Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Sunatus Solikhah
Ilustrasi seseorang membenci diri sendiri.(Pixabay/1388843)

Ada berbagai penyebab seseorang membenci diri sendiri. Jadi, sebaiknya hindari dan segera atasi. Jika tidak, maka dampak buruk bisa menimpa. Jangan sampai rasa benci berlebihan yang tidak seharusnya malah sengaja kamu pupuk.

Hingga akhirnya tumbuh dan berkembang menjadi tanaman busuk. Bukankah percuma memupuk tanaman yang sudah tahu hasilnya busuk? Ingat ya, tidak semua apa yang ada dalam pikiran dan perasaan itu harus diikuti, salah satunya mengenai benci.

Kecewa terhadap diri sendiri adalah sebuah hal yang lumrah dirasakan. Tapi, kamu juga perlu memahami porsinya, jangan berlebihan dan jangan dibiarkan berlarut-larut.

Inilah 3 penyebab seseorang membenci diri sendiri, yaitu:

1. Trauma

Seseorang yang memiliki trauma terhadap masa lalu dan belum berhasil berdamai, akan terbayang-bayang. Bayang-bayang masa lalu ini dapat menimbulkan beragam dampak buruk, salah satunya menjadi benci terhadap diri sendiri.

Rasa benci bila dibiarkan akan merusak hati. Bukan hanya rasa benci terhadap orang lain tapi juga diri sendiri. Belajar menerima apa yang sudah terjadi dan berusaha menyembuhkan trauma akan lebih baik bila dibandingkan tetap hidup di dalamnya.

2. Membandingkan Diri dengan Orang Lain

Penyebab lainnya seseorang membenci diri sendiri yaitu membandingkan diri dengan orang lain. Melakukan perbandingan diri sebagai acuan menjadi lebih baik adalah sebuah hal yang tidak salah.

Lalu apakah yang membuatnya salah? Ketika membandingkannya malah membuat semakin benci terhadap diri sendiri dengan alasan tidak bisa mencapai apa yang orang lain berhasil raih.

Padahal kita juga harus mengetahui porsi diri, sampai sejauh mana bisa mengusahakannya. Bila memang tidak sanggup, jangan tetap memaksa. Menjadi lebih baik bukan berarti harus mengikuti jalan yang sama seperti orang lain.

3. Menetapkan Ekspektasi Terlalu Tinggi

Rasa benci bisa timbul ketika seseorang menetapkan ekspektasi terlalu tinggi terhadap suatu hal, dan ternyata hasilnya tidak sesuai. Apalagi ketika sudah diperjuangkan mati-matian. Jadi, alangkah baiknya ketika menaruh ekspektasi itu sewajarnya saja.

Memperjuangkan juga semampunya. Tujuannya agar ketika hasil tidak sesuai harapan, rasa kecewanya tidak berlebihan. Jika berlebihan berkemungkinan menimbulkan rasa benci terhadap diri sendiri.

Menyayangi itu tidak selalu kepada orang lain, tapi juga diri sendiri. Walaupun banyak kekurangan dan tidak luput dari kesalahan, tetap sayangi apa yang ada pada dirimu. Jika membenci diri sendiri, lalu siapa yang akan menyayangimu kalau bukan dirimu sendiri?

Sunatus Solikhah