kaget.
1. Kemandirian
Melatih anak kecil untuk mandiri bisa dilakukan dengan hal sederhana sehari-hari. Misalnya, biarkan anak bermain maianan miliknya sesukanya, sedangkan kita mengawasi hanya dari kejauhan. Bisa juga dengan membiasakan si kecil makan sendiri, menaruh alat makannya sendiri, memakai pakaian sendiri, mandi sendiri, membantu pekerjaan rumah yang ringan, dan lain-lain.
2. Bersosial
Kemampuan bersosial bisa dilatih dengan membiarkan si kecil bermain dengan teman sebayanya, lalu kita mengawasi dari kejauhan. Misalnya ketika si kecil dan temannya main di halaman, kita bisa mengawasinya dari teras rumah.
Kemampuan bersosial juga bisa dilatih dengan sering mengenalkan si kecil dengan orang baru, misalnya dengan tetangga atau kerabat jauh.
3. Memberi gambaran tentang sekolah
Sebagai orang tua, kita juga harus memberi gambaran yang menyenangkan tentang sekolah. Misalnya, menggambarkan banyak teman, mainan, kegiatan yang tidak membosankan, tempat yang bagus dan warna-warni, dan seterusnya agar anak memaknai TK sebagai tempat yang menyenangkan.
Tidak lupa, kita juga harus menjelaskan anak alasan masuk sekolah. Cara sederhananya bisa mencontohkan kakak atau saudara lain yang sudah bersekolah. Misalnya, "Tuh kakak juga sekolah, makanya kakak pintar. Kalau adek mau tumbuh jadi anak pintar, adek harus sekolah. Kalau adek mau sekolah di sekolahan kakak, adek harus sekolah di TK dulu."
4. Mengasah kemampuan motorik
Di Sekolah anak-anak seperti TK memang tempatnya anak untuk belajar sambil bermain, bermain diselingi belajar. Jadi, yang dipelajari juga bukan hal yang berat. Namun, tetap ada kalanya anak harus mengikuti pelajaran seperti menulis, menggambar, ataupun mewarnai.
Jadi, di rumah, orang tua bisa mengasah kemampuan motoriknya dengan cara sederhana seperti memegang pensil, membuka halaman buku, mewarnai, ataupun bermain cat warna.
5. Mengenalkan empati
Empati sangat penting ketika anak bersosial dengan teman sebayanya. Empati yang tinggi akan menciptakan kesan yang baik sehingga menciptakan persahabatan yang baik.
Orang tua bisa mengajarkan kepada anak tentang pentingnya mengucapkan 'tolong' saat meminta bantuan dan 'terima kasih' setelah menerima bantuan. Sehingga anak akan terbiasa demikian pula kepada teman-temannya di sekolah dan tidak seenaknya menyuruh teman yang lain.
Orang tua juga bisa mengajarkan anak mengatakan permisi saat mengambil sesuatu dan terhalang teman lain, ataupun saat melewati banyak orang, sehingga anak akan terbiasa bersikap sopan/santun.
6. Mengenalkan 'siapa itu guru?'
Sebelum mempertemukan anak dengan guru, orang tua juga harus memberinya pemahaman tentang 'siapa itu guru.' Ingat, jangan memberinya gambaran yang seram. Sebisa mungkin anak harus memahami bahwa guru adalah seseorang yang menggantikan ayah/ibu di sekolah. Jadi, apapun yang diperintahkan oleh guru, anak paham harus mematuhinya.
7. Ajari anak untuk fokus
Mengajari anak untuk fokus memang bukan perkara mudah. Namun, para orang tua bisa mencobanya dengan hal sederhana, dimulai dari kesukaan si anak. Misalnya dia suka main air, maka berikanlah air dan contoh untuk menuangnya ke botol demi botol, agar anak juga menirunya dan membuatnya fokus untuk mengerjakan sesuatu.
Bisa juga ketika anak senang mewarnai, kita bisa membelikannya buku warna sesuai binatang/bunga yang dia suka. Lalu, biarkan dia berekspresi dengan pewarnanya. Sehingga ketika di sekolah TK nanti, anak sudah terbiasa untuk fokus mengerjakan sesuatu meskipun hanya beberapa menit.
Jadi, itu dia 7 hal yang bisa dipersiapkan orang tua sebelum anak memasuki dunia sekolah. Beberapa hal bisa dilakukan atau terapkan sedini mungkin, lho. Beberapa hal yang lain hanya bisa dilakukan ketika anak sudah mampu memahami sesuatu. Semoga bermanfaat!
Baca Juga
-
Jarang Disadari, 4 Pengaruh Silent Treatment dalam Hubungan Rumah Tangga!
-
Yoursay dan Suara Semakin Melegenda, Selalu Menjadi Rumah untuk Penulisnya
-
4 Tips Tetap Rukun dengan Pasangan Meskipun Beda Pilihan Capres di Pemilu 2024
-
Taman Cerdas Soekarno Hatta Jebres, Multifungsi dan Favoritnya Semua Kalangan
-
Cantiknya Pantai Teluk Penyu Cilacap, Indahnya Bikin Betah
Artikel Terkait
-
Politisi PDIP: Dukungan Anak Abah dan Ahokers Untuk Pram-Rano Bikin Demokrasi Sejuk
-
Siapa Orang Tua Farhat Abbas? Pengacara Agus Salim Punya Latar Belakang Bukan Keluarga Abal-abal
-
Pram-Rano Disebut Sengaja Tak Munculkan Atribut PDIP dan Megawati: Untuk Rayu Anak Abah
-
Pendidikan Mentereng Hasto Kristiyanto: Berani Bongkar Skenario Jokowi Jegal Anies
-
Nissa Sabyan Sekolah di Mana? Jurusan Antri Mainstrem Vokalis Grup Gambus yang Dikabarkan Nikah dengan Ayus
Lifestyle
-
3 Sheet Mask yang Mengandung Ceramide, Ampuh Merawat Kesehatan Skin Barrier
-
3 Acne Spot Gel Ampuh Meredakan Jerawat Mendem dengan Cepat, Ada Favoritmu?
-
3 Varian Serum dari Hada Labo, Ampuh Hidrasi Kulit Kering dan Atasi Penuaan
-
3 Moisturizer Lokal yang Berbahan Buah Blueberry Ampuh Perkuat Skin Barrier
-
5 Manfaat Penting Pijat bagi Kesehatan, Sudah Tahu?
Terkini
-
3 Drakor Ciamik yang Dibintangi Bae Doona, Ada The Silent Sea
-
Julian Oerip Pemain Keturunan Mirip Tijjani Reijnders Grade A
-
Ulasan Buku 'Di Tanah Lada': Pemenang II Sayembara Menulis Novel DKJ 2014
-
Belajar Berani Untuk Tidak Disukai Melalui Buku The Courage to be Dislike
-
Scrambled: Journeylism, Misteri Dokumen yang Hilang dan Musuh dalam Selimut