Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Aghniya Ilma Hasan
Ilustrasi Sandwich. (unsplash.com/@amir_v_ali)

Sandwich Generation, sebuah istilah bagi orang-orang yang harus menanggung hidup orangtua atau keluarga, dirinya sendiri, juga anak-anaknya. Disebut 'sandwich' karena faktanya, ia memang terjepit secara finansial di antara dua generasi.

Masalahnya, seringkali dia tidak hanya menanggung beban hidup anggota keluarga, tapi juga berikut utang-utangnya. Makanya, generasi sandwich banyak yang tidak bisa menabung untuk masa depannya.

Oke, mungkin sekarang kamu bukan generasi sandwich. Pertanyaannya sekarang, apa yang akan kamu lakukan jika ternyata calon pasanganmu berpotensi menjadi generasi sandwich? Pilih maju atau mundur?

Supaya tidak bingung, simak deh 4 hal ini. Siapa tahu bisa menjadi pertimbanganmu!

1. Coba lihat usaha dan karakternya

Di matamu, bagaimana kepribadiannya? Apakah dia orang yang pekerja keras? Gigih kah? Mandiri? Bermental kuat? Jika dia memiliki sifat-sifat ini, kita akhirnya bisa menilai apakah dia bertanggungjawab dengan hidupnya atau tidak.

2. Periksa gaya hidupnya

Cek juga apakah gaya hidupnya boros atau tidak. Karena kalau boros, sangat mungkin jika kelak dia kesulitan menghidupi kita dan keluarganya. Minimalnya, pastikan lifestyle yang dia punya seimbang, dan dia juga bisa mengelola keuangannya dengan sangat baik.

3. Mau berkomunikasi lebih lanjut dengan keluarga

Lalu, pastikan juga dia mau memberi pengertian pada orangtua dan keluarga, bahwa setelah menikah kelak, kamu dan dia harus menabung untuk masa depan.

Bukan berarti akan menghentikan suntikan biaya, hanya saja nanti yang akan diprioritaskan adalah daftar-daftar kebutuhan wajib. Sementara untuk yang sifatnya keinginan, apa boleh buat harus ditahan terlebih dahulu.

4. Kita wajib memahami kondisinya

Menjadi generasi sandwich bukanlah beban. Pahami bahwa ini adalah jalan bakti calon pasangan kepada orangtuanya. Jika dijalankan dengan ikhlas, tentunya akan menjadi kebaikan juga untukmu dan dirinya nanti.

Ingat, bisa jadi, jika saat ini ada orangtua yang terpaksa menerima sokongan biaya hidup dari anak-anaknya, mungkin karena di masa mudanya, ia sibuk memperjuangkan hidup untuk keluarga sampai lupa mempersiapkan masa tua.

Bagi kita yang kini masih produktif, ini menjadi pelajaran juga agar menata hidup sebaik-baiknya, termasuk merencanakan dana pensiun sedari dini. 

Jadi begitulah. Menikah dengan generasi sandwich memang banyak risikonya, makanya banyak orang memutuskan untuk mundur alon-alon.

Tapi siapa bilang kita harus menyerah? Empat pertimbangan ini mungkin akan membuatmu semakin teguh mempertahankan hubungan dengannya. Semangat ya!

Aghniya Ilma Hasan