Tidak bisa dipungkiri, bumi yang kita tempati saat ini sudah semakin tua. Terlebih ketika pandemi menyapa, potensi pencemaran oleh limbah medis semakin meningkat persentasenya. Namun tahukah Anda, bahwa kerusakan lingkungan tidak melulu dikarenakan oleh hal-hal besar seperti yang disinggung sebelumnya.
Bahkan oleh kebiasaan manusia yang dianggap lumrah pun bisa mengakibatkan kerusakan lingkungan. Simak selengkapnya.
1. Gengsi Menghabiskan Makanan
Suka ngumpul bareng teman di cafe atau resto? Sering menyisakan makanan yang disajikan karena gengsi atau takut dibilang rakus? Mulai sekarang hapus anggapan itu yah.
Perilaku yang suka menyisakan makanan atau bahkan membuang makanan yang masih layak dikonsumsi termasuk kebiasaan merusak lingkungan.
Menyadur dari Suara.com, menurut Medrilzam selaku Direktur Lingkungan Hidup Bappenas mengungkapkan bahwa sampah makanan orang Indonesia pada temuan tahun 2019 mencapai 184 Kg per orang per tahun. Atau setara dengan memberi makan 125 juta jiwa.
Mubazir bukan? Padahal angka tersebut bisa untuk mengurangi angka kelaparan di negeri kita. Tapi malah terbuang percuma hingga akhirnya merusak lingkungan.
Jadi masih mau menyisakan makanan atau membagikannya pada yang membutuhkan?
2. Suka Lupa Mencabut Charger
Kadangkala kita sering abai mencabut charger dari colokan listrik. Meski daya yang disedot tidak seberapa, namun perilaku seperti ini tetaplah tidak baik.
Ada juga yang suka mengisi daya smartphonenya menjelang ia tidur di malam hari dan membiarkannya hingga pagi hari. Padahal untuk mengisi daya smartphone paling lama 2-3 jam saja.
Tahukah Anda, kebiasaan ini dapat memperpendek usia baterai. Ujung-ujung hanya akan meningkatkan limbah elektronik dan malah merusak lingkungan kita.
3. Berlebihan Dalam Penggunaan AC
Negara kita memanglah beriklim tropis. Sehingganya penggunaan air conditioner (AC) terbilang lumrah di masyarakat kita. Kehadiran alat ini sangat diidamkan oleh banyak kalangan terlebih jika musim panas menyapa.
Namun sadarkah kita bahwa sebenarnya penggunaan AC dapat meningkatkan resiko global warming?
Seperti dikutip dari website Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang, AC menggunakan bahan dari CFC. Bahan ini dapat menghasilkan karbon dioksida.
Jika atmosfer bumi semakin tercemar oleh banyaknya karbon dioksida, maka yang terjadi adalah panas yang berkepanjangan. Alih-alih meneruskan panas ke luar angkasa, atmosfer hanya akan memantulkan kembali panas ke bumi. Inilah yang disebut efek rumah kaca atau global warming (pemanasan global).
Daripada menggunakan AC, lebih baik tanamlah pohon di pekarangan rumah. Sejuk yang dihasilkan alami dan tidak merusak lingkungan.
Itulah tiga kebiasaan lumrah yang ternyata merusak lingkungan. Semoga kita bisa menjadi pribadi yang bisa mengurangi kerusakan lingkungan dengan tidak ikut melakukan kebiasaan tersebut.
Jangan lupa juga untuk mengajak sanak saudara ataupun teman, rekan kerja kita untuk tidak melakukan kebiasaan tersebut.
Baca Juga
Artikel Terkait
Lifestyle
-
Mulai 4 Jutaan! 4 Rekomendasi HP Flip Canggih Harga Termurah 2025
-
Awas Boncos! 5 Trik Penipuan Online Ini Bikin Dompet Anak Muda Ludes Sekejap
-
OTW Hollywood! 5 Fakta Kenapa Film Sore: Istri dari Masa Depan Bisa Jadi Jagoan Kita di Oscar
-
Hijau Jadi Tempat Aman: Kenapa Gen Z Lebih Nyaman Cerita di Close Friend?
-
Cashless is a Lifestyle: Ketika Gen Z Tak Lagi Pegang Uang Kertas
Terkini
-
Review Film Mama: Pesan dari Neraka, Horor Digital yang Bikin Parno!
-
Dugaan Korupsi BJB Ridwan Kamil: Lisa Mariana Ngaku Terima Duit, Sekalian Buat Modal Pilgup Jakarta?
-
Kualifikasi AFC U-23 dan Akhir dari Gendongan Rafael Struick di Timnas Garuda Muda
-
Buku Masih Jadi Teman atau Sekadar Tanda Kehadiran di Kampus?
-
Timnas Indonesia Gagal ke AFC U-23, Semua karena Salah Shin Tae-yong dan Kita Sendiri!