Scroll untuk membaca artikel
Hayuning Ratri Hapsari | Aditya Prayogi
Ilustrasi ide (Pexels/Andrea Piacquadio)

Decision making adalah suatu keahlian dalam mengambil keputusan secara bijak dan akurat sebelum melakukan tindakan-tindakan berikutnya. Nah, orang yang menguasai keahlian ini disebut decision maker.

Mengasah keahlian dalam mengambil keputusan terbaik— katakanlah memilih setelan yang tepat sebelum hendak wawancara kerja atau memahami cara dalam berinvestasi yang benar— bisa jadi kunci kesuksesanmu dalam menjalani hidup.

Saat kamu telah menjadi seorang decision maker andal atau ahli mengambil keputusan di waktu yang tepat akan sedemikian membantumu dalam mengatasi berbagai kesulitan dan masalah. Seperti dirangkum dari Very Well Mind, inilah 3 tips menjadi seorang decision maker andal! 

1. Jangan berfokus terhadap masalah

Ilustrasi sibuk (Pixabay/lukasbieri)

Saat kamu dihadapkan oleh pilihan sulit, misal tidak senang dengan pekerjaanmu saat ini sehingga kamu dihadapkan dua pilihan antara memutuskan pergi merantau ke kota atau tinggal berganti karier saja, kamu mungkin menghabiskan banyak waktu untuk menimbang kelebihan dan kekurangan atau potensi risiko dan imbalan terhadap pilihanmu tersebut. 

Studi menunjukkan bahwa akan terdapat banyak pertimbangan dalam setiap opsi yang dipilih, semakin kamu mengalami overthinking terhadap pilihanmu, semakin banyak masalah yang timbul.

Menimbang antara kelebihan dan kekurangan secara berlebihan akan sedemikian meningkatkan gejala stres saat mengambil keputusan. 

Oleh sebab itu, untuk menjadi seorang decision maker andal, kamu tak perlu terlalu cepat mengambil keputusan besar. Ambil waktu jeda terbaik untuk merenung atau alihkan pikiranmu sesaat ke aktivitas lain.

2. Memahami risiko yang diambil

Ilustrasi berpikir (Pixabay/kaboompic)

Kebiasaan akan menciptakan suatu kenyaman. Nah, terdapat kemungkinan bahwa seseorang bisa saja tak memiliki kecakapan dalam mengambil keputusan karena membiasakan suatu tindakan kecil tanpa memikirkan konsekuensi-konsekuensi yang merugikan. 

Katakanlah, dengan mengonsumsi makanan cepat saji setiap hari, alih-alih bekal sehat, mungkin karena kamu belum merasakan dampak buruknya bagi kesehatan tubuh sehingga menganggapnya bukan masalah besar.

Seiring berjalannya waktu, kamu akan mulai menyadari resiko-resiko terhadap peningkatan berat badan yang berujung pada mengidap penyakit tertentu.

Oleh sebab itu, untuk memiliki kemampuan dalam menjadi seorang decision maker andal, kamu mesti peka terhadap hal-hal kecil yang akan berbuntut pada masalah yang lebih besar.

Sebaliknya, lakukan kebiasaan-kebiasaan kecil yang jauh lebih bermanfaat bagi hidupmu seperti membaca buku, berolahraga, dan makan-makan sehat. 

3. Sikapi masalah dengan cara berbeda

Ilustrasi menulis (Pixabay/StartupStockPhotos)

Sikapmu dalam menilai masalah akan memainkan peran besar dalam bagaimana dirimu merespon dan mempersepsikan peluang keberhasilan tersebut.

Bayangkan ada dua ahli bedah. Seorang ahli bedah pertama memberitahu pasiennya, "Sembilan puluh persen orang yang menjalani prosedur ini berpeluang hidup." Ahli bedah lainnya berkata, “Sepuluh persen orang yang menjalani prosedur ini berpeluang meninggal.”

Maksudnya sama. Tetapi penelitian mengungkapkan bahwa orang yang mendengar "sepuluh persen kemungkinan meninggal" orang-orang cenderung akan lebih syok mendengar risiko-risiko tersebut ketimbang pada statement yang pertama.

Jadi, ketika dirimu dihadapkan pada sebuah keputusan, sikapilah masalah tersebut secara berbeda. Luangkan waktu sejenak untuk memikirkan apakah sedikit perubahan dalam kata-kata memengaruhi caramu memandang masalah.

Aditya Prayogi