Keberanian tak selalu meraung. Pemberani tak selalu bersinar. Terkadang, keberanian adalah bisikan lembut dalam jiwa yang terluka—seperti yang dialami Zelie Adebola, gadis muda berambut putih yang berjuang untuk mengembalikan sihir di tanah Orisha dalam novel Children of Blood and Bone.
Identitas Buku
- Judul: Children of Blood and Bone
- Seri: Legacy of Orïsha #1
- Penulis: Tomi Adeyemi
- Penerbit: Elex Media Komputindo
- Tanggal Terbit (Indonesia): Mei 2019
- Penerjemah: Airien Kusumawardani
- Jumlah Halaman: 568 halaman
- Genre: Fantasi
Children of Blood and Bone adalah karya debut Tomi Adeyemi, penulis berdarah Nigeria-Amerika, yang sukses mengguncang dunia literasi dengan kisah fantasi sarat makna ini.
Novel setebal 560 halaman ini pertama kali terbit pada 2018 dan menjadi buku pertama dari trilogi Legacy of Orisha.
Di Indonesia, novel ini diterjemahkan oleh Airien Kusumawardani dan diterbitkan oleh Elex Media Komputindo pada 2019.
Kisah Zelie dan Warisan Orisha
Zelie lahir sebagai seorang diviner, keturunan Maji—orang-orang yang dulu memiliki kemampuan sihir luar biasa sebelum Raja Orisha memusnahkan kekuatan itu dalam satu malam berdarah. Kini, para diviner hanya meninggalkan ciri rambut putih yang membuat mereka dibenci dan ditindas.
Hidup Zelie berubah ketika ia bertemu Amari, putri Raja Orisha yang mencuri perkamen sihir. Dari pertemuan itu, api perjuangan pun menyala. Bersama Tzain, kakak laki-lakinya, dan Amari, Zelie memulai perjalanan berbahaya untuk membangkitkan sihir dan mengembalikan kejayaan Orisha. Namun pengejaran tak kunjung berhenti—karena Inan, sang pangeran mahkota sekaligus kapten kerajaan, dikirim untuk menangkap mereka.
Dalam pertempuran sengit, Inan secara tak sengaja menjadi seorang connector, Maji dengan kemampuan membaca pikiran dan perasaan. Kekuatan yang seharusnya ia benci, kini mengalir dalam dirinya.
Perjuangan, Pengkhianatan, dan Penebusan
Perjalanan ini penuh darah dan air mata. Desa Zelie dibakar, ayahnya terbunuh, dan para diviner terus-menerus menjadi korban pembantaian. Kebencian pada sang raja semakin menumpuk, namun hubungan yang rumit antara Zelie dan Inan justru menambah lapisan emosional dalam kisah ini.
“Jika kita tidak bertarung demi apa yang kita cintai, maka siapa lagi?”
Konflik batin pun tak terhindarkan. Zelie ingin percaya pada cinta, namun pengkhianatan Inan membuat amarahnya meledak. Di saat yang sama, Amari—yang semula tampak rapuh—bertransformasi menjadi sosok yang tak terduga. Ia bahkan rela mengakhiri nyawa ayahnya demi kebebasan rakyat Orisha.
Puncaknya adalah ritual pengembalian sihir, sebuah perjalanan penuh pengorbanan di mana Zelie harus memilih: menyerah pada rasa sakit atau menumpahkan darah demi harapan.
Lebih dari Sekadar Fantasi, Tapi Juga Suara yang Tersisih
Tomi Adeyemi menulis Children of Blood and Bone bukan hanya sebagai kisah petualangan penuh sihir. Novel ini adalah alegori dari diskriminasi rasial dan penindasan yang dialami komunitas kulit hitam di dunia nyata. Kekerasan, pembantaian, dan kebencian yang dihadirkan dalam buku ini adalah cerminan pahit dari sejarah dan isu sosial yang relevan hingga kini.
Adeyemi juga menghadirkan dunia fantasi yang kaya dengan budaya Afrika Barat—lengkap dengan ritual, mantra, dan nama-nama yang kental unsur etniknya. Ini membuat Orisha terasa hidup dan penuh warna.
Kenapa Harus Membaca?
- Cerita perjuangan penuh darah dan air mata
- Karakter kuat dan multidimensi
- Pesan sosial yang dalam tentang keadilan dan kemanusiaan
- Dunia magis dengan budaya Afrika yang jarang diangkat
Meski demikian, beberapa pembaca mungkin merasa terganggu dengan font kecil di versi terjemahan serta beberapa mantra yang tidak dialihkan ke Bahasa Indonesia. Namun, itu tak mengurangi keindahan kisah yang ada.
Children of Blood and Bone adalah novel yang akan membuatmu marah, sedih, dan terinspirasi dalam satu waktu. Sebuah pengingat bahwa keberanian bukanlah tentang tak takut, tapi tentang melangkah meski ketakutan meraja.
Baca Juga
-
Fifty Shades: Trilogi Film Romansa Mewah Penuh Luka dan Kontroversi
-
Bualan Politik: Ancaman Nyata saat Rakyat Tak Cek Fakta
-
Dari Kuliner, Ke Cinta: Luka yang Tak Disuarakan di Novel "Adam & Aisyah"
-
Ulasan Novel Pain: Ketika Pernikahan Jadi Cerita Penuh Gejolak
-
My Child Will Have a Different Father: Webtoon Reinkarnasi Penuh Luka Batin
Artikel Terkait
Ulasan
-
Ulasan Novel As Good As Dead: Ketika Keadilan Harus Dibayar dengan Darah
-
Review Novel Kudasai: Ketika Harus Memilih Dua Pilihan Sulit dalam Hidup
-
Ulasan Novel The Do-Over: Hari Valentine yang Berubah Menjadi Mimpi Buruk
-
Ulasan Novel The Castle Karya Kafka: Potret Dingin Birokrasi yang Membungkam
-
Review Film Fox Hunt: Kisah Nyata Penipuan 17,4 Miliar yang Penuh Aksi!
Terkini
-
Slogan Sustainability Menjadi Kedok untuk Fashion Tak Bertanggung Jawab
-
Sprint Race MotoGP Jerman 2025, Marc Marquez Pembalap Next Level
-
Ditagih Janji Liga Putri, Erick Thohir Umumkan Rencana Turnamen Pra Musim
-
Bintangi The Defects, Dex Ikut Sekolah Aksi Demi Tunjukkan Akting Realistis
-
Saddil Ramdani Harus Menepi, Kesetaraan Kualitas Persib Bandung Mulai Diuji