Scroll untuk membaca artikel
Ayu Nabila | Aditya Prayogi
ilustrasi perundungan (pexels/Mikhail Nilov)

Mungkin kata bullying atau perundungan sudah lekat di telinga masyarakat sebagai bentuk tindakan kekerasan atau penindasan yang sengaja dilakukan individu atau kelompok tertentu yang merasa dirinya lebih berkuasa untuk menyakiti orang yang lebih lemah. Kasus tindakan bullying pada anak paling umum terjadi di lingkungan sekolah, meski tidak menutup kemungkinan juga terjadi di lingkungan manapun. Nah, apabila tidak dilakukan upaya pencegahan terhadap tindakan perundungan ini akan menyebab korban hidup dalam kesedihan dan ketakutan. 

Orang tua tentu was-was terhadap tindakan perundungan ini apabila sampai menimpa anak-anak mereka. Oleh sebab itu, orang tua perlu menerapkan 4 cara mendidik anak berikut supaya anak dapat terhindar dari berbagai tindakan perundungan.

1. Ajari anak bela diri

ilustrasi bela diri (pexels/RODNAE Productions)

Perundungan bisa sangat membuat anak merasa depresi dan tersakiti, pasalnya, perundungan tidak hanya menyasar pada mental melainkan juga secara fisik. Oleh sebab itu, mengajari ilmu bela diri kepada anak akan membuat mereka terhindar dari berbagai macam tindak kejahatan, termasuk menjadi korban perundungan. Ilmu bela diri tidak hanya mengajarkan anak untuk melindungi diri dan orang lain, tetapi juga memupuk keberanian, dan kedisiplinan diri. 

Nah, Bun, sebaiknya daftarkan anak ke kursus bela diri seperti taekwondo dan karate supaya mereka lebih disegani dan memiliki jiwa pemberani untuk menolong teman-temannya yang rentan terhadap tindak perundungan. 

2. Ajari sikap tubuh percaya diri

ilustrasi percaya diri (pexels/Pavel Danilyuk)

Para pelaku bullying biasa menyasar target yang memiliki postur tubuh menunduk, memalingkan muka, dan cenderung tak sanggup menjaga kontak mata saat berhadapan dengan lawan bicaranya, karena lebih dianggap lemah dan tidak berdaya daripada mereka yang berjalan tegap, kepala terangkat, serta tatapan tenang dan terjurus.

Orang tua dapat sedemikian melukai kepercayaan diri anak lewat kebiasaan-kebiasaan yang sebetulnya tidak disadari sepenuhnya, seperti membentak anak menggunakan kata-kata kasar dan membandingkan mereka dengan anak lain yang lebih unggul. Kebiasaan ini rentan membuat anak menjadi target bullying oleh teman-temannya. 

Alih-alih jadilah sosok tauladan di antara mereka dengan bertutur kata yang lembut dan tanamkan nilai-nilai luhur sehingga tak dimungkiri, akan memupuk jiwa seorang pemberani dan percaya diri.

3. Ajari anak untuk menghindari perkelahian

ilustrasi berkelahi (pexels/cottonbro)

Tegaskan kepada anak bahwa menghindari perkelahian bukanlah tindakan pengecut, justru menghadapi konfrontasi akan menyebabkan masalah menjadi semakin runyam dan berpotensi menyebabkan konflik yang lebih riskan kepada kekerasan fisik dan verbal yang tandas akan menimbulkan cedera dan hal merugikan lainnya.

Alih-alih, ajari anak untuk melaporkan tiap tindakan bullying kepada orang dewasa yang dapat dipercaya supaya pelaku tidak semena-mena.

4. Ajari anak berteman

ilustrasi belajar (pixabay/klimkin)

Berikutnya adalah dengan mengajari anak cara berteman dengan orang lain. Biasanya para perundung suka menyasar korban yang tengah sendirian dengan alasan agar mudah dipalak atau dimintai uang dengan lembut hingga timbul kekerasan. Oleh sebab itu, mengajari anak cara berteman dengan sebayanya akan membantu mereka hidup berkelompok dan dapat saling membantu melawan ragam tindakan perundungan. 

Nah, mulailah mengajari mereka berempati dan keterampilan bersosialisasi dengan orang terdekatnya, seperti selalu katakan 'tolong' dan 'terimakasih' apabila ingin mendapatkan bantuan diiringi dengan ujaran yang lembut dan sopan.

Perilaku bullying memang bisa menyebabkan anak depresi hingga menyebabkan suicidal thoughts atau pemikiran bunuh diri. Nah, mengajari anak-anak melawan perundungan dengan baik akan membuat mereka memiliki jiwa seorang penolong dan berprestasi di sekolah.

Aditya Prayogi