Healing menjadi istilah yang banyak digunakan oleh generasi muda saat ini. Istilah ini merujuk pada upaya untuk melepaskan diri dari penat atau mengobati diri dari stress akibat rutinitas atau kesibukan yang dijalani setiap hari. Istilah ini kemudian mengerucut dan lebih banyak digunakan untuk kegiatan-kegiatan menyenangkan seperti travelling atau berbelanja.
Padahal, makna utama dari healing adalah mengobati diri agar tidak mengalami stress dan penat, sehingga kita bisa menjalani hari dengan segar kembali. Hal ini sebenarnya bisa dilakukan dengan cara yang sederhana. Tidak harus dilakukan dengan jalan-jalan jauh atau kegiatan yang menguras dompet lainnya.
Justru, seringkali kita justru salah kaprah karena melakukan pemborosan dengan dalih healing. Padahal, hal tersebut hanya menghambur-hamburkan uang saja tanpa memberi dampak yang terlalu berpengaruh pada diri kita.
Berikut ini adalah 4 ciri-ciri pemborosan berkedok healing yang sering dilakukan.
1. Terlalu Sering Dilakukan
Healing wajarnya dilakukan beberapa waktu sekali. Biasanya dilakukan ketika kita sedang merasa stress atau sudah lelah terus menerus bekerja. Sehingga, healing yang dilakukan benar-benar memberi dampak yang baik pada diri kita. Misalnya bisa menghilangkan stress dan membuat kita kembali segar dan bersemangat menjalani rutinitas sehari-hari.
Namun jika healing dilakukan terlalu sering, bahkan ketika kita tidak membutuhkannya, maka hal tersebut merupakan suatu pemborosan. Apalagi jika membuat pengeluaran menjadi membengkak.
2. Pengeluaran Membengkak
Healing dapat dilakukan dengan cara yang sederhana. Misalnya jalan-jalan ke taman, menonton film atau mendengarkan musik. Tidak harus travelling ke luar kota. Oleh sebab itu healing tidak harus dengan budget yang banyak.
Jika healing membuat pengeluaran menjadi membengkak, maka bisa jadi itu hanyalah pemborosan yang berkedok healing.
3. Jadi Kecanduan
Healing perlu dilakukan sesekali agar pikiran dan tubuh kita menjadi segar kembali. Namun jika kita hanya memikirkan senang-senang saja, maka kita bisa kecanduan melakukan hal tersebut, misalnya travelling. Bukannya kembali bersemangat, kita justru bisa semakin malas beraktifitas karena lebih senang melakukan kegiatan yang menyenangkan.
4. Tidak Fokus Pada Menenangkan Pikiran
Fokus utama dari healing adalah menenangkan pikiran dan melepas stress. Namun jika kita hanya memikirkan senang-senang tanpa memikirkan hal tersebut, bisa jadi kita hanya melakukan pemborosan saja dengan dalih atau kedok healing padahal kita tidak membutuhkannya.
Demikian 4 tanda kita melakukan pemborosan berkedok healing. Jangan sampai kesukaan kita healing membuat kita menjadi boros dan lupa akan tanggung jawab kita.
Tag
Baca Juga
-
Merenungkan Makna Hidup Melalui Novel Khutbah di Atas Bukit
-
Viral Isi Minyakita Hanya 750 ML, Bagaimana Hukumnya dalam Islam?
-
Mobil Terendam Banjir? Cegah Kerusakan dengan 5 Tips ini
-
Bapak Presiden, Buzzer adalah Musuh Besar Pendidikan Kita
-
Juara eAsian Cup, Berikut ini Profil 3 Pemain Timnas eFootball Indonesia
Artikel Terkait
-
3 Tanda Kita Terlalu Boros, Pengeluaran Tak Terhitung!
-
PSSI Buka Posko Trauma Healing Tragedi Kanjuruhan Senin Pekan Depan di Malang
-
5 Tips Menghindari Pemborosan, Jangan Foya-Foya
-
Polresta Malang Kota Lakukan Trauma Healing kepada Korban Tragedi Kanjuruhan
-
Bentuk Satgas Trauma Healing Tragedi Kanjuruhan, Sanusi Jelaskan Biaya Ditanggung APBD Pemkab Malang
Lifestyle
-
Kejebak Diskon? Yuk, Kenali Bedanya Impulsive Buying dan Unplanned Buying!
-
Youthful! Ini 4 Ide OOTD ala Hana FIFTY FIFTY yang Pasti Cocok Buatmu
-
5 Gaya Outfit Kasual ala Morgan Oey yang Boyfriendable Abis, Wajib Coba!
-
4 Mix and Match Dua Warna ala Mimi OH MY GIRL, Bikin OOTD Makin Stylish!
-
4 Rahasia Fashion dan Hairdo Go Min Si yang Bikin Penampilan Makin Classy!
Terkini
-
SHINee Berbagi Chemistry Manis Penuh Nostalgia di Teaser MV 'Poet I Artist'
-
Jelang Idul Adha, 3 Jenis Kambing Lokal Ini Cocok Dijadikan Hewan Kurban
-
Menari di Antara Batas! Kebebasan Berekspresi di Sekolah vs Kampus
-
Antara Ronggeng dan Revolusi: Potret Sosial dalam Novel Dukuh Paruk
-
Ulasan Buku B.J. Habibie: The Power of Ideas