Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Husein Fadhilah
ilustrasi kesendirian [Pexels.com/cottonbro]

Apakah kamu bertanya-tanya mengapa tidak ada yang mau berbicara denganmu? Apakah kamu merasa seperti sendirian dan tidak dapat membuat hubungan yang berarti dengan orang lain? Sudahkah kamu mempertimbangkan alasan untuk masalah ini?

Jika sepertinya tidak ada yang berbicara denganmu, ada baiknya mempertimbangkan akar masalahnya. Mari masuk ke beberapa alasan berikut.

1. Menggunakan bahasa tubuh yang angkuh

Disadari atau tidak, bahasa tubuh yang angkuh dapat menunjukkan kepada orang lain untuk menjauh. Di sisi lain, jika orang menganggapmu terbuka dan hangat, mereka mungkin merasa lebih cenderung untuk berbicara denganmu.

Beberapa contoh bahasa tubuh yang tidak baik meliputi:

  • Berdiri dengan tangan disilangkan.
  • Menghindari kontak mata saat berbicara dengan orang lain.
  • Terus-menerus gelisah dengan kaki atau tanganmu.
  • Menyembunyikan tubuhmu di balik benda-benda.

Jika kamu merasa kesulitan untuk terlihat angkuh, pertimbangkan untuk mendekati orang seolah-olah mereka sudah menjadi temanmu. Jika kamu mengambil mentalitas itu, kamu aman merasa lebih cenderung untuk melihat dan tersenyum pada orang lain. Jika kontak mata masih terasa menantang, fokuslah untuk melihat ruang di antara atau sedikit di atas mata.

2. Tidak tahu bagaimana berbasa-basi

Obrolan ringan seringkali merupakan keterampilan yang diperlukan untuk membangun hubungan sosial. Obrolan ringan dapat membantu membangun hubungan baik, dan hubungan baik itulah yang membuat orang percaya dan menyukaimu. Kamu harus melatih diri untuk berbasa-basi agar dapat menjalin hubungan sosial.

3. Oversharing

Terkadang kita bisa menjadi terlalu bersemangat ketika akhirnya terhubung dengan seseorang. Namun, alih-alih membaca isyarat sosial, kita akan mengatakan sesuatu tanpa berpikir. Biasanya, ini adalah respons terhadap kecemasan dan rasa tidak aman.

Tentu saja, strategi ini bisa menjadi bumerang. Berbagi berlebihan mirip dengan melakukan sesuatu secara berlebihan. Kamu mungkin tidak menyadari hal itu terjadi sampai terlambat, dan kemudian kamu cenderung merasa malu tentang apa yang kamu katakan sebelumnya.

Untuk menghindari oversharing, berusahalah untuk lebih sadar akan pilihan katamu. Pikirkan tentang hal ini pada saat kamu berbicara dengan seseorang. Tujuannya bukan hanya berbicara tentang orang lain. Persahabatan cenderung berkembang ketika ada keseimbangan antara berbagi dan belajar tentang orang lain.

4. Tidak memiliki harga diri yang tinggi

Jika kamu berjuang dengan harga diri yang rendah, pikiran negatifmu tentang diri sendiri dapat mencegahmu menciptakan hubungan yang sehat. Membangun harga dirimu tidak terjadi secara instan. Ini adalah proses yang panjang, tetapi orang dengan tingkat harga diri yang lebih tinggi cenderung memiliki kehidupan sosial yang lebih memuaskan.

5. Terlalu banyak mengeluh

Energi negatif bisa membuatmu tidak nyaman, terutama jika itu satu-satunya caramu terhubung dengan orang lain. Meskipun kamu tidak perlu terlalu optimis, mengeluh tentang segala hal dapat membuatmu tampak seperti tidak punya kekuatan. Orang pasti akan risih karena setiap saat kamu mengeluh dengan mereka.

6. Tidak berusaha dalam hubungan

Orang ingin berteman dengan orang yang mau bekerja untuk menjadi teman yang baik. Jika kamu tidak bertanggung jawab atas tindakanmu, orang akan kehilangan minat.

Berusaha dalam hubungan berarti mencari peluang untuk menghabiskan waktu bersama. Jika kamu selalu menolak undangan sosial, orang-orang akan berhenti memintamu untuk bertemu atau berbincang.

7. Mengisolasi diri sendiri

Jika kamu mengisolasi diri sendiri, kamu tidak memberi orang lain kesempatan untuk menjangkaumu. Ini menjadi siklus yang terpenuhi dengan sendirinya. Kamu mungkin merasa tidak ada yang mau berbicara denganmu, jadi kamu mengasingkan diri. Tetapi ketika kamu mengisolasi, tidak ada yang berbicara kepadamu juga kan? Sama saja. Jadi, hindari keenam opsi sebelumnya. 

Itulah ketujuh alasan mengapa orang lain tidak mau berbicara denganmu. Sudahkah kamu mengatasinya?

Husein Fadhilah