Cara berbicara yang baik sangat penting diterapkan dalam komunikasi agar bisa meningkatkan sikap percaya diri. Berbicara yang baik tentunya dapat membuat komunikasi berhasil dan pendengar pun bisa terpikat atas apa yang disampaikan oleh pembicara. Hal ini terletak pada diri kemampuan seorang pembicara, entah dengan memakai berbagai trik atau ada faktor-faktor lain yang bisa membuat pembicaraan bisa berhasil.
Tidak bisa dipungkiri ada saja orang yang tak bisa berbicara di depan umum, kurang percaya diri, mengalami demam panggung, serta ucapan pun bisa terbata-bata yang tentu tidak akan menarik bagi si pendengar. Untuk itu menumbuhkan sikap percaya diri saat ingin berbicara sangat penting dilakukan serta tetap berupaya agar kalimat yang disampaikan pun menarik.
Menurut Oh Su Hyang salah satu pakar komunikasi terkenal dari Korea selatan, dalam bukunya yang berjudul “Bicara Itu Ada Seninya, Rahasia Komunikasi yang Efektif” menyebutkan bahwa setidaknya ada empat mantra yang bisa diucapkan saat ingin berbicara di depan umum supaya bisa meningkatkan rasa percaya diri. Tentu mantra tersebut perlu dilatih secara konsisten agar semakin terbiasa.
1. Memberi salam dan berbicara sambil tersenyum
Dalam komunikasi sangat penting memperhatikan senyuman, hal ini bertujuan agar pendengar merasa dihargai dan bisa tertarik dengan obrolan kita. Wajah yang tersenyum lebih disukai pendengar ketimbang wajah yang masam. Penerapan komunikasi agar selalu bisa tersenyum sangat penting diterapkan dalam berbagai bidang, termasuk di tempat kerja, tempat pengajaran, komunikasi publik, bahkan dalam komunikasi mengasuh anak.
Selain itu, dalam berkomunikasi mesti selalu diingat untuk memberi salam. Karakter orang pemalu dan tertutup bisa teratasi jika setiap bertemu orang selalu memberi salam. Orang-orang pun menyukai jika dalam komunikasi selalu diawali dengan salam. Oleh karena itu, senyum dan salam adalah penguat dalam hubungan interpersonal.
2. Berbicara sambil menatap dan lafal yang tepat
Komunikasi tidak akan berjalan normal apabila pelafalan kalimat yang disampaikan tidak tepat. Pelafalan yang baik bertujuan agar dalam komunikasi para pendengar bisa menangkap materi dengan baik, serta membuat tidak bosan mendengarkan pembicaraan. Berbicara dengan lafal yang tepat dapat dilatih dengan mengucapkan berbagai kalimat dan gerakan bibir yang tepat.
Selain itu, mesti memperhatikan pula tatapan kepada lawan bicara. Jangan sampai lawan bicara menyangka kalau kamu tidak tertarik mengobrol dengannya hanya karena pandangan mata yang selalu mengarah ke jendela atau ke atap.
3. Berbicara dengan jelas dan percaya diri
Saat memberikan pujian atau salam mesti bisa percaya diri. Kalau tidak, pujian atau salam yang dilontarkan akan kehilangan nyawa dan efeknya, seperti roti coklat yang tidak ada coklatnya. Terlebih saat berbicara di hadapan orang banyak, rasa percaya diri itu sangat penting. Membangun rasa percaya diri harus menghindari kalimat yang terkesan merendahkan diri, misalnya “Saya banyak kekurangan” atau “Materinya memang biasa saja.”
Jika ingin menjadi pemenang, seorang pembicara tidak boleh mengungkapkan kelemahan dirinya. Oleh karena itu, pembicara harus bisa berbicara secara jelas dan percaya diri agar lawan bicara dapat termakan dengan ucapan yang disampaikan.
4. Mengubah ekspresi dan gerakan tubuh sesuai isi ucapan
Gerakan tubuh dan ekspresi sangat penting dalam menentukan keberhasilan suatu komunikasi. Orang tua biasanya menggunakan berbagai macam ekspresi dan gerakan tubuh saat berbicara kepada anaknya. Misalnya mengatakan, “Putra Ibu sangat hebat” atau “Putri Ibu sangat cantik,” seorang ibu dalam mengungkapkan itu biasanya membelai kepala dan mengusap pundak sang anak. Begitu pun saat dalam komunikasi publik penting memperhatikan ekspresi diri. Dengan menggunakan gestur tubuh yang tepat itu menunjukkan kesungguhan dengan ucapan yang disampaikan.
Nah, itulah empat mantra berbicara agar bisa meningkatkan rasa percaya diri. Semakin kuat rasa percaya diri dalam komunikasi maka semakin besar pula peluang komunikasi bisa berhasil. Bukan berarti hanya rasa percaya diri tanpa memperhatikan pentingnya penguasaan materi yang disampaikan ya, karena materi atau pesan juga sangat menentukan rasa percaya diri bisa timbul.
Baca Juga
-
Bahagia demi Like: Drama Sunyi Remaja di Balik Layar Ponsel
-
Citra Bisa Menipu, tapi Energi Tidak Pernah Bohong
-
Guru yang Menjadi Cermin: Keteladanan yang Membangun Karakter Siswa
-
Menemukan Ketenangan di Tengah Dunia yang Selalu Online
-
Efisiensi Tanpa Overthinking: Menata Ulang Budaya Kerja Lembaga Mahasiswa
Artikel Terkait
Lifestyle
-
Mata Lelah, Pikiran Kacau? Mungkin Kamu Butuh Digital Detox
-
4 Serum dengan Kandungan Cica & Tea Tree, Diklaim Lebih Cepat Atasi Jerawat
-
4 Serum yang Aman untuk Perawatan Fungal Acne, Tidak Bikin Makin Bruntusan!
-
Bukan Cuma Kebetulan: Sains Buktikan Anjing dan Kucing Bisa 'Membaca' Perasaanmu
-
Bukan Cuma Soal Mandiri, Ini 5 Seni Menikmati Hidup Saat Tinggal Sendiri
Terkini
-
ASMR: Ancaman Tersembunyi di Balik Bisikan yang Menenangkan?
-
Ulasan Novel Cold Couple: Kisah Cinta Dingin yang Menghangatkan Jiwa
-
Lawan Honduras, Timnas Indonesia U-17 Wajib Pesta Gol Demi Lolos Fase Grup?
-
Stop Panik! Ini yang Sebenarnya Terjadi Jika Minum Air Dingin Setelah Olahraga
-
Resmi, Yu Inaba Gabung di Sekuel Film Live-Action Golden Kamuy