Bercanda itu penting agar hubungan bisa terjalin dengan nyaman karena diselingi dengan hal-hal yang bikin lucu. Akan tetapi, gak semua lelucon bisa membuat orang tertawa. Gak sedikit apa yang dianggap bercanda sebenarnya bikin seseorang tersinggung, dan memicu permusuhan.
Untuk itulah kamu perlu memahami apa saja etika bercanda agar tidak sampai menimbulkan permusuhan. Seperti apa etika yang dimaksud? Untuk tahu lebih lanjut, simak pembahasannya di bawah ini!
1. Sadari bahwa standar lucu setiap orang tidak sama
Mungkin bagi sebagian orang berkata kasar dianggap lucu. Tapi, gak semua orang akan berpikir sama. Ada banyak pula yang malah jadi gak respek apabila kamu berkata-kata kasar hanya demi membuat orang lain tertawa. Justru sikap demikian bisa membuatmu dianggap haus perhatian, lho, dan orang gak akan suka.
2. Tidak menjadikan penampilan sebagai bahan bercanda
Mirisnya body shaming seperti ini bahkan sering ditemui pada acara-acara televisi nasional. Masih banyak orang yang menganggap bercanda dengan membahas penampilan fisik itu bukan perkara serius.
Padahal, aksi seperti ini terkadang bisa membuat mental atau fisik seseorang jadi terganggu, lho. Sebagai contoh, sering diolok-olok gendut jadi mendorong seseorang untuk diet instan, yang kemudian merugikan kesehatan. Makanya, hati-hati dengan mulutmu, ya.
3. Jangan menyinggung SARA
Hal lain yang perlu kamu hindari saat bercanda, adalah menyinggung SARA. Duh, persoalan SARA ini sangatlah sensitif, jadi jadilah lebih kreatif lagi dalam bercanda. Gak perlu menyinggung SARA segala yang gak hanya bisa membuat seseorang sakit hati, tapi juga dapat menyebabkan permusuhan kolektif.
4. Segera minta maaf jika ada yang tersakiti
Kalau ternyata kamu gak bermaksud sama sekali untuk menyakiti orang lain dengan candaanmu, tapi nyatanya sudah bikin orang tersinggung, maka cepatlah minta maaf. Gak perlu memberi banyak alasan. Cukup buktikan dengan ketulusan kalau kamu memang benar-benar menyesal sudah menyinggungnya.
Itu dia beberapa etika bercanda yang mesti dipahami agar tidak sampai menyulut permusuhan. Lebih bijak lagi dalam berkata-kata, ya, karena gak semua orang bisa menerima.
Baca Juga
-
Netflix Hadirkan Dokumenter Baru: Sisi Rentan Elvis Presley Terungkap!
-
Dokumenter 'Madaniya': Cara Mohamed Subahi Suarakan Revolusi tanpa Senjata
-
Blossom in Darkness: Drama China Romantis Horor yang Dibintangi Li Hongyi dan Sun Zhenni
-
Kabar Gembira! Aktor Song Joong-ki Umumkan Kelahiran Putri Keduanya di Roma
-
16 Tahun Vakum, Oasis Umumkan Konser Perdana di Korea
Artikel Terkait
-
Perhatikan! Ini 4 Etika Menerima Kado agar Tidak Menyakiti Si Pemberi
-
4 Etika dalam Meminta Maaf, Jangan Mengulangi Kesalahan yang Sama!
-
Viral Istri Prank Chat Minta Cerai ke Suami, Endingnya Bikin Geram, Auto Banjir Hujatan: Mau Diaminin Nggak?
-
4 Kebiasaan Buruk yang Justru Dianggap Normal, Hentikan Mulai Sekarang!
-
Kelewat Rajin, Pemuda Terciduk Garap Skripsi sambil Nonton di Bioskop, Bikin Geram Publik: Sorakin Aja!
Lifestyle
-
Tablet Samsung Juli 2025: Mulai 2 Jutaan, Pilihan Sakti Buat Semua Kalangan
-
4 Cleanser Lokal Berbahan Tea Tree, Ampuh Bersihkan Pori dan Cegah Jerawat!
-
Bikin Look Makin Stunning, 5 Tips Eye Makeup Simpel ala Wonyoung IVE
-
Nggak Ribet tapi Tetap Fashionable! Intip 4 Gaya OOTD Simpel Minho SHINee
-
Redmi Note 14 SE 5G Resmi Meluncur, Usung Mediatek Dimensity 7025 Ultra
Terkini
-
Ulasan Novel Hazel Says No: Keberanian Hazel dalam Menolak Eksploitasi
-
Review Film Rego Nyowo: Misteri Kosan Angker yang Bikin Penasaran
-
3 Rekomendasi Buku Islam Anak, Kisah Menyentuh dan Ilustrasi yang Menarik
-
Take My Half oleh Beomgyu TXT: Berbagi adalah Kunci Bahagia yang Sebenarnya
-
Saat Istirahat Dianggap Dosa, Menggugat Budaya Toxic Productivity