Banyak orang membenci orang pemarah, sampai mereka melupakan apa yang sebenarnya orang pemarah rasakan. Meskipun ada sebagian orang yang menyalurkan kemarahannya menjadi sikap yang negatif dan menjadikan kemarahan sebagai kekuatan, namun di sisi yang lain banyak pula orang pemarah yang berusaha setengah mati untuk bisa mengubah dirinya menjadi pribadi yang lebih baik.
Sayangnya, mengubah sikap pemarah memang tidak semudah itu. Butuh proses yang panjang, dukungan dari lingkungan, bahkan bantuan dari psikolog jika memang diperlukan. Di bawah ini merupakan empat beban yang kerap dialami oleh seorang pemarah yang ingin berubah menjadi pribadi lebih baik.
1. Malu
Seorang pemarah, akan mudah sekali untuk meluapkan emosinya. Tentu saja, hal itu dilakukan secara spontan tanpa mengenal waktu dan tempat.
Apakah setelah seorang pemarah memarahi orang lain di depan umum akan merasa puas? Sebagian mungkin iya, namun sebagian yang lain justru merasa malu dengan hal yang dilakukan oleh dirinya sendiri. Kalau bisa, mungkin mereka ingin mengulang waktu untuk memperbaiki perkataan dan perbuatannya.
2. Dihantui perasaan bersalah
Marah sebenarnya adalah hal yang wajar. Namun mereka yang sulit mengendalikan amarahnya, biasanya akan berlebihan ketika marah kepada seseorang. Tidak sekadar berkata dengan nada tinggi, namun juga ada yang sampai berkata kasar, memaki, bahkan melukai orang lain.
Meskipun hal itu telah terjadi dan emosinya kian membaik, namun seorang pemarah menyisakan perasaan yang dirasakan oleh dirinya sendiri. Yaitu perasaan bersalah yang akan terkenang sepanjang hidupnya.
3. Membenci dirinya sendiri
Karena seorang pemarah yang sedang berusaha mengubah dirinya untuk menjadi lebih baik tidak lekas mendapatkan sikap yang diinginkan, biasanya mereka akan mulai membenci dirinya sendiri.
Apalagi, semakin banyak orang yang menjauh, menganggapnya orang yang keras dan berbahaya, memberikan penghakiman sendiri kepada seorang pemarah, akan membuat mereka menganggap diri sendiri adalah musuh.
4. Enggan berinteraksi
Pada akhirnya, seorang pemarah akan berusaha mengendalikan dirinya dengan menghindari pemicu kemarahannya. Karena dia ingin menjadi orang yang lebih baik, karena dia ingin menjaga perasaan sesamanya, karena dia tidak ingin menambah orang lain yang disebut sebagai korban atas luapan emosinya.
Orang pemarah akan mulai mengurung diri dan merasa dikucilkan. Hal ini merupakan hal yang dipilih sendiri, namun terasa begitu menyakitkan.
Itu dia 4 beban yang dirasakan oleh orang pemarah yang ingin berubah. Bisakah kita tidak terus menerus memberi penghakiman kepada mereka? Bisakah kita tetap bisa menerima mereka dan membantu mereka lebih merasa bahagia dengan hidupnya?
Baca Juga
-
Cuma Butuh HP, 5 Aplikasi Ini Bisa Bantu Catat Keuangan Usaha Sendiri
-
Fenomena Mager di Pertengahan Ramadan, Ini 4 Penyebabnya!
-
5 Langkah Jitu agar Keuangan UMKM Tetap Sehat di Bulan Ramadan
-
5 Tips Ramadan Produktif ala Gen Z : Tetap Aktif Ibadah Maksimal!
-
Mau Tajir Mendadak? Ini 5 Bisnis Ramadan yang Selalu Laris Manis!
Artikel Terkait
Lifestyle
-
4 Padu Padan Daily Look Minimalis ala Lia ITZY Buat Gaya OOTD Makin Modis!
-
Cara Membuat Miniatur AI Realistis ala Action Figure dengan Google Gemini
-
4 Rekomendasi Toner Coconut Water untuk Hidrasi dan Penyeimbang pH Kulit
-
Di Balik Panggung Pestapora: Sponsor Freeport Ditolak Mentah-Mentah oleh Sejumlah Musisi
-
4 Calming Pad Korea Tea Tree, Solusi Praktis Hempaskan Jerawat dan Redness!
Terkini
-
Sinopsis Inspector Zende, Film India Terbaru Manoj Bajpayee di Netflix
-
FIFA Matchday 2025: Pesta Gol Lawan China Taipei yang Sejatinya Tak Terlalu Membanggakan
-
Babak Baru Kasus Penjarahan Rumah Uya Kuya: 12 Orang Resmi Jadi Tersangka, Terancam 7 Tahun Bui!
-
Demokrasi Bukan Sekadar Kotak Suara, Tapi Nafas Kehidupan Bangsa
-
Menang dari Taiwan Tak Jadi Tolak Ukur Kekuatan Timnas Indonesia, Mengapa?