Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | hestika ya
Ilustrasi gedung perkantoran (Unsplash/Afif Kusuma)

Forbes, majalah bisnis Amerika yang sangat terkenal, kembali merilis daftar Asia Power Businesswomen 2021. Daftar itu berisi dua puluh perempuan Asia yang memiliki kesuksesan di bidang bisnis.

Tidak dapat dipungkiri, para perempuan pebisnis tersebut berjuang memutar otak agar bisnis yang dijalaninnya tidak mengalami kerugian. Berkat keuletan mereka, usaha tetap kokoh berdiri di tengah pandemi.

Dua puluh perempuan Asia yang masuk ke dalam daftar Asia Power Businesswomen 2021 ini, berhasil berjuang dalam mempertahankan bisnisnya masing-masing. Mulai dari bidang perbankan, manufaktur, perawatan kesehatan, hingga teknologi.

Yuk, kita intip saja siapa perempuan-perempuan hebat yang berhasil masuk ke dalam daftar Asia Power Businesswomen 2021!

1. Marina Budiman - Cofounder dan president commissioner, DCI Indonesia (Indonesia)

Pendiri dan presiden komisaris DCI Indonesia, Marina Budiman, berhasil membawa DCI Indonesia sebagai operator pusat data terbesar di Indonesia dan pusat data Tingkat IV pertama di Asia Tenggara. Ini merupakan peringkat industri tertinggi untuk keandalan dan ketahanan. DCI Indonesia berhasil menggaet 44 perusahaan telekomunikasi, 134 perusahaan keuangan, dan beberapa perusahaan e-commerce di Asia sebagai pelanggannya. DCI Indonesia memiliki pangsa pasar lebih dari 50% di Indonesia.

2. Cao Xiaochun - President, Hangzhou Tigermed Consulting (China)

Hangzhou Tigermed Consulting, perusahaan di bidang medis ini merupakan salah satu penyedia layanan penelitian dan uji klinis terbesar di China. Perusahaan yang didirikan Cao dan Ye Xiaoping sejak 2004 ini telah melakukan 490 uji klinis di berbagai bidang. Selama pandemi ini, banyak sekali perusahaan farmasi yang melakukan kerjasama dengan Hangzhou Tigermed Consulting dalam menemukan obat dan vaksin baru untuk Covid-19.

3. Keiko Erikawa - Executive chairman, Koei Tecmo (Jepang)

Koei Tecmo merupakan sebuah perusahaan video game dan anime Jepang yang didirikan Erikawa dan suaminya, Yoichi. Koei Tecmo berhasil menjadi salah satu pengembang video-game terbesar di Jepang selama empat dekade. Selain jabatannya sebagai executive chairman di Koei Tecmo, Erikawa menjadi satu-satunya wanita yang menjabat sebagai outside director di perusahaan investasi SoftBank Group.

4. Meena Ganesh - Cofounder and chairperson, Portea Medical (India)

Berdasarkan pendapatannya, Portea Medical berhasil menjadi perusahaan di bidang layanan kesehatan di rumah terbesar di India. Ganesh menjadi ketua Portea Medical sejak bulan Agustus lalu. Selain itu, Ganesh juga pernah menduduki posisi direktur pelaksana dan CEO di salah satu perusahaan di Bangladesh Bangalore. Untuk mengembangkan Portea Medical, Ganesh berencana untuk memperluas operasinya ke 22 kota pada pertengahan tahun depan. Selama pandemi ini Portea Medical telah berhasil menjangkau hampir 400.000 pasien Covid-19 yang diisolasi di rumah.

5. Eiko Hashiba - Founder and CEO, VisasQ (Jepang)

VisasQ didirikan oleh Eiko Hashiba pada tahun 2012. VisasQ sendiri merupakan layanan global servis terkemuka di Jepang, yang telah memiliki 400.000 pakar lebih di seluruh dunia, dengan pelayanan dalam waktu 24 jam. Melalui laman Forbes, Hashiba mengungkapkan bahwa “Menjadi seorang wanita tidak berarti membatasai kemampuan kalian, itu hanyalah sebuah label”. Motivasi Hashiba dalam membangun VisasQ dikarenakan dirinya yang harus berhenti kerja dari dunia perbankan, akibat jehidupan pribadinya yang saat itu telah memiliki anak di usia 23 tahun.

