Memiliki hobi membaca memang baik, terlepas dari apapun jenis buku yang kita baca. Baik itu buku fiksi maupun non fiksi. Namun, akan selalu ada risiko jika kita melakukan sesuatu secara berlebihan, termasuk membaca buku. Di antaranya, adalah:
1. Lupa bersosialisasi
Karena saking asiknya dengan buku yang sedang ia baca, seorang yang sering membaca atau kutu buku biasanya lupa untuk bersosialisasi. Tentu, kebiasaan ini sangat berpotensi untuk mematikan kebiasaan penting lainnya dan juga tidak memiliki banyak teman meskipun wawasannya luas.
2. Mata minus
Biasanya orang yang suka membaca buku seringkali lupa waktu dan tidak mengistirahatkan matanya secara berkala. Karena berada dalam dalam kondisi statis yang terlalu lama, maka otot mata pun jadi tidak fleksibel lagi. Apalagi jika suka membaca sambil tiduran, di tambah memaksa membaca di ruangan yang remang.
3. Cara berpikir yang berbeda dari orang lain
Mungkin, sekilas memiliki cara berpikir yang berbeda dari orang lain merupakan hal yang bagus. Tapi, tidak semua orang akan mengerti dengan cara kita perpikir, Sebab, jika kita terlalu teoritis, atau cenderung terlalu mengacu pada apapun yang kita baca, kita tidak akan dapat melihat perbedaan antara kehidupan di dunia nyata dan di dalam buku.
4. Dianggap sombong
Tak jarang seseorang yang sering membaca dinilai sombong oleh orang lain, entah itu hanya penilaian yang sifatnya subjektif atau memang ia benar-benar sombong. Ada 2 alasan yang biasanya dialami oleh si kutu buku. Pertama, ia dianggap sombong karena ia cenderung tidak mau bersosialisasi dengan orang lain. Yang kedua, orang tersebut memang sombong karena merasa pengetahuan atau wawasannya lebih banyak dari orang lain.
5. Kecanduan
Semakin banyak membaca, akan semakin merasa tidak tahu. Semakin merasa tidak tahu, akan timbul keinginan untuk semakin lebih ingin banyak membaca. Ini terkadang bisa melelahkan dan dapat menimbulkan kecanduan. Efek candu yang dirasakan oleh orang-orang yang terlalu sering membaca buku sama halnya dengan efek candu ketika bermedia sosial. Hal ini tentu dapat menghambat kegiatan lainnya yang lebih penting jika kita tidak belajar untuk mengatur waktu dengan baik.
Setelah mengetahui dampak negatif karena terlalu sering membaca buku di atas, maka sebaiknya perlu di pertimbangkan lagi waktu dan cara kita membaca buku. Jika kebiasaan tersebut berlanjut, tanpa ada niatan kita untuk memperbaikinya maka akan berpotensi merugikan orang-orang di sekitar kita.
Video yang mungkin Anda suka:
Baca Juga
-
4 Bank yang Menawarkan Keuntungan dengan Produk Paylater
-
7 Pelajaran Berharga untuk Hindari Jeratan Pinjol, Belajar dari Kasus Bedu
-
8 Cara Menghindari Penghapusan Akun Gmail oleh Google
-
Ulasan Buku Effortless, Karena Tak Semua Harus Sesulit Itu: Tetap Produktif Tanpa Stres
-
Trik Jitu Mahasiswa: Kuasai Statistik dengan 6 Metode Efektif!
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel 1984: Distopia yang Semakin Relevan di Dunia Modern
-
Ulasan Novel Harga Teman: Ketika Hasil Kerja Tidak di Hargai oleh Klien
-
Hidup dalam Empati, Gaya Hidup Reflektif dari Azimah: Derita Gadis Aleppo
-
KH. Hasyim Asy'ari: Tak Banyak Tercatat, Tapi Abadi di Hati Umat
-
Ulasan Novel The One and Only Bob, Kisah Berani Bob sang Anjing Kecil
Lifestyle
-
4 Ide OOTD Trendi dan Simpel ala Jinsoul ARTMS, Stylish Tanpa Ribet!
-
Ada Presentasi di Kelas? Ini 5 Tips Jitu dari Angga Fuja Widiana
-
Biar Makin Fresh di Weekend, Sontek 4 Outfit Lucu ala Kim Hye Yoon!
-
Anti Ribet, Ini 4 Ide Outfit Harian Cozy ala Siyoon Billlie yang Bisa Kamu Tiru
-
4 Gaya Kasual Kekinian ala Choi Jungeun izna yang Menarik untuk Disontek
Terkini
-
Final AFC U-17: Uzbekistan Miliki 2 Modal Besar untuk Permalukan Arab Saudi
-
Final AFC U-17: Uzbekistan Lebih Siap untuk Menjadi Juara Dibandingkan Tim Tuan Rumah!
-
Media Asing Sebut Timnas Indonesia U-17 akan Tambah Pemain Diaspora Baru, Benarkah?
-
Ulasan Novel Monster Minister: Romansa di Kementerian yang Tak Berujung
-
Ulasan Novel The Confidante Plot: Diantara Manipulasi dan Ketulusan