Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Mutami Matul Istiqomah
ilustrasi perempuan marah.[Pexels/Liza Summer]

Banyak para suami yang bertanya-tanya kenapa istrinya mudah sekali marah kepada anaknya. Atau bisa juga hal tersebut terjadi kepada seorang perempuan dengan perempuan lainnya. Misalnya seorang tetangga yang menganggap salah satu tetangganya mudah sekali marah kepada anaknya. 

Marah sebenarnya adalah hal yang normal. Namun, harus dikelola dengan baik. Apalagi, jika kita adalah seorang ibu dengan anak yang masih kecil. Tentu, memang tidak mudah untuk menerapkan kata-kata yang seolah terasa mudah. Ini adalah hal lumrah yang mungkin dirasakan oleh beberapa atau bahkan banyak perempuan. Tenang, kamu tidak sendirian, kok!

Berikut ini 5 hal yang menyebabkan ibu mudah marah kepada anaknya. 

1. Suami yang kurang mendukung

Alasan yang pertama adalah karena kurangnya dukungan dari suami. Sebagai mana yang kita tahu bahwa mengurus seorang anak adalah tanggung jawab berdua, ayah dan ibunya. Ayah adalah orang yang terpenting agar ibu bisa tetap waras menjadi seorang ibu rumah tangga.

Memang, seorang ayah sudah bersusah payah untuk mencari rupiah demi rupiah. Tapi, jangan pernah mengesampingkan tanggung jawab yang lain selain mencari nafkah. Yaitu tanggung jawab kepada istri dan anaknya. 

Sebisa mungkin, seorang suami harus memberikan pelukan yang positif kepada istrinya. Baik itu dengan bentuk perhatian, kalimat yang positif, maupun dukungan secara emosional. Seorang perempuan, tentu ingin diperhatikan. Dukunglah istri yang sedang merawat anak dengan memberinya bentuk perhatian sesuai dengan apa yang ia suka. 

Misalnya, sepulang kerja membawakan makanan kesukaan, membantu pekerjaan rumah tangga yang bisa, bergantian menjaga anak, atau paling tidak bekerjalah dengan jalan yang lurus, tidak macam-macam. Maksudnya, tidak mencari masalah di kantor, tidak main perempuan, tidak melakukan hal-hal yang aneh.

2. Tumbuh di keluarga yang keras

Tumbuh di keluarga yang keras maksudnya adalah bisa jadi ibu sejak kecil tumbuh di sekitar orang-orang yang memang galak atau suka marah-marah. Hati yang terluka di masa kecil, akan tetap membekas sampai seseorang dewasa, bukan?

Tidak menutup kemungkinan, orang dengan masa lalu seperti itu akan terbawa tanpa sengaja sampai ia tumbuh dewasa. Sehingga, ia akan memperlakukan orang lain dengan sedemikian rupa. Meskipun anaknya sendiri. Atau, orang tersebut menganggap bahwa hal yang dilakukan atau kemarahan yang diluapkan adalah hal yang wajar dan biasa. Sehingga ia tidak merasa bersalah, malu maupun harus mengubahnya.

3. Me time yang kurang

Me time merupakan salah satu faktor yang menyokong kekuatan seorang ibu rumah tangga. Ibu rumah tangga yang bisa meluangkan waktu untuk dirinya sendiri terbukti bisa menangani emosi dengan lebih baik. 

Jika seorang ibu rumah tangga selalu menuruti hiruk pikuknya urusan anak dan rumah tanpa adanya kebebasan untuk dirinya sendiri, maka ia akan lebih mudah marah. Kenapa? Karena rutinitas yang sama dan di jalani setiap hari membutuhkan relaksasi agar mampu melewati semua itu. Relaksasi yang paling sederhana adalah dengan me time.

Jadi, penting untuk ayah mengoreksi apakah waktu yang diberikan kepada ibu untuk me time sudah tercukupi atau belum.

4. Banyak pikiran

Sering terjadi, seorang ibu rumah tangga yang sulit mengontrol emosinya disebabkan oleh banyak pikiran di luar rumah. Misalnya seperti masalah dengan teman atau orang tua, masalah pekerjaan, masalah dengan tetangga, kondisi finansial yang sedang tidak baik, ditagih hutang, atau yang lainnya. Semakin banyak yang ibu pikirkan, akan semakin mudah tersulut emosi. 

Kalau di lihat dari sudut pandang ibu, tentu hal tersebut wajar. Siapa yang tidak pusing ketika tagihan disana-sini menanti, finansial sedang tidak baik. Di lain sisi, anak merengek dan suami tidak mampu mengerti. 

Namun, sebagai orang tua, baiknya agar kita mengingat bahwa anak tidak tahu apapun yang sedang bergejolak dalam pikiran kita. Yang ia inginkan adalah ibu yang perhatian, ibu yang ceria dan ibu terbaik yang selalu ada untuknya. 

5. Lelah fisik dan mental

Kelelahan baik secara fisik maupun mental menjadi salah satu faktor yang menyebabkan ibu mudah marah. Fisik yang dipaksa terus untuk mengurus rumah beserta seluruh isinya seorang diri, lalu pikiran yang terus berjalan menghadapi keuangan yang tidak stabil, misalnya. Tentu menjadi hal yang tidak mudah untuk dilewati dan menyebabkan kelelahan secara fisik maupun mental.

Nah, jadi itu dia 5 hal yang menyebabkan ibu mudah marah. Apakah kamu juga seseorang yang mudah marah? Jangan lupa untuk me time dan meminta dukungan penuh dari suami, ya! 

Mutami Matul Istiqomah