Apa yang kita katakan pada orang lain, bisa jadi akan membekas di hati orang tersebut. Semenjak ada kata baper, belakangan ini kita sering menganggap perasaan orang lain sebagai sesuatu yang remeh. Orang-orang jadi terkesan kurang peka dan kurang peduli dengan perasaan orang lain. Kita jadi cenderung kurang sensitif ketika membuat orang lain merasa tidak nyaman.
Kata-kata seperti "Gitu aja baper," tanpa disadari sering kita ucapkan, atau bahkan kita sendiri yang dilakukan seperti itu oleh orang lain. Di balik kata-kata senada, mungkin saja ada perasaan yang tidak nyaman, hati yang terluka, atau merasa tidak dihargai. Itulah pentingnya kita harus berpikir sebelum berbicara.
Berikut ini adalah beberapa alasan kenapa kita harus mempertimbangkan perasaan orang lain sebelum berbicara.
1. Melimpahkan kesalahan pada orang lain
Kata-kata seperti 'gitu aja baper' tanpa sadar sering digunakan untuk membuat tameng terhadap diri sendiri. Ketika seseorang berkata sesuatu yang menyakiti hati lawan bicaranya, orang tersebut akan berkata demikian untuk melimpahkan kesalahan pada orang yang disakiti itu. Kesannya jadi terlalu menganggap orang lain mudah baper, padahal bisa jadi memang perkataannya sendiri telah melukai hati orang lain.
2. Memiliki dua sisi yang berlawanan
Perkataan yang kita ucapkan pada seseorang dapat memiliki dampak yang berlawanan. Ada orang yang menjadikan kata-kata kita sebagai motivasi untuk memikirkan solusi masalah, tetapi ada juga yang sebaliknya. Ada orang yang justru merasa semakin tertekan dan overthinking setelah mendengar perkataan kita.
3. Persepsi setiap orang berbeda-beda
Masih berhubungan dengan poin kedua, persepsi setiap orang pasti berbeda-beda. Kita tidak bisa menebak apa yang orang lain pikirkan tentang perkataan kita. Sesuatu yang menurut kita lucu terkadang bisa saja membuat orang lain merasa terluka. Tidak semua hal bisa kita jadikan candaan. Kita harus sadar bahwa kita tidak bisa mengontrol perasaan orang lain.
4. Terkesan mengecilkan masalah orang lain
Perkataan kita yang kurang tepat saat ada teman atau orang lain yang menceritakan masalahnya pada kita bisa membuat orang tersebut juga ikut menyepelekan masalahnya. Padahal bisa jadi masalah yang sedang dihadapi memang serius.
Itulah empat alasan kenapa kita harus mempertimbangkan perasaan orang lain sebelum berbicara. Kita harus bisa membiasakan diri untuk berpikir sebelum berbicara karena apa yang sudah kita ucapkan tidak akan bisa kita tarik kembali.
Video yang mungkin Anda lewatkan.
Tag
Baca Juga
-
Ikuti Perjalanan Hampa Kehilangan Kenangan di Novel 'Polisi Kenangan'
-
3 Novel Legendaris Karya Penulis Indonesia, Ada Gadis Kretek hingga Lupus
-
Geram! Ayu Ting Ting Semprot Netizen yang Hujat Bilqis Nyanyi Lagu Korea
-
Haji Faisal Akui Sempat Syok dengan Konten Atta Halilintar yang Disebut Netizen Sentil Fuji
-
Outfit Bandara Seowon UNIS Jadi Sorotan, K-netz Perdebatkan Usia Debut
Artikel Terkait
-
Hati Sehat Tanpa Obat, Ini 13 Daftar Makanan Wajib Dikonsumsi dan Dihindari!
-
Soimah Ungkap Sakit Hati, Ivan Gunawan Minta Maaf Sambil Berlinang Air Mata: Maafin Ya, Mak...
-
Jadi Pasangan Egois di Film Assalamualaikum Baitullah, Miqdad Addausy Tega Membelah Hati
-
Desak Gibran Dimakzulkan, TPDI: Ini Bukan Barisan Sakit Hati, Tapi Upaya Luruskan Konstitusi
-
Olivia Rodrigo Kenang Patah Hati di Masa Lalu Lewat Lirik Drivers Licence
Lifestyle
-
Nggak Ribet tapi Tetap Fashionable! Intip 4 Gaya OOTD Simpel Minho SHINee
-
Redmi Note 14 SE 5G Resmi Meluncur, Usung Mediatek Dimensity 7025 Ultra
-
4 Tone Up Cream Niacinamide Bikin Wajah Glowing, Harga Murah Rp40 Ribuan!
-
4 Rekomendasi Toner Mengandung 24K Gold untuk Kulit Lebih Cerah dan Kencang
-
4 Inspirasi Gaya Kasual Modis Kekinian ala Beomgyu TXT, Wajib Sontek Sih!
Terkini
-
Yuki Tsunoda Tak Ingin Dibandingkan dengan Max Verstappen: Itu Tidak Adil!
-
Romeo is a Dead Man: Aksi Brutal dan Gaya Nyeleneh Khas Suda51 Kembali!
-
Ulasan Novel Api Jihad di Tanah Suriah: Jalan Tobat Mantan Tentara ISIS
-
Ada Our Unwritten Seoul, Intip 3 Drama Korea Populer Jinyoung GOT7
-
Jeremy Strong Diincar Perankan Mark Zuckerberg di Sekuel The Social Network