Sehat menjadi dambaan banyak orang di berbagai belahan dunia ini. Sehat memang mahal harganya dan biasanya baru dirasakan ketika seseorang sedang terserang penyakit.
Saat sehat, orang kadang lupa untuk menjaga fisiknya agar tetap bugar. Kerja terlalu berat dan mengabaikan istirahat misalnya, bisa menjadi salah satu pemicu seseorang terjangkit penyakit. Penyakit juga bisa dipicu oleh kurang minum air putih dan hobi makan apa saja secara sembarangan.
Mensyukuri kesehatan yang kita miliki saat ini adalah hal yang seharusnya kita lakukan. Bagaimana cara mensyukuri kesehatan? Pertanyaan ini mungkin terbetik di benak sebagian orang.
Menurut saya, banyak cara yang bisa kita lakukan sebagai wujud syukur kita pada Tuhan, atas kenikmatan kesehatan yang telah diberikan oleh-Nya. Misalnya, menggunakan waktu yang kita miliki untuk meningkatkan ibadah dan kebaikan. Menjaga pola makan, minum, dan tidur, juga termasuk bagian dari upaya menjaga kesehatan jiwa dan raga.
Bicara tentang penyakit, ada kisah menarik dalam buku berjudul “Alien itu Memilihku” karya Feby Indirani (Gramedia, 2014). Buku ini mengungkap kisah nyata seorang perempuan bernama Indah Melati Setiawan dalam menghadapi penyakit yang saya yakin ditakuti banyak orang, yakni kanker langka.
Dalam buku tersebut dituturkan, kehidupan Indah—seorang wanita profesional Jakarta yang aktif dan dinamis—tiba-tiba berubah 180 derajat. Paha kirinya membengkak dan semakin besar dari waktu ke waktu, seolah ada “alien” yang tumbuh dan bersarang di dalamnya. Kaki kirinya terancam diamputasi dari pangkal paha. Lebih dari itu, ancaman maut pun hadir persis di depan matanya.
Doker Suresh Nathan yang menanganinya sempat menyebut penyakit tersebut dengan PNET (Primitive Neuroectodermal Tumor) sejenis kelompok tumor langka yang bisa terjadi di otak, otot, saraf, ataupun bagian tubuh lain. Karena tumor ini didiagnosis oleh ahli yang berbeda, maka namanya pun berbeda-beda.
Jenis yang dialami oleh oleh Indah Melati Setiawan kemudian terkonfirmasi sebagai Ewing Sarcoma. Tak jelas apa penyebab penyakit ini. Namun, umumnya Ewing Sarcoma menyerang anak-anak. Amat sangat jarang orang berusia di atas 30 tahun seperti dirinya bisa mengidap penyakit ini.
Terserang penyakit mematikan tentu menyedihkan dan menakutkan bagi siapa saja. Bahkan, Indah Melati Setiawan pernah terpikir: mati lebih baik. Untuk apa hidup lebih lama jika hanya menjadi beban bagi orang lain?
Kisah perjuangan Indah Melati Setiawan yang terserang penyakit berbahaya dalam buku ini bisa menjadi renungan bagi siapa pun, bahwa berjuang menghadapi ujian penyakit dari-Nya adalah sebuah keharusan.
Baca Juga
-
Seni Mengatur Waktu dengan Baik dalam Buku "Agar Waktu Anda Lebih Bermakna"
-
Buku Perjalanan ke Langit: Nasihat tentang Pentingnya Mengingat Kematian
-
Ulasan Buku Resep Kaya ala Orang Cina, Cara Menuju Kekayaan yang Berlimpah
-
Ulasan Buku "The Wisdom", Merenungi Kebijaksanaan Hidup
-
Tuhan Selalu Ada Bersama Kita dalam Buku "You Are Not Alone"
Artikel Terkait
-
Benarkah Buku Hitam Ferdy Sambo Berisi Daftar Nama Jendral Penerima Suap Tambang Ilegal? Begini Penjelasan Kuasa Hukum
-
5 Cara Mencegah Buku Menguning, Terapkan Trik Ini agar Tetap Bersih
-
Resensi Novel Karya Tere Liye Berjudul "Pulang Pergi"
-
Ulasan Buku 'Aku Bukannya Menyerah Hanya Sedang Lelah': untuk Hati yang Lelah
-
Menebak Isi Buku Catatan Hitam Ferdy Sambo, Benarkah Berisi Daftar Jenderal Penerima Suap Tambang?
Ulasan
-
Review Film Smurfs: Petualangan Baru dan Sihir yang Nggak Lekang Oleh Zaman
-
Ulasan Novel Strange Houses: Misteri Dibalik Denah Rumah Aneh
-
Review Anime Bungou Stray Dogs Season 2, Masa Lalu Kelam Dazai Terungkap
-
Onew SHINee Ajak Shawol Jalan Berdampingan di Lagu Walk With You
-
Ulasan Buku I Am Malala:Satu Pena, Satu Suara, dan Perubahan yang Nyata
Terkini
-
Justice for Tom Lembong: Teriakan Netizen yang Tak Bisa Diabaikan
-
Nasib Belum Jelas, Klub Hellas Verona Incar Kiper Timnas, Emil Audero
-
Erick Thohir Akui Siap Dikritik soal Performa Timnas Indonesia
-
BRI Super League: Alfredo Vera Dapat Gambaran Skuad Utama Madura United
-
Saddil Ramdani Rutin Konsultasi dengan Fisioterapis, Ini Perkembangan Kondisinya