Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Mutami Matul Istiqomah
Ilustrasi pindah rumah. (Pexels/MARTPRODUCTION)

Banyak orang yang sudah mencoba tinggal bersama mertuanya, tetapi memilih untuk mengontrak rumah sendiri. Memang, tinggal seatap bersama orang baru tidaklah mudah. Kalau memiliki nasib yang baik, bisa bertemu dengan mertua yang menganggap seperti anak sendiri. Kalau sebaliknya?

Saya yakin tidak semua keadaan seperti yang saya gambarkan, tidak semua mertua salah dan jahat. Namun, dalam banyak kasus yang saya amati dan sering terjadi dalam lingkungan sehari-hari, saya bisa menyimpulkan bahwa beberapa alasan seseorang enggan tinggal bersama mertua adalah seperti di bawah ini.

1. Merasa dibatasi

Namanya bukan di rumah sendiri, tentu banyak hal yang menyesuaikan keadaan dan lambat laun menjadi terasa terbatas. Tidak seperti di rumah orang tua sendiri, di mana segala sesuatu bisa seenaknya sendiri.

Misalnya ketika kita senang memasak, membuat konten dan bermain game, kita bisa merasa terbatas karena harus menyesuaikam waktu agar tidak mengganggu mertua. Hobi yang semula menjadi pelipur di saat jenuh, lambat laun menjadi jarang disentuh. Padahal sebagai manusia pada umumnya, kita butuh menyalurkan hobi. Tidak sekadar karena hobi, tapi beberapa dari hobi tersebut biasanya bisa menghasilkan uang dan menambah pemasukan.

2. Merasa tidak nyaman dengan lingkungan

Lingkungan juga termasuk faktor yang bisa memengaruhi seseorang untuk betah atau tidak betah. Misalnya di lingkungan orang-orang yang senang bermain judi larut malam, minum-minuman keras, marak prostitusi, tetangga yang julid, bahkan suasana yang berisik saja bisa membuat kita tidak merasa nyaman dan aman. 

Kalau tidak merasa nyaman, bagaimana akan menjalani kehidupan di tempat tersebut? Apalagi hidup berumah tangga, nantinya akan punya anak, relakah kalau anak kita tinggal di lingkungan yang sedemikan rupa? 

Hal tersebut tentu saja akan memengaruhi seseorang menjadi tidak nyaman dan memilih untuk pindah ke lingkungan yang lebih baik dan sehat dengan tetangga yang lebih bisa saling menghargai satu sama lain.

3. Kebanyakan aturan

Lagi-lagi karena bukan di rumah sendiri, kita tidak bisa membuat aturan sendiri. Dalam satu rumah, tidak bisa ada dua ratu. Kita yang menyadari sekadar 'menumpang' di rumah mertua seringkali harus mengalah dengan aturan yang sudah dibuat oleh orang tua. 

Aturan tersebut biasanya sangat membuat tidak nyaman karena berkaitan dengan jam bangun pagi, menu makan, cara berpakaian, cara mencuci baju, cara bersih-bersih rumah, cara berbicara, belum lagi cara-cara yang lainnya. 

Tentu saja, itu membuat kita tidak merasanya nyaman karena seolah dituntut untuk lari dari diri sendiri dan hinggap pada perilaku dan kepribadian orang lain. Banyak orang tidak menyukai itu. 

4. Banyak komentar

Sebetulnya hal wajar jika mertua mengomentari apa yang kita lakukan. Terlebih jika itu adalah hal yang keliru. Sepatutnya kita wajib berterima kasih kepada mertua. 

Sayangnya tidak semua mertua memiliki cara menasihati dan cara menegur yang baik. Sebagian mertua tidak cukup sekadar mengatakan "Akan lebih baik kalau kamu begini, ya?."

Kebanyakan dari mereka justru melontarkan kata ini "Ini seharusnya begini! Masa gitu doang gak tau?," "Kamu diajarin ngurus rumah gak sih, kok berantakan gini? Apakah seperti ini cara orang tua kamu mendidik kamu?," "Kamu kok masakannya kurang asin, bisa masak gak sih?," "Kok anakmu digituin, gak boleh!," "Anakmu harus dipakaikan ini biar begini," dan yang lainnya. 

Bahasa dan nada bicara yang digunakan seringkali membuat seseorang merasa tidak dihargai. Apalagi karena segala sesuatu selalu dikomentari membuat seseorang seolah tidak bisa bernafas karena selalu merasa serba salah.

5. Ingin hidup mandiri

Ingin hidup mandiri juga menjadi alasan seseorang tidak mau hidup mertua. Hal ini biasanya disebabkan karena saat hidup bersama mertua pembagian uang untuk kebutuhan bulanan terasa simpang siur, berat sebelah, begitu juga dengan urusan rumah tanga. Sehingga seseorang merasa ingin menjalani hidupnya sendiri agar bisa mengatur segala sesuatu sesuai kehendaknya, mengelola uang dengan kebutuhan yang jelas, dan belajar mengurus rumah tangganya sendiri tanpa ada campur tangan orang lain.

6. Menjaga kewarasan

Meskipun di rumah yang jauh lebih kecil bahkan hanya rumah petak, harus behemat agar semua kebutuhan bisa terpenuhi, sangat lelah karena harus mengurus segala sesuatunya seorang diri, tetapi rasa nyaman, tenang dan leluasa dalam menjalani hidup sehari-hari adalah hal utama untuk tetap membuat kita merasa waras menjadi seorang manusia.

Sebab merasa terkekang, terbatas dan tidak dihargai, bisa membuat seseorang stres, tertekan dan tidak menutup kemungkinan lemah untuk menjalani hidup ini. Jadi, tidak mengapa untuk pindah rumah dan memulai segala sesuatunya dari awal, agar jiwa kita sebagai seorang manusia tetap waras dan selamat.

Nah itu dia enam alasan seseorang enggan tinggal satu atap dengan mertua. Bagaimana denganmu?

Mutami Matul Istiqomah