Uang menjadi hal yang riskan. Maka dari itu, keuangan perlu diperhatikan dalam menjalin hubungan. Termasuk dalam hubungan asmara. Mungkin beberapa orang menganggap bahwa keuangan dalam hubungan asmara menjadi hal yang tidak perlu diperhatikan.
Namun, bukankah ketika pacaran juga harus mengeluarkan uang? Lalu bagaimana cara mengatur prinsip keuangan dalam hubungan asmara?
1. Jangan pernah meremehkan pekerjaan pacar
Selama pekerjaan itu halal, kamu tidak boleh meremehkan pekerjaan pacar. Hanya karena kamu merasa pekerjaanmu jauh lebih baik, namun tidak ada hak yang kamu miliki untuk menghakiminya.
Tugas kita sebagai pasangan adalah mendukung apa yang dia kerjakan. Saling menyemangati satu sama lain. Meskipun penghasilannya tidak seberapa, tapi semua orang tentu memiliki pertimbangan yang matang dalam mengambil dan menjalani setiap pekerjaannya.
2. Jangan melihat pacar dari uangnya
Ketika masih berpacaran, jangan melihat pacar dari uangnya. Tapi lihatlah bagaimana dia mau berjuang dan bekerja keras. Uang itu bisa dicari kalau kita mau berusaha.
Kamu harus melihat bagaimana tujuannya dalam menjalani hidup, apa yang sedang dia usahakan, dan seberapa kuat skill yang dia miliki. Bukankah seseorang yang pekerja keras terlihat lebih menawan ketimbang mereka yang mengandalkan uang orang tua?
3. Tidak ada tanggung jawab satu sama lain
Kamu harus memahami bahwa diantara kamu dan pasangan tidak memiliki tanggung jawab dalam hal keuangan satu sama lain. Ketika pasangan sedang dalam kondisi keuangan yang buruk, tidak ada tanggung jawab bagimu untuk memberikan uang kepadanya. Kalau kamu mau, tentu itu hakmu, tapi jangan sampai kamu merasa terbebani.
Begitu pula ketika kamu sedang dalam kondisi keuangan yang buruk, jangan sampai kamu mengandalkan dan bergantung kepada pasangan. Bagaimanapun kamu harus berusaha untuk bertanggung jawab kepada hidupmu sendiri.
Dalam hubungan asmara yang sedang terjalin, kamu juga tidak boleh mengandalkan pasangan. Kamu juga harus terlibat dan mengambil peran dalam hal keuangan. Misalnya bergantian membayar makanan ketika makan bersama atau biaya kencan ditanggung berdua.
4. Jangan habiskan uang demi kasih sayang
Memberikan sesuatu kepada pasangan itu adalah hal yang wajar. Tapi, jangan sampai kita menghabiskan uang hanya untuk memberikan sesuatu yang pasangan kita suka. Kita juga harus bijak dalam menggunakan uang. Dan jangan terkesan menyuap pasangan.
Hal itu jika terus dilakukan bisa membuat pasangan menjadi salah penafsiran. Sangat mungkin jika dia akan mencintai kita karena uang atau karena bisa mendapat segala yang dia inginkan, bukan karena tulus mencintai kita.
Itu dia 4 prinsip keuangan dalam hubungan asmara.
Baca Juga
-
Cuma Butuh HP, 5 Aplikasi Ini Bisa Bantu Catat Keuangan Usaha Sendiri
-
Fenomena Mager di Pertengahan Ramadan, Ini 4 Penyebabnya!
-
5 Langkah Jitu agar Keuangan UMKM Tetap Sehat di Bulan Ramadan
-
5 Tips Ramadan Produktif ala Gen Z : Tetap Aktif Ibadah Maksimal!
-
Mau Tajir Mendadak? Ini 5 Bisnis Ramadan yang Selalu Laris Manis!
Artikel Terkait
-
4 Aplikasi Penghasil Saldo DANA Terbukti Membayar, Bisa Dapat Ratusan Ribu Sekali Main!
-
Korupsi Rp984 Triliun: Kita Cuma Bisa Bilang 'Yaudahlah'?
-
No Buy Challenge: Strategi Ampuh Menghemat Uang di Tengah Tren Belanja Online
-
Siapa Nama Asli Cinta Brian? Ini Biodata Lengkap Sosok Diduga Pacar Baru Gisella Anastasia
-
4 Jenis Uang Rupiah Ini Sudah Tidak Bisa Digunakan
Lifestyle
-
Belajar Jadi Seru: 7 Cara Pilih Aplikasi AI yang Cocok untuk Anak
-
5 Hal Mendasar yang Harus Diperhatikan saat Menulis Indepth Article
-
Cuma Butuh HP, 5 Aplikasi Ini Bisa Bantu Catat Keuangan Usaha Sendiri
-
4 Rekomendasi Running Shoes Lokal Harga di Bawah 350 Ribu, Kualitas Oke!
-
4 Ide OOTD ala Giselle aespa, Gaya Kasual Klasik sampai Formal Menawan!
Terkini
-
Sinopsis Drama China Our Generation, Dibintangi Zhao Jin Mai dan Zhang Ling He
-
Film Look Back Raih 'Best Animated of The Year' di Japan Movie Critics ke-34
-
Sinopsis Heavenly Ever After, Sorot Kisah Pasangan Beda Usia di Surga
-
Review Anime Bofuri Season 2, Petualangan Maple Semakin Absurd!
-
Kafe Bertebaran, Angkringan Bertahan: Kisah Ketahanan Budaya di Jogja