Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Sapta Stori
Ilustrasi senior (unsplash.com/Jen Theodore)

Interaksi antara senior dan junior kerap menjadi bahan perbincangan, tidak terkecuali di lingkungan kampus. Sebagian kakak tingkat mampu menjadi senior yang baik dan menjadi teladan bagi para adik tingkatnya, sebagian lainnya tak jarang dianggap menyebalkan oleh para juniornya.

Rasa senioritas sering kali membuat kakak tingkat merasa berhak untuk berbuat apa saja kepada adik tingkatnya dan memunculkan perasaan serba salah. Beberapa sikap kakak tingkat di kampus yang kerap membuat serba salah di antaranya ialah:

1. Serta-merta mencap adik tingkat sombong ketika tidak menyapa lebih dulu

Beberapa orang mengalami kesulitan untuk mengingat wajah dan nama orang lain. Biasanya, mereka tidak akan begitu mengingat orang-orang yang tidak sering berinteraksi, jarang bertemu dan tidak banyak bicara dengan mereka.

Karenanya, mereka sering terlihat cuek dan terkesan sombong ketika bertemu dengan seseorang yang pernah berkenalan dengan mereka, tapi mereka tidak menyapanya. Padahal, mereka mungkin hanya lupa dan tidak ada maksud mengabaikan atau bersikap tidak sopan. Ketika hal ini terjadi kepada adik tingkat, tak jarang kakak tingkat serta-merta mencap sombong tanpa mencari tahu dulu penyebabnya.

Sapaan dapat dikatakan sebagai interaksi dua arah. Ketika adik tingkat tidak menyapa duluan, tidak ada salahnya jika kakak tingkat menyapa terlebih dahulu. Berlaku demikian tidak akan membuat diri terlihat rendah. Bahkan, ia akan dikenal sebagai senior yang baik dan ramah kepada adik tingkat.

2. Membebankan tugas organisasi pada adik tingkat dengan alasan lebih sibuk

Beberapa kakak tingkat kerap membebankan tugas organisasi yang menjadi tanggung jawabnya pada adik tingkat dengan alasan mereka sudah lebih sibuk daripada juniornya. Padahal, pembagian tugas di dalam organisasi tentunya sudah sesuai dengan jabatan yang diemban dan setiap anggota hendaknya sudah memiliki kesiapan dalam menjalankan tugasnya masing-masing.

Tidak adil rasanya jika kakak tingkat membandingkan kesibukan dan beban perkuliahannya dengan adik tingkatnya, apalagi menggunakannya sebagai alasan untuk memberikan beban tugas yang lebih berat kepada adik tingkatnya. Sebab, setiap orang pastilah memiliki kesibukan dan kepentingannya masing-masing, baik di dalam maupun di luar perkuliahan.

Berani memegang suatu jabatan dalam organisasi tentunya juga harus berani menanggung risiko beserta tanggung jawabnya. Jika tidak ada kesanggupan untuk melaksanakan tugas organisasi, karena merasa sulit membagi waktu dengan perkuliahan, alangkah lebih baik jika jabatan di organisasi diserahkan kepada orang yang lebih mampu untuk mengembannya.

3. Mengungkit status sebagai senior untuk menyudutkan adik tingkat

Ketika berinteraksi di kampus, perbedaan pendapat atau perselisihan bukan tidak mungkin terjadi antara kakak tingkat dengan adik tingkatnya. Saat hal ini terjadi, beberapa kakak tingkat tak jarang menggunakan dan mengungkit status mereka sebagai senior untuk menyudutkan adik tingkatnya. Hal ini tentulah akan membuat adik tingkatnya merasa serba salah.

Demikian tiga sikap kakak tingkat di kampus yang kerap membuat serba salah. Alangkah baiknya jika seorang kakak tingkat dapat mengayomi adik tingkatnya dan tidak berbuat semena-mena hanya karena lebih senior.

Sapta Stori