Di antara permasalahan yang sering terjadi pada anak, adalah mengalami kasus bullying atau perundungan. Ini umum terjadi antara senior pada juniornya yang dianggap lebih lemah. Tak jarang tindakan intimidasi seperti ini yang membuat korbannya jadi malas sekolah, hingga depresi.
Lalu, kenapa ada anak yang suka melakukan bullying? Melansir laman SehatQ, ada beberapa faktor penyebab anak bisa jadi tukang bully. Mari simak pembahasan lebih lanjut.
1. Pernah menjadi korban bully
Sejatinya saat kita tahu betapa sakitnya diperlakukan dengan tidak baik, maka selanjutnya kita tidak melakukan hal yang sama. Tapi, kenyataan yang terjadi gak selalu demikian.
Ada pula anak yang menjadi tukang bully disebabkan dulunya pernah mendapat perlakuan sama. Ada perasaan ingin balas dendam dan unjuk kekuatan kalau kini dia sudah menjadi kuat.
Itulah yang bisa kita lihat dari fenomena ospek. Jika dulu ketika baru masuk jadi siswa sering ditekan oleh kakak kelas, giliran dia jadi kakak kelas menekan balik adik kelas.
2. Dibesarkan di lingkungan penuh kekerasan
Alasan selanjutnya kenapa anak bisa jadi tukang bully, adalah dibesarkan di lingkungan yang mewajarkan kekerasan. Baik kekerasan fisik maupun mental.
Kondisi tersebut selain membuat anak jadi agresif, ia pun akan mencontoh perilaku serupa ke orang-orang sekitarnya. Dalam hal ini pihak yang dianggap jadi sasaran empuk tindakannya.
3. Miliki orangtua tidak tegas
Di satu sisi orangtua yang otoriter bisa melahirkan anak tukang bully, tapi orangtua yang tidak tegas pun bisa berdampak sama. Anak yang dibesarkan oleh orangtua yang lemah, yakni apa pun yang diinginkan anak selalu dituruti bisa membuat anak jadi arogan. Merasa kalau dunia ini berada di bawah kekuasaannya.
Itu sebabnya sebagai orangtua penting untuk menerapkan pola asuh seimbang. Tidak galak, tapi tidak permisif juga.
4. Pembiaran dari sekolah
Kurang tegasnya tindakan dari pihak sekolah juga dapat membuat pelaku bullying leluasa melakukan perbuatannya. Hal ini pun bisa dicontoh oleh anak lain ketika melihat pihak sekolah membiarkan.
Ada baiknya orangtua sejak dini menanamkan ke anak akhlak mulia dan kewajiban untuk berbuat baik pada sesama. Dengan begitu, tidak ada lagi anak yang merasa benar untuk mengintimidasi orang lain.
Baca Juga
-
4 Alasan Perempuan Cerdas Akan Berhati-hati saat Hendak Membuka Hati
-
4 Sikap yang Bisa Bikin Pasangan Selalu Setia, Anti Selingkuh!
-
3 Alasan Suami yang Selingkuh Tak Mau Cerai, Tetap Bersama Istri Sah!
-
3 Alasan Tidak Perlu Memikirkan Cemoohan Orang, Hidupmu akan Lebih Damai!
-
4 Alasan Pribadi yang Kuat Tidak Suka Dikasihani, Kamu Termasuk?
Artikel Terkait
-
Lesti Kejora Hamil Lagi, Rizky Billar Berharap Dapat Anak Perempuan
-
Donald Trump Menangi Pilpres AS, Inilah Anak Hingga Cucunya Yang Jadi Dinasti Politik
-
KPK Keliru Soal Jet Pribadi Kaesang! Pakar: Pemberian Fasilitas ke Keluarga Inti Pejabat Tetap Gratifikasi
-
BAT Indonesia Dukung Inovator Muda Bersaing di Kancah Global
-
Sambut Hari Anak Sedunia PBB, Doyoung NCT Donasi Rp1,1 Miliar ke UNICEF
Lifestyle
-
Sontek 4 Look OOTD Modern ala Sophia KATSEYE, Biar Gaya Hangout Makin Kece!
-
Serum dan Pelembab, 3 Produk Mengandung Buah Kiwi untuk Kecilkan Pori-Pori
-
4 Ide Outfit Kasual ala Dayeon Kep1er, Stylish Setiap Hari Tanpa Ribet!
-
Youthful Vibes! 4 OOTD Chic Ala Minnie (G)I-DLE yang Bisa Jadi Inspirasi
-
3 Lip Liner Terbaik Warna Pink untuk Tampil Fresh dan Natural, Wajib Coba!
Terkini
-
Seri Terakhir MotoGP 2024 Pindah ke Barcelona, Ini Komentar Pecco Bagnaia
-
Bangun Minat Menulis, SMA Negeri 1 Purwakarta Undang Penulis Novel
-
Ulasan Buku 'Cindelaras', Kisah Permaisuri Raja yang Dibuang ke dalam Hutan
-
Luca Marini Percaya Diri Honda Bisa Samai Kekuatan Ducati: Asal Cerdas!
-
Ulasan Film Monolith: Keberanian Seorang Ibu dalam Melindungi Anaknya