Nyatanya hidup di tengah masyarakat memanglah tidaklah mudah. Banyak macam tuntutan dari masyarakat yang terkadang tak selamanya mampu kita penuhi dan tak seharusnya pula untuk kita turuti. Ada kesehatan mental yang perlu dijaga, ada batin yang harus tetap tenang dan nyaman untuk bisa bertahan.
Apalagi untuk para laki-laki, stigma yang terlanjur menjamur membuat mereka kehilangan ruang gerak untuk bernapas lebih bebas dalam menikmati kehidupan dan mengekspresikan apa yang ia rasakan. Mereka terkekang, di hukum oleh keadaan yang tidak ia inginkan. Salah satunya adalah adanya toxic masculinity yang masih eksis di masyarakat.
Berikut 3 macam toxic masculinity yang masih menjamur di tengah masyarakat.
1. Laki-laki tak boleh cengeng
Stigma ini seperti sudah mengakar sejak anak laki-laki lahir ke bumi. Mereka di didik untuk bisa bermental kuat, tidak mudah menangis dan mengeluh. Akhirnya hal ini terbawa hingga ia dewasa dan menjadi sebuah stigma yang ia benarkan dan ia turunkan kepada keturunannya pula.
Padahal laki-laki juga sama-sama manusia biasa yang memiliki batas titik lemah dan ketidakmampuan dalam menahan perasaannya. Jadi, layak untuk para laki-laki untuk mengekspresikan apa yang ia rasakan karena hal itu adalah bentuk ekspresi yang wajib diluapkan.
2. Harus mandiri
Laki-laki harus mandiri dalam berbagai hal, tidak boleh menyusahkan orang lain. Harus berdiri di atas kaki sendiri apapun keadaannya. Padahal, wajar apabila laki-laki meminta bantuan pada orang lain karena tak semua hal bisa dilakukan seorang diri. Mandiri wajib, tapi bukan berarti tidak meminta pertolongan sama sekali kepada orang lain ketika tidak mampu berjalan sendirian.
3. Harus lebih sukses dari perempuan
Pandangan satu ini kerap melabeli para laki-laki. Mereka dituntut untuk bisa memiliki pendapatan yang lebih tinggi daripada perempuan sebagai bentuk harga diri mereka. Padahal harga diri tidak ditentukan dari seberapa banyak penghasilan laki-laki, tetapi harga diri laki-laki ditentukan oleh bagaimana ia bertanggungjawab atas kehidupan yang telah dipilihnya.
Demikian 5 toxic masculinity yang masih menjamur di masyarakat.
Baca Juga
-
Dear HRD, Ini 6 Cara Membangun Lingkungan Kerja yang Positif
-
Kamu Seorang Karyawan? Yuk Kenali 6 Jenis Izin Meninggalkan Pekerjaan ini!
-
Ketahui Waktu Istirahat dan Izin untuk Meninggalkan Pekerjaan Menurut UU Ketenagakerjaan dan Cipta Kerja
-
4 Tantangan yang Harus Dihadapi oleh HRD di Perusahaan, Kamu Harus Siap!
-
5 Tips untuk Mengatasi Overthinking di Kantor, Terapkan Mindfullness!
Artikel Terkait
-
Berangsur Normal, Jumlah Penumpang di Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali Meningkat
-
Dongkrak Ekonomi Pesisir, Pelindo Adakan Pelatihan Pemasaran BUMMas
-
Pafitimortengahutara.org: Memperkuat Komunitas dan Lingkungan di Indonesia
-
Strategi PAFI Pulang Pisau dalam Pengelolaan Obat dan Edukasi Masyarakat
-
Abu Gunung Lewotobi Ganggu Penerbangan, Bandara Lombok Batalkan Puluhan Jadwal Terbang
Lifestyle
-
3 Rekomendasi Serum Lokal yang Mengandung Mugwort, Ampuh Hempaskan Jerawat
-
3 Produk Eksfoliasi dari Cleora Beauty untuk Kulit Sensitif hingga Jerawat
-
5 Ide Mix and Match Denim ala Mim Rattanawadee untuk Tampilan yang Trendi
-
3 Red Peeling Serum yang Bikin Wajah Mulus dan Cerah, Harga Rp50 Ribuan
-
4 Varian Sunscreen dari NPURE, Ada Bentuk Spray hingga Powder
Terkini
-
Gagal Taklukkan Raja Asia, Jay Idzes Pastikan Timnas Indonesia Tak Menyerah
-
SHINee Love Like Oxygen: Sakitnya Kehabisan Napas Karena Cinta
-
3 Rekomendasi Film Angelina Jolie Bergenre Fantasi
-
Taklukkan Kembali Gregoria Mariska Tunjung, Bukti Dominasi Akane Yamaguchi
-
Debut Manis Kevin Diks di Timnas Indonesia, Nyaris Cetak Assist tapi Cedera