Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Rahma Rizky
Ilustrasi Istri dan Ibu (Pexels/Antoni Shkraba)

Dalam kehidupan rumah tangga, menciptakan lingkungan yang bisa menghindari konflik antara istri dengan ibu memang susah-susah gampang, untuk dilakukan oleh para suami.

Tidak melulu permasalahan yang berat, kadang masalah kecil pun bisa memantik api pertikaian antara istri dengan ibu. Lalu, apa yang bisa dilakukan oleh suami agar tidak timbul konflik berkepanjangan antara istri dengan ibu?

Berikut cara mencegah konflik antara istri dan ibu yang harus diketahui suami.

1. Jangan satukan istri dan ibu di bawah atap yang sama

Berani menikah berarti harus berani bertanggung jawab atas sandang, pangan, dan papan dari wanita yang kamu nikahi. Jangan lupa juga pikirkan tentang tanggung jawab terhadap anak-anak yang akan lahir dari pernikahanmu.

Seperti halnya kamu tidak nyaman jika kedudukanmu sebagai kepala rumah tangga masih harus dikepalai lagi oleh ayah mertuamu, begitu pula istri yang tidak akan nyaman jika kedudukannya sebagai penanggung jawab rumah harus diawasi oleh ibu mertua yang tidak lain adalah ibumu.

Jika memang orang tuamu sering membutuhkan kehadiranmu, kamu bisa menyiapkan tempat tinggal yang jaraknya dekat dengan rumah orang tuamu, tanpa harus menyatukan mereka di bawah atap yang sama.

2. Jadilah pendengar yang baik

Setelah menikah, kamu akan sering kali menjadi perantara keluh kesah antara istri dan ibumu. Apalagi jika mereka sama-sama tipe orang yang susah untuk berbicara langsung ketika kesal.

Saat ibu mengeluh kepadamu, kamu bisa menjawab bahwa nanti akan menasehati istrimu. Namun, jangan lupa untuk menyelipkan kalimat tentang niat-niat baik istrimu, atau kendala-kendala yang membuat istrimu bersikap seperti itu, yang luput dari pengetahuan ibumu.

Dengan begitu, ibu merasa masih disayangi olehmu dan juga ada kemungkinan besar untuk maklum dengan sikap istrimu setelah mengetahui niat dan kendalanya.

Sebaliknya, saat istrimu mengeluh tentang sikap ibumu, katakan juga bahwa nanti kamu akan mendiskusikannya dengan ibu. Selipkan pula kalimat tentang niat-niat baik dari ibu, atau kendala-kendala yang membuat ibu bersikap seperti itu.

Istri yang baik pasti akan merenungkan kata-katamu dan dengan suka rela melunturkan kegundahan hatinya terhadap sang mertua.

3. Jelaskan peranmu kepada mereka agar tidak timbul kecemburuan

Carilah waktu yang baik dan tepat untuk membicarakan hal ini dari hati ke hati kepada ibu maupun kepada istri. Ajak masing-masing mengobrol berdua saja, dalam suasana yang santai dan tenang.

Katakan pada ibumu bahwa kini kamu sudah mengambil alih tanggung jawab atas seorang wanita dari tangan ayahnya.

Kamu akan tetap dengan senang hati berbakti pada orang tuamu, tetapi tidak bisa lagi sesering dulu karena kamu juga harus berperan dalam mengayomi keluarga kecilmu.

Jika ibu masih cemburu atas berkurangnya waktu dan perhatianmu, teruslah ulangi penjelasan tersebut dengan kata-kata yang baik hingga akhirnya ibu bisa mengerti.

Kepada istrimu, katakanlah bahwa bagaimanapun kamu masih wajib berbakti pada orang tuamu dan juga orang tuanya. Tenangkanlah hatinya, bahwa meskipun kamu berbakti pada orang tua, itu tidak akan membuatmu menelantarkan istri dan anak-anakmu.

Nah, suami, hal tersebut akan menjadi mudah bila istri dan ibumu sama-sama berhati lapang untuk mau memahami keadaan yang memang berubah setelah adanya ikatan pernikahan.

Namun, akan menjadi sulit bila salah satunya keras kepala dan merasa paling berhak atas dirimu. Serta akan sangat sulit dan membuat pusing kepala bila ternyata yang keras kepala adalah kedua wanita tercinta dalam hidupmu.

Apapun keadaannya, tetaplah jadi penengah yang netral tanpa menunjukkan kasih sayang yang berat sebelah agar istri dan ibumu sama-sama merasa dicintai olehmu, serta tidak dikesampingkan keberadaannya.

Rahma Rizky