Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Vivia Lintang
Ilustrasi bersosialisasi. (Pexels.com/fauxels)

Saat akan bersosialisasi kita pasti ingin menimbulkan kesan manis melalui pertemuan dengan berbagai orang. Awal yang baik pasti akan membawa pengaruh terhadap pembangunan citra diri kita di mata seseorang.

Citra kita di mata orang lain memang tidak dapat dikontrol, tetapi setidaknya kamu dapat mencobanya agar terlihat lebih baik. Kita dapat mengupayakan bukan agar terlihat sempurna, melainkan dengan tujuan terbentuknya hubungan yang dapat berguna untuk di masa mendatang. 

Kamu dapat mengupayakan hal ini dengan berbagai kebiasaan kecil, lho. Di bawah ini beberapa kebiasaan kecil yang perlu kamu perhatikan ketika bersosialisasi.

1. Menyelipkan Kata Maaf, Tolong, dan Terimakasih dalam Berkata

Kata maaf, tolong, dan terimakasih menjadi salah satu etika tak tertulis yang memang sewajarnya telah diketahui banyak orang. Ketika kita bertemu orang baru dan memulai untuk bersosialisasi, ada baiknya agar kita menggunakan kata-kata ini dalam berujar.

Hal ini bukan berarti kamu perlu membangun sebuah image yang sempurna, kamu menyelipkan kata maaf, terimakasih, dan tolong dalam perkataanmu berguna agar mereka yang dimintai pertolongan tidak semata-mata melakukan hal yang sia-sia. Kebiasaan kecil ini juga memiliki dampak yang begitu besar dengan berbagai manfaat.

Kamu dapat memulainya secara perlahan seperti ketika melihat seseorang yang akan kamu ajak bicara dengan berujar, 

"Maaf, bolehkah saya meminta bantuan anda?" 

"Bisa tolong bantu benahi yang satu ini? Terimakasih sebelumnya!"

2. Memberikan Tempat Duduk yang Tersisa 

Misalnya kamu saat ini sedang menghadiri reuni semasa SMP yang diadakan selama setahun sekali. Kamu yang terbiasa menghadiri reuni ini setiap tahun terlihat begitu enjoy menikmati pesta outdoor yang memang sengaja diselenggarakan di taman sebagai tema tahun ini. 

Saat kamu sedang duduk melingkar bersama beberapa temanmu, kamu melihat teman yang dulu terkenal sebagai sosok pendiam sedang kebingungan untuk mencari tempat duduk karena suasananya yang tampak telah penuh dan riuh. Kamu melambaikan tanganmu dan memintanya untuk duduk di sebelahmu, dimana terdapat tempat untuk satu orang lagi di sana.

Meski kamu melakukan ini atas dasar kemanusiaan atau hal sepele, bisa jadi apa yang kamu lakukan tadi tampak begitu besar di matanya. 

Kebiasaan kecilmu untuk memperhatikan sekeliling ketika bersosialisasi, termasuk memberikan tempat duduk kepada seseorang dapat menimbulkan respon positif mereka. Awal dari hal kecil yang kamu lakukan dapat membuat lingkup baru yang lebih luas dari sebelum-sebelumnya.

3. Tepat Waktu Ketika Janjian

Kamu kemarin tergabung dalam sebuah kegiatan sosial yang akan dilakukan di sebuah desa, hari ini para tim memutuskan untuk berdiskusi mengenai rencana kegiatan apa saja yang akan dilakukan nanti. Di sebuah kafe, tepat jam 10 pagi adalah hal yang dititipkan sebagai pengingat.

Perlu kamu tahu, untuk berjaga-jaga kamu memerlukan setidaknya datang 10 menit lebih awal. Kesan yang kamu timbulkan pertama kali ini tidak hanya akan berdampak pada tim, melainkan untuk dirimu sendiri. 

Saat kamu datang di luar waktu yang ditentukan, kamu akan terlihat sebagai sosok yang tidak mengerti jam atau tidak mematuhi aturan. Meski datang terlambat bisa jadi tanpa unsur kesengajaan, kebiasaan sekecil ini memiliki dampak yang besar sehingga perlu untuk kamu perhatikan.

4. Memberikan Seluruh Atensimu Kepada Lawan Bicara

Ketika dalam sebuah ruang diskusi, kamu memerlukan 3 fungsi vitalmu bekerja. Mata untuk menatap lawan bicara, telinga untuk mendengar, dan lidah sebagai respon. 

Kamu perlu untuk memusatkan seluruh atensimu kepada sosok yang dijadikan pusat saat tengah dalam sebuah ruang diskusi. Selain sebagai bentuk penghargaan, hal ini juga sama pentingnya untuk kamu mengerti bagaimana arus pembahasan berjalan.

Kamu harus mengerti penempatan kapan matamu memoroskan seluruhnya untuk memerhatikan, telingamu hanya untuk mendengar, lidahmu bukan untuk menjawab, dan lidahmu untuk menyumbang pendapat.

5. Berucap Hal yang Baik atau Tidak Sama Sekali

Berucap hal baik atau lebih baik tidak mengatakan apapun. Ada kalanya hal bergerak di luar kendali kita. Jika kamu diberikan sebuah ruang yang nyatanya adalah hal di luar kendalimu atau hal yang dapat menggerakkan lidahmu untuk keluar dari batas, baiknya diam.

Kamu tidak akan mengerti bagaimana dua sisi lidah yang dapat membangun dan mematikan di saat bersamaan yang kamu lontarkan. Untuk berjaga-jaga tahan dirimu untuk melepaskan perkataan yang kapan saja dapat menimbulkan reaksi negatif dan menyinggung seseorang.

Itu dia 5 kebiasaan kecil yang perlu kamu perhatikan ketika bersosialisasi, hal-hal di atas termasuk etika tak tertulis yang dapat kamu terapkan.

Vivia Lintang