Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Husein Fadhilah
Ilustrasi perkelahian orang tua dan anak (pexels.com/Liza Summer)

Anak adalah harta paling berharga yang dimiliki orang tua. Seorang anak wajib dirawat dengan baik dan diberi cinta oleh orang tuanya. Tak terlepas dari itu, metode perawatan anak yang dilakukan berpengaruh pada karakter anak nantinya. 

Perawatan anak yang baik akan menjadikan anak lebih aktif dan kreatif, namun perawatan anak yang salah akan menjadikan anak lebih sering melawan atau memberontak. Nah, pemberontakan ini diakibatkan oleh beragam faktor seperti hal-hal berikut.

1. Orang tua yang terlalu mengekang anaknya 

Setiap orang tua, pasti mengharapkan yang terbaik untuk anaknya. Karena itu, mereka mencoba menetapkan aturan-aturan yang tak jarang bersifat pengekangan. Misalnya aturan orang tua yang memerintahkan anaknya untuk tidak boleh bermain dengan alasan menjaga anaknya. Hal ini akan membuat anak memberontak, apalagi yang masih berusia belia.

Waktu bermain adalah hal penting yang harus dirasakan setiap anak. Melalui permainan, anak dapat mengembangkan kemampuan komunikatifnya. Orang tua yang melakukan pengekangan dalam hal ini, harus meminimalisir strategi itu. Boleh membatasi, tapi berilah ruang kecil untuk setiap anak untuk merasakan apa yang patut dirasakan di usianya.

2. Lingkungan sosial yang tidak baik

Berlawanan dengan alasan pertama, pemberontakan pada anak dapat terjadi ketika anak dihadapkan pada lingkungan sosial yang tidak baik. Setiap anak memiliki karakternya masing-masing seperti karakter yang terlalu aktif sehingga terkesan mannerless. Karakter ini dapat menyebar ke anak lain dengan cepat.

Pembatasan disini berfungsi penting. Tapi, sesuai alasan pertama, harus ada antisipasi lain agar anak bisa tetap merasakan hak mereka. Jika lingkungan sosialnya tidak memungkinkan, ajaklah anakmu bermain denganmu.

3. Orang tua yang tidak mengerti perasaan anaknya

Pada usianya, anak sangatlah labil terhadap kondisi batin mereka. Segala hal yang menyebabkan mereka terluka, akan terus menghantui mereka. Kemarahan orang tua, kurangnya perhatian, dan minimnya pemuasan kebutuhan akan terus mereka pikirkan. 

Di sinilah peran penting orang tua harus dijalankan. Orang tua harus lebih bereksperimen terhadap kondisi anaknya. Jika mereka terluka karena kemarahanmu, minta maaflah pada mereka. Jika mereka butuh perhatianmu, peluklah mereka. Satu hal yang pasti, perhatian orang tua harus lebih ditingkatkan.

4. Berada dalam keluarga yang broken home

Broken home adalah kondisi dimana rumah tangga terkesan hancur. Orang tua selalu berkelahi sehingga anak-anak sering mendengarkan perang mulut yang tak hanya menyesakkan telinga mereka tapi juga hati mereka.

Mereka merasa bahwa orang tua telah melukai mereka dengan perilaku konyol keduanya. Mereka ingin mengatasi perkelahian itu tapi tidak tahu bagaimana caranya. Pada akhirnya, mereka hanya mengungkapkannya lewat pemberontakan.

5. Orang tua yang sering melakukan kekerasan fisik pada anaknya

Ini adalah hal yang sering terjadi pada anak. Kekerasan fisik membuat mereka menjadi pemberontak. Saat kekerasan itu datang, mereka ingin melindungi fisik mereka dari kekerasan. Ketika mereka merasakan kekerasan itu, mereka menganggap cinta tidak ada lagi dalam keluarga mereka. Hal ini membuat mereka membalas kekerasan itu lewat pemberontakan.

Itulah tadi lima penyebab pemberontakan pada anak. Anak yang memberontak memang disebabkan oleh orang tuanya sendiri. Untung itu, pahamilah apa yang dibutuhkan anak dan jagalah mereka dengan baik.

Husein Fadhilah