Setelah resmi naik ke tim utama Red Bull pada GP Jepang 2025 lalu, Yuki Tsunoda kini akan menjalani balapan ke-12 bersama tim yang telah mendominasi Formula 1 dalam beberapa tahun terakhir tersebut.
Perpindahannya dari Racing Bulls, yang merupakan tim junior Red Bull, terjadi secara mendadak menyusul performa buruk Liam Lawson di dua balapan pembuka musim ini. Red Bull kala itu memutuskan mengambil langkah cepat dengan menarik Tsunoda yang memang telah lama menjadi bagian dari mereka.
Namun, masuk ke tim utama Red Bull bukanlah hal yang mudah. Meski Tsunoda sudah mencatatkan beberapa hasil positif, seperti finis di posisi ke-9 di Bahrain, meraih poin lewat sprint race di GP Tiongkok, dan mengamankan posisi ke-10 di Miami, ia tetap kesulitan untuk bisa setara dengan rekan setimnya, Max Verstappen.
Bahkan ketika berhasil menembus Q3 dan mencetak hasil kualifikasi terbaik di Australia dengan posisi kelima, jarak performa dengan Verstappen masih sangat jelas terlihat. Saat ini, Tsunoda hanya mengumpulkan 10 poin dan duduk di posisi ke-17 klasemen sementara. Sedangkan Max Verstappen berada di peringkat 3.
Realita di Red Bull memang keras. Dalam sejarahnya, tim ini kerap mengganti pembalap kedua mereka jika hasil tidak sesuai ekspektasi. Posisi di samping Verstappen seolah menjadi kursi panas yang sulit dipertahankan.
Para pembalap yang gagal tampil kompetitif hampir selalu berujung pada pemutusan kontrak sebelum musim berakhir. Meski untuk saat ini Tsunoda tampaknya aman hingga akhir tahun, bayang-bayang perbandingan dengan Verstappen terus menghantui.
Ketimpangan performa di antara keduanya bisa dibilang ekstrem. Verstappen, yang sudah meraih empat gelar juara dunia, kembali menunjukkan kualitasnya dengan meraih dua kemenangan musim ini.
Sementara Tsunoda masih berkutat di papan bawah, berusaha keras memahami mobil dan tim barunya yang jauh lebih kompleks dibandingkan Racing Bulls.
Tsunoda sendiri memahami bahwa ini bukanlah tantangan mudah. Ia datang dari tim yang memiliki keterbatasan dalam hal teknis dan daya saing, lalu tiba-tiba harus menyesuaikan diri dengan mobil yang punya tingkat kompetitif yang lebih tinggi serta bersanding dengan pembalap yang memiliki 4 gelar juara dunia.
"Tahukah Anda, bagaimana dia (Verstappen) selalu konsisten dalam performa di setiap sesi, setiap grand prix, sangat mengesankan. Itu bukan hal yang bisa dilakukan dengan mudah. Dan sepertinya dia bisa. Sepertinya dia melakukannya dengan sangat mudah," ujar Tsunoda, dilansir dari laman Motorsport.
Di sisi lain, dia juga tidak ingin ada pihak yang membandingkannya secara langsung dengan Verstappen, karena untik saat ini itu sangat tidak adil, hal ini dikarenalan mereka berada pada level yang sama sekali berbeda.
"Di saat yang sama, saya rasa tidak adil untuk membandingkannya. Dan saya tidak ingin membandingkannya secara langsung karena dia sudah di sini sembilan tahun dengan mobil itu dan saya baru saja naik mobilnya. Dan juga, saya tidak, yah, mari kita lihat apakah saya mendapatkan mobil yang persis sama. Sampai saat itu, saya tidak bisa membandingkannya secara langsung," tambahnya.
Namun, Tsunoda tidak kehilangan semangat. Ia tetap menunjukkan ambisinya untuk berkembang dan beradaptasi, dengan harapan suatu hari nanti mampu memberi perlawanan lebih seimbang terhadap rekan setimnya itu.
Meski hasilnya belum sepenuhnya memuaskan, Tsunoda tampaknya menyadari bahwa proses menuju level Verstappen tidak bisa instan. Ia tetap bekerja keras di balik layar, membangun komunikasi dengan tim, dan mempelajari banyak hal dari rekan setimnya itu.
Keberuntungan memang belum berpihak padanya, tetapi jika Red Bull memberinya ruang dan waktu yang cukup, bukan tidak mungkin Tsunoda mampu memperbaiki keadaan dan membuktikan bahwa ia lebih dari sekadar pelengkap dalam skuad yang ia bela saat ini.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Sudah Muak, Max Verstappen Tegaskan Dia Akan Tetap di Red Bull Tahun 2026
-
Pecco Bagnaia Jadi Bukti Kutukan Rekan Setim Marc Marquez Benar Adanya
-
Marc Marquez Ungkap Starting Grid Impiannya, Ada Valentino Rossi Juga!
-
Jadwal Formula 1 GP Hungaria 2025, Lando Norris Ingin Cetak Sejarah
-
Percaya Diri, Fabio Quartararo Anggap Dirinya Setara dengan Marc Marquez
Artikel Terkait
-
Sudah Muak, Max Verstappen Tegaskan Dia Akan Tetap di Red Bull Tahun 2026
-
Jadwal Formula 1 GP Hungaria 2025, Lando Norris Ingin Cetak Sejarah
-
Tegas! Laurent Mekies Sebut Max Verstappen adalah Inti dari Proyek Red Bull
-
Nonton F1, Fabio Quartararo Terinspirasi dengan Cara Kerja Tim Ferrari
-
Koleksi 5 Podium, Charles Leclerc Lebih Baik Dibandingkan Lewis Hamilton?
Hobi
-
Romeo is a Dead Man: Aksi Brutal dan Gaya Nyeleneh Khas Suda51 Kembali!
-
Kualifikasi Piala Asia U-23 2026 Jadi Tantangan Berat bagi Gerald Vanenburg
-
Sudah Muak, Max Verstappen Tegaskan Dia Akan Tetap di Red Bull Tahun 2026
-
BRI Super League: Abduh Lestaluhu Bongkar Kunci Adaptasi di Malut United
-
Piala AFF Wanita: Isa Warps Sebut Timnas Putri Indonesia Siap Bersaing
Terkