Menjadi seorang wirausahawan haruslah memiliki pola pikir tertentu dan berbeda dari kebanyakan orang biasa. Diperlukan mental serta pemikiran yang lebih maju dari orang biasa untuk bisa menjadi seorang wirausahawan.
Berikut 4 perbedaan pola pikir antara seorang wirausahawan dengan orang biasa. Apakah kamu termasuk salah satunya?
1. Produktif vs konsumtif
Jiwa wirausahawan pasti selalu memikirkan bagaimana caranya menghasilkan, tidak hanya menghabiskan. Perilaku yang ditampilkan seorang wirausahawan adalah perilaku produktif atau menghasilkan sesuatu, dengan berbagai ide segar dan solutif.
Sementara bagi orang-orang biasa, kegiatan konsumtif lebih diutamakan daripada produktif. Mereka lebih senang memuaskan hasrat dan keinginan mereka untuk terus membeli barang atau sesuatu yang sebenarnya tidak mereka perlukan.
2. Pemanfaatan sumber daya vs pembuangan sumber daya
Barang-barang yang tidak terpakai, bagi sebagian besar orang hanya akan memakan tempat dan lebih baik dibuang saja. Namun, bagi seorang wirausahawan, barang bekas yang tidak terpakai lagi daripada dibuang begitu saja lebih baik dimanfaatkan menjadi barang baru.
Misalnya, kardus-kardus tidak terpakai yang teronggok di pojok gudang, dapat dimanfaatkan sebagai rak buku. Hal yang diperlukan hanyalah kreativitas dan daya imajinasi, serta jangan lupakan niat dan motivasi untuk mulai berkarya.
3. Tidak ada batasan usia
Tidak ada yang namanya terlalu muda atau terlalu tua untuk memulai sesuatu. Bahkan, beberapa tokoh terkenal memulai bisnisnya di usia yang tidak lagi muda, tetapi tetap mampu meraih kesuksesan dan membuktikan bahwa usia bukanlah penghalang untuk memulai sesuatu.
Jangan terpaku pada orang lain yang menganggap usia muda adalah usia untuk bersenang-senang dan menikmati hidup, atau anggapan bahwa masa tua adalah masa-masa pensiun untuk bersantai. Jika kamu ingin memulai sesuatu, di umur berapa pun kamu sekarang, mulai saja dulu.
4. Mulai saja dulu
Kebanyakan orang-orang merasa malas untuk memulai sesuatu seperti memulai usaha karena merasa tidak berbakat. Padahal, bakat tidak selalu berasal dari bawaan lahir. Bakat juga bisa diasah. Bahkan, meskipun tidak mempunyai bakat, jika diiringi dengan ketekunan, bisa jadi kita berhasil dan melampaui orang-orang yang memang memiliki bakat alami.
Memang ada berbagai macam risiko dan rintangan yang akan menghadang usaha kita nantinya di masa depan, tetapi jika kita terus mencemaskan hal-hal yang tidak pasti terjadi, lebih baik kita mulai saja terlebih dahulu, sembari belajar agar bisa menghindari atau menangani risiko yang mungkin akan terjadi.
Itulah 4 perbedaan pola pikir yang dimiliki oleh wirausahawan dan orang biasa. Apakah beberapa poin tersebut ada di dirimu?
Tag
Baca Juga
-
Ikuti Perjalanan Hampa Kehilangan Kenangan di Novel 'Polisi Kenangan'
-
3 Novel Legendaris Karya Penulis Indonesia, Ada Gadis Kretek hingga Lupus
-
Geram! Ayu Ting Ting Semprot Netizen yang Hujat Bilqis Nyanyi Lagu Korea
-
Haji Faisal Akui Sempat Syok dengan Konten Atta Halilintar yang Disebut Netizen Sentil Fuji
-
Outfit Bandara Seowon UNIS Jadi Sorotan, K-netz Perdebatkan Usia Debut
Artikel Terkait
-
Profil dan Kekayaan Mia Amiati Iskandar, Eks Kejati Jatim yang Jadi Komisaris Bank Mandiri
-
Taspen dan Bank Mantap Lepas Mudik Bersama ke Wilayah Jawa dan Sumatera
-
Campur Tangan Prabowo Dalam 'Cuci Gudang' Komisaris Bank BUMN Demi Selipkan Pejabat Negara
-
Dividen BMRI vs BBNI, Cek Perbandingan Porsi Jatah untuk Pemegang Saham
-
3 Bank Himbara Tebar Dividen Rp109 Triliun, Sebagian Besar Disetor ke Danantara
Lifestyle
-
Anggun dan Stylish dengan 4 OOTD Sweet Feminine ala Sakura LE SSERAFIM
-
4 Gaya Kasual ala Seohyun SNSD, Nyaman tapi Tetap Fashionable!
-
Keren dan Minimalis, 4 Daily Outfit ala Lee Sun-bin yang Mudah Ditiru!
-
4 Look Simple dan Modis ala Karina aespa untuk Gaya Outfit Sehari-hari
-
Aplikasi Kencan, Solusi Baru Gen Z Atasi Kesepian?
Terkini
-
Nasib 4 Wakil ASEAN di AFC U-17: Indonesia Berjaya, Vietnam-Australia di Tepi Jurang Kegagalan!
-
5 Poster Karakter Pemain Utama Film Korea The Old Woman with the Knife
-
Review Film Dead Teenagers: Lima Remaja Berjuang Bertahan Hidup dalam Ancaman
-
Dehumanisasi Digital: Saat AI Mengambil Peran Manusia
-
Grok dan Letupan Kritik saat Demokrasi Makin Tercekik