Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Mutami Matul Istiqomah
Ilustrasi mantan yang menolak diajak balikan (pexels.com/KeiraBurton)

Membicarakan tentang mantan adalah hal yang menyebalkan bagi sebagian orang, sedangkan yang lainnya merasa sedang nostalgia. Menjalin hubungan asmara dengan seseorang, mengharapkan bisa bertahan sampai pelaminan, tapi harus kandas di tengah jalan memang terasa menyakitkan. Tidak cukup dengan waktu sehari dua hari kemudian luka tersebut bisa sembuh. Butuh waktu dan proses yang panjang.

Lalu, apa yang akan kamu lakukan jika orang yang sudah membuatmu terluka beberapa waktu lalu, kemudian muncul kembali dengan niat mengajakmu menyambung jalinan kasih kembali? Kamu tentu harus menjadi pribadi yang bijaksana, sehingga harga dirimu tidak dipandang sebelah mata. Lima cara di bawah ini bisa menjadi gambaran tentang caramu menyikapi mantan yang mengajak balikan.

1. Berusaha mengenali mantan yang sekarang

Cara pertama, kamu harus mengenali mantan yang dulu menyakitimu dengan seseorang yang kini berada di depan matamu. Bukan secara fisik, karena jika secara fisik, asalkan ada uang seseorang bisa mengubah dirinya sesuai dengan yang diinginkan. Kamu harus mengenali hatinya, sikap, dan kepribadiannya.

Apakah dari semua itu dia masih seseorang yang dulu, berubah menjadi lebih baik atau justru lebih buruk. Karena hal itulah yang akan menentukan bagaimana dia memperlakukanmu dan bagaimana hubunganmu akan berjalan. Jika mantanmu masih bersikap sama saat ia mengajakmu balikan, untuk apa menjalin kisah dan mengulang luka lama?

2. Jual mahal

Cara kedua, tidak mengapa jika kamu menunjukkan sikap jual mahal saat mantan mengajakmu balikan. Apalagi, jika kamu dulunya adalah pihak yang tersakiti. Jangan beri harapan si dia untuk bisa mendapatkan perhatianmu dengan mudah, jangan terkesan murah. 

Meskipun hatimu sudah menggebu-nggebu, tetap jangan tampakkan. Biarkan dia bertanya-tanya dan berusaha. Kalau kamu sulit mengontrol sikap, kamu bisa merasakan kembali sakit yang dulu dia berikan untukmu. Dengan begitu, kamu akan memiliki kekuatan untuk menimbang banyak hal.

3. Membuat pilihan

Selain kedua hal di atas, kamu juga harus membuat pilihan saat menyikapi mantan yang mengajak balikan. Memang hakikatnya, hidup ini adalah perkara memilih. Lalu, bagaimana denganmu? Apakah kamu akan memilih untuk menjalin hubungan lagi dengan seseorang yang dulu pernah singgah, atau lebih memilih membuka lembaran baru bersama orang baru?

Ini adalah hal yang mudah jika sebelumnya kamu sudah membuat penilaian dengan bijaksana, tidak berat sebelah. Kamu harus tegas perkara baik dan buruk, iya dan tidak.

4. Membuat keputusan

Cara berikutnya, kamu harus membuat keputusan, karena datangnya mantanmu yang mengajak balikan tentu mengharap jawaban. Namun untuk sampai ke tahap ini, tidak perlu terburu-buru. Puaskanlah dulu penilaianmu. Jangan sampai membuat keputusan yang salah. Jangan sampai membuat dirimu terkesan rendah.

Kamu perlu menilai bagaimana usahanya, bagaimana perubahannya. Di tahap ini, kamu harus mendengarkan hatimu sendiri. Kalau kamu salah mengambil keputusan, kamu yang akan merasakan sendiri dampak buruknya kelak. 

Meskipun kamu masih mencintainya, seadanya. Namun, kamu perlu menimbang banyak hal. Salah satunya, menerima kekurangannya, karena kamu tidak bisa sekadar menerima kelebihannya saja. 

5. Menyampaikan

Cara terakhir untuk menyikapi mantan yang mengajak balikan, yakni menyampaikan keputusan yang sudah kamu ambil. Kalau kamu menerimanya, kamu harus siap dengan segala resiko dan konsekuensinya. Kalau kamu menolaknya, pastikan untuk menyampaikan dengan tidak merendahkan. 

Kamu harus berusaha untuk apapun keputusanmu bisa disampaikan dengan baik, diterima dengan baik, pun diakhiri dengan baik. Dengan begitu, kamu tidak akan memiliki beban dalam menjalani hidupmu ke depan. Pilihan yang datang, seolah berakhir dengan jawaban yang tuntas. 

Nah, itu dia lima cara menyikapi mantan yang mengajakmu balikan. Jadi, apakah kamu tipe orang yang mau mengulang cerita lama atau lebih memilih untuk menutupnya?

Mutami Matul Istiqomah