Persahabatan dan pertemanan seringkali menjadi merenggang karena faktor waktu serta jarak. Apalagi di era saat ini, banyak hal bisa dilakukan secara online. Kondisi ini juga turut memengaruhi cara dan gaya persahabatan.
Namun, apapun caranya, ada banyak alasan untuk mempertahankan hubungan pertemanan yang baik. Ada juga alasan pentingnya memilih teman yang sesuai untuk dirimu dan masa depan.
Berikut beberapa hal yang dapat kamu perhatikan dalam bersahabat dan berteman seperti sebagaimana diinspirasikan oleh forbes.
1. Tidak punya teman bisa meningkatkan risiko finansial
Kesepian cenderung membuat seseorang mencari pelampiasan. Salah satunya adalah dengan berbelanja. Seringkali orang yang tak punya teman menghabiskan uang tanpa memperhatikan kebutuhan, melainkan hanya mengisi rasa ‘ kosong’ yang dialami dalam hati.
Namun sebaliknya, memiliki banyak teman dengan gaya hidup konsumtif juga akan memengaruhi cara kamu mengendalikan keuangan. Pasalnya, kamu bisa saja ikut-ikutan menjadi boros. Karena itu, berhati-hatilah dalam memilih teman dekat.
2. Media sosial bisa memicu stres
Dalam era digital, kadang-kadang perjumpaan fisik tergantikan oleh media sosial. Beberapa orang beranggapan bahwa interaksi melalui media sosial sudah cukup mewakili hubungan mereka. Namun, seringkali media sosial justru menjadi bumerang yang merugikan hubungan pertemanan.
Misalnya saja postingan yang dimaksudkan membagikan kebahagiaan justru ditanggapi sebagai perilaku pamer oleh teman di sosial media. Ini terjadi karena saling tidak tahu kondisi yang sebenarnya dalam dunia nyata.
Seringnya kesalahpahaman ini menimbulkan rasa khawatir dan stres ketika akan mengirimkan postingan ke media. Bijaksanalah, media sosial semestinya memberikan manfaat positif bagimu, bukan malah mengundang stres.
Bahkan tidak jarang bahasa tulisan yang dikirimkan melalui pesan digital menimbulkan salah paham. Ini karena pihak lawan bicara tak dapat melihat ekspresi dan intonasi suara pengirim pesan. Penting untuk mengenal dengan baik lawan bicara agar kamu bisa menyesuaikan gaya bahasa dan pilihan kalimat saat berkirim pesan.
3. Kamu butuh teman yang berkemauan keras
Teman yang keras kepala memang sering kali menyebalkan. Namun, tahukah bahwa terkadang kamu membutuhkan teman yang memiliki kemauan keras. Khususnya jika kamu adalah tipe orang yang mudah tergoda untuk meninggalkan komitmen. Misalnya saja, kamu sudah berkomitmen untuk mengikuti les bahasa asing. Jika temanmu adalah orang yang teguh pendirian, maka setiap jadwal tiba, dia tak akan mau tergoda membolos dengan alasan apapun. Biasanya ia akan ‘memaksa’ kamu berbuat sama.
Kamu harus tahu, bahwa teman yang baik tidak hanya mengajakmu bersenang- senang, tetapi juga menjadi pendorong dan saling mendukung untuk mewujudkan impian masa depan.
4. Memiliki sahabat baik untuk kesehatan
Memiliki sahabat berimbas positif pada kesehatan. Dengan memiliki sahabat, kamu dapat berbagi perasaan dan mempunyai pendengar yang baik saat sedang menghadapi masalah. Ini mengurangi stres dan perasaan negatif lainnya yang berisiko pada kesehatan mental jika dibiarkan.
Sebaliknya saat sahabat mempunyai masalah, kamu juga bisa membantunya. Walau terkadang tak bisa menemukan solusi untuknya, kamu ada untuk mendengarkan curahan hatinya. Hal ini selain baik untuk sahabatmu juga bermanfaat untuk dirimu. Kamu akan memperoleh perasaan bahagia dan berguna bagi orang lain.
Bahkan penelitian yang dilakukan oleh Universitas Flinder Australia. Setelah mengikuti 1.500 orang selama 10 tahun menunjukkan hasil bahwa orang dengan jaringan pertemanan mempunyai peluang berumur lebih panjang sebesar 22%.
5. Teman bisa mempengaruhi keputusanmu
Disadari atau tidak, teman dan sahabat bisa berpengaruh besar pada cara kamu mengambil keputusan. Kebersamaan yang terjalin konsisten memungkinkan terjadinya kesamaan prinsip moral. Bahkan tidak jarang, kamu mempunyai toleransi yang sama terhadap suatu kesalahan. Misalnya saat kamu dan teman memutuskan untuk tak apa-apa memakan es krim atau coklat lezat yang menggoda walau kalian sedang dalam program diet
Untuk itu, pastikan kamu memilih sahabat yang cocok dengan prinsip yang kamu pegang. Ini ntuk menghindari konflik yang tak perlu dan memastikan kamu tetap berada di jalur sesuai prinsip hidup kamu.
Nah, apakah kamu setuju dengan hal-hal di atas? atau kamu mempunyai pendapat lain? Bagaimanapun, penting untuk kamu memilih teman dan sahabat dengan hati-hati. Pastikan mereka adalah orang-orang yang akan mendukung kamu mencapai tujuan dan impian hidupmu. Bukan justru orang-orang yang menjadi penghalang. Mulailah dari diri sendiri dengan menjadi teman atau sahabat yang baik. Seperti kata peribahasa ," a friend in need is a friend indeed".
Baca Juga
-
3 Kesalahan saat Mengenakan Pakaian Baru di Tempat Kerja
-
3 Kebiasaan Buruk yang Membuat Meja Kerja Kamu Sering Berantakan
-
5 Tips Mengubah Hobi Membuat Buket Bunga Jadi Uang, Berani Coba?
-
3 Ide Hadiah untuk Seorang Backpacker, Pilih yang Praktis!
-
3 Macam Celebrity Worship, Jangan sampai Kebablasan Memuja!
Artikel Terkait
-
Ulasan Buku Ikan Selais dan Kuah Batu: Kisah Persahabatan Manusia dan Ikan
-
Ogah Drama, Begini Prinsip Ivan Gunawan Jaga Pertemanan Sesama Artis
-
Tipe Sahabat yang Membantumu Berkembang Tanpa Kamu Sadari
-
Ulasan Film The Lady In The Van, Wanita Misterius di Balik Van Tua
-
Ulasan Novel 'Nebula', Persahabatan yang Diuji Egoisme dan Pengkhianatan
Lifestyle
-
3 Sheet Mask yang Mengandung Ceramide, Ampuh Merawat Kesehatan Skin Barrier
-
3 Acne Spot Gel Ampuh Meredakan Jerawat Mendem dengan Cepat, Ada Favoritmu?
-
3 Varian Serum dari Hada Labo, Ampuh Hidrasi Kulit Kering dan Atasi Penuaan
-
3 Moisturizer Lokal yang Berbahan Buah Blueberry Ampuh Perkuat Skin Barrier
-
5 Manfaat Penting Pijat bagi Kesehatan, Sudah Tahu?
Terkini
-
Byeon Woo Seok Nyanyikan Sudden Shower di MAMA 2024, Ryu Sun Jae Jadi Nyata
-
Pep Guardiola Bertahan di Etihad, Pelatih Anyar Man United Merasa Terancam?
-
3 Drama Korea yang Dibintangi Lim Ji Yeon di Netflix, Terbaru Ada The Tale of Lady Ok
-
Review Ticket to Paradise: Film Hollywood yang Syuting di Bali
-
Ulasan Novel Under the Influence Karya Kimberly Brown, Kisah Cinta dan Kesempatan Kedua