6. Jo Horgan - Founder and co-CEO, Mecca Brands (Australia)

Mecca Brands, toko kecantikan multibrand yang didirikan oleh Jo Horgan ini berhasil masuk ke dalam daftar BMW's Best Places To Work sebagai salah satu dari lima perusahaan teratas di Australia. Berdasarkan IBISWorld, Mecca Brands berhasil menjadi pengecer kosmetik terbesar dengan penjualan sebesar $3,2 miliar. Horgan juga berhasil melebarkan pasar perusahaannya ini ke Selandia Baru. Mecca Brands yang juga melakukan penjualan secara online telah melakukan kemitraan dengan Tmall Global Alibaba di China.

7. Judy Hsu - CEO Consumer, Private and Business Banking, Standard Chartered Bank (Singapura)

Hsu berhasil menduduki jabatannya sebagai CEO Consumer, Private dan Business Banking di Standard Chartered (StanChart) pada bulan Januari. Hsu berencana untuk menggunakan analitik data dan AI dalam menggandakan pasar global perbankan dan klien kaya di tahun 2025. Di bawah kepimimpinan Hsu, StanChart berhasil melakukan kerjasama dengan Atome Financial di Singapura selama 10 tahun.

8. Kim Seon Hee - CEO, Maeil Dairies (Korea Selatan)

Maeil Dairies, perseroan yang memproduksi dan memasarkan produk-produk susu terbesar di Korea Selatan berdasarkan kapitalisasi pasar. Kim Seon Hee yang menjabat sebagai CEO Maeil Dairies sejak 2014, telah memiliki andil dalam membuat produk susu untuk bayi dan anak kecil. Selama kepemimpinan Kim, Maeil Dairies berhasil melebarkan sayapnya ke Beijing pada 2018 dan Melbourne pada 2020. Jabatan lain yang dimiliki Kim saat ini yaitu sebagai dewan direksi SK Inc. Ia menjadi salah satu dari sedikit anggota dewan wanita.

9. Teresa Ko - China chairman, Freshfields Bruckhaus Deringer (China)

Freshfields Bruckhaus Deringer merupakan salah satu firma hukum internasional terbesar dan paling bergengsi di dunia. Teresa Ko berhasil diangkat sebagai ketua Freshfields Bruckhaus Deringer di China pada tahun 2011. Ko juga berperan sebagai pendiri praktik pasar modal perusahaan Asia dan menjadi wanita pertama yang memimpin komite pencatatan Bursa Efek Hong Kong pada 2009. Ia telah menyarankan delapan dari sepuluh IPO terbesar di Hong Kong. Selain itu, ia juga menjabat sebagai wakil ketua panel pengambilalihan dan merger dari Hong Kong’s Securities and Futures Commission dan wakil ketua di International Financial Reporting Standards Foundation.

10. Takayo Kotani - President, Yushin Precision Equipment (Jepang)

Kotani menduduki posisi yang jarang sekali di duduki oleh wanita Jepang apalagi untuk industri manufaktur. Pada bulan Juni, Kotani ditunjuk untuk menjadi presiden pembuat robot Yushin Precision Equipment. Saat ini Kotani memiliki gelar Ph.D. di bidang teknik mesin dari Universitas Kyoto dan gelar M.B.A. dari MIT. Kotani sempat menjadi seorang konsultan sebelumnya. Kotani baru bergabung dengan Yushin pada 2008. Sebelum menduduki posisinya sekarang ia pernah memimpin departemen R&D.

11. Lee In Kyung - Partner, MBK Partners (Korea Selatan)

MBK Partners merupakan perusahaan ekuitas swasta terbesar di Korea Selatan. Lee In Kyung menjadi partner wanita pertama di MBK Partners. Lee juga menjadi Chief Financial Officer an kepala hubungan mitra terbatas di MBK. Melalui perannya saat ini Lee berharap, akan ada banyak wanita yang mengikuti jejak karirnya karena di Korea Selatan sendiri sedikit wanita yang mampu menduduki upper eselon di perusahaan ekuitas swasta.

12. Janice Lee - CEO, Viu (Hong Kong)

Platform streaming berbayar terbesar kedua di Asia, Viu, meminta Janice Lee untuk bergabung dalam peluncuran platform tersebut. Sampai pada bulan Juni, Viu berhasil menggaet hampir 50 juta pengguna aktif di Asia, Timur Tengah dan Afrika Selatan. Perusahaan yang dipimpin oleh Janice Lee ini meningkatkan pendapatannya sebesar 29% dari tahun sebelumnya, di semester pertama 2021. Tak hanya menjadi CEO Viu, Janice Lee juga memiliki jabatan sebagai direktur pelaksana PCCW Media Group.

