Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Septyarosa Syahputri
Ilustrasi quarter life crisis. (Unsplash.com/Kleiton Silva)

Saat memasuki usia 25 tahun, akan ada banyak hal baru yang akan kamu pelajari. Masa-masa mencoba dan membuat kesalahan rerata terjadi di rentang usia 20 tahunan. Banyak perubahan yang tentunya akan terjadi di fase usia ini.

Banyak teman yang mulai memiliki pekerjaan tetap, menikah, dan punya anak pertama. Tak ayal, perubahan itu pada akhirnya akan membuatmu menyadari beberapa hal berikut ini. 

1. Kamu mungkin akan kehilangan 80 persen temanmu 

Pada usia 25 tahunan, kamu mungkin akan kehilangan 80 persen temanmu, dan sisanya adalah sahabat terdekatmu. Masa remaja adalah masa-masanya bersosialisasi, bergaul seluas mungkin. Kamu mungkin memiliki banyak teman.

Namun, seiring berjalanya waktu, saat memasuki usia 25 tahun, kamu baru akan menyadari teman yang kamu kenal akan menghilang satu per satu. Teman yang tidak sepenuhnya dekat denganmu hanya akan menjadi penonton story di akun Instagrammu.

Lantas, sisanya adalah sahabat yang benar-benar mengenal dan tulus kepadamu. Ini merupakan hal yang wajar, karena, kebanyakan orang di usia 25 tahun sedang fokus mengejar karier, membangun rumah tangga baru, dan memiliki anak pertama.  

2. Kamu akan menyadari bahwa alasan bekerja tidak hanya tentang gaji dan hang-out 

Di usia 25 tahun, tepatnya setelah beberapa tahun kamu lulus kuliah dan bekerja, kamu akan menyadari bahwa alasan dari bekerja itu bukan semata-mata untuk mengisi waktu luang, sekadar pembuktian, atau bahkan agar mendapat gaji dan bisa hang-out bersama kawan-kawan.

Melainkan, ini adalah waktu terbaik untuk mempersiapkan asuransi jiwa dan kesehatan, serta mulai menabung dan berinvestasi. Bekerja bukan hanya alat untuk mendapatkan gaji, melainkan medium agar kita mampu melindungi diri dan jiwa serta tetap mencukupinya secara mandiri. 

3. Kamu akan menyadari bahwa pekerjaan tidak harus selalu sesuai passion 

Di usia 25 tahun, kebanyakan dari kamu baru akan benar-benar menyadari bahwa terkadang, passion itu hanya untuk menyalurkan hobi dan tidak semua passion itu menghasilkan uang yang cukup untuk hidup sehari-hari. Semua, tergantung dari skill yang kamu miliki.

Beruntung jika memiliki skill dan passion yang sejalan, kesempatan akan terbuka lebar. Namun, jika tidak sejalan, mungkin akan sebaliknya. Di usia ini, kamu mungkin akan menyadari pentingnya memilah mana pekerjaan yang harus dijadikan prioritas, dan mana hal yang cukup dijadikan hobi.  

4. Kamu akan belajar bahwa bahagia atau tidak adalah pilihan 

Di fase quarter-life crisis ini, kamu akan belajar bahwa kamu yang menentukan pilihan hidupmu untuk bahagia. Kamu yang akan mengerti bahwa bahagia atau merasa tidak bahagia adalah sepenuhnya pilihanmu, bukan orang lain.

Kamu yang bertanggung jawab atas kebahagiaanmu, bukan orang lain. Kamu akan menyadari bahwa bahagia itu sederhana, namun, harus tetap diperjuangkan.  

Menua itu takdir. Namun, menjadi dewasa itu pilihan. Di usia 25 tahun, sebaiknya kita sudah mulai berbenah dan mempersiapkan diri untuk kehidupan yang lebih baik.

Septyarosa Syahputri