13. Winnie Lee - Cofounder and COO, Appier (Taiwan)

Appier merupakan salah satu dari dua perusahaan unicorn di Taiwan, yang didirikan oleh Winnie Lee, yang sekaligus menjadi Chief Operating Officer. Appier merupakan Perusahaan AI yang menyediakan software yang mampu mendukung machine learning untuk membantu penjualan dan pemasaran. Appier telah memiliki lebih dari 1.000 klien dan telah berkembang Singapura, Sydney, Tokyo, Eropa, dan A.S.

14. Farah Malik Bhanji - Managing director, Metro Brands (India)

Metro Brands berdasarkan pendapatannya merupakan retailer sepatu terbesar keempat di India. Perusahaan yang mulanya milik keluarganya ini, berhasil dikembangkan oleh Malik Bhanji yang mulai bergabung di tahun 2000. Ia mampu melakukan kerjasama dengan merek asing dan mampu memperluas lebih dari 500 toko. Selama pandemi ini ia fokus untuk meningkatkan penjualan online.

15. Ng Gim Choo - Founder, EtonHouse (Singapura)

EtonHouse, sekolah swasta yang telah berdiri sejak 26 tahun yang lalu, didirikan oleh Ng Gim Choo, seorang pengusaha asal Singapura. EtonHouse sendiri telah tersebar di 11 negara di Asia. Pengalaman positif putrinya di prasekolah swasta di London yang menjadikannya sebuah inspirasi untuk membangun EtonHouse.

16. Maria Grace Y. UY - Cofounder and president, Converge ICT Solutions (Filipina)

Converge ICT Solutions merupakan penyedia layanan telekomunikasi di Filipina yang telah berdiri sejak 2007, didirikan oleh Maria Grace bersama suaminya. Converge berhasil menjadi salah satu operator fixed broadband terbesar di Filipina.

17. Wallapa Traisorat - President and CEO, Asset World Corp. (Thailand)

Sejak tahun 2018, Wallapa Traisorat menjadi CEO di Asset World Corp (AWC), salah satu konglomerat paling terkemuka di Thailand yang fokus pada bidang real estate. Sebelum bergabung dengan AWC, Wallapa bekerja di sebuah perusahaan swasta terbesar di Thailand, Thai Charoen Corp, sejak tahun 2001. Wallapa berencana untuk mengembangkan distrik Chinatown, Bangkok dan menjadikan Pattaya sebagai tujuan wisata yang lebih mewah.

18. Nadiah Wan - Group CEO and executive director, TMC Life Sciences (Malaysia)

Nadiah Wan berhasil meraih posisi CEO grup dan direktur eksekutif TMC Life Sciences sejak tahun 2019 dan CEO Thomson Hospital Kota Damansara sejak tahun 2017. Nadiah Wan berhasil memperkenalkan gugus tugas Covid-19. Menyediakan berbagai fasilitas selama pandemi ini, mulai dari kontrol jarak jauh, pengiriman obat, hingga layanan rehabilitasi.

19. Tessa Wijaya - COO, Xendit (Indonesia)

Xendit merupakan salah satu startup unicorn pembayaran yang berdiri pada tahun 2015. Tessa Wijaya telah bergabung dengan Xendit sejak tahun 2016 dan menjabat sebagai COO sejak tahun 2018. Perempuan berusia 40 tahun ini berhasil memprakarsai program Women in Tech Indonesia, dimana pengusaha dan profesional teknologi perempuan saling berbagi pengalaman mereka.

20. Helen Wong - Group CEO, OCBC (Singapura)

Oversea-Chinese Banking Corp (OCBC) merupakan bank terbesar kedua di Singapura berdasarkan nilai pasarnya. Helen Wong merupakan pemimpin wanita pertama di OCBC yang diangkat pada April lalu. Ia telah berkarir di OCBC selama kurang lebih 37 tahun.

Wah, hebat-hebat sekali bukan dua puluh perempuan Asia tersebut? Semoga bisa menjadi motivasi bagi kita ya.

hestika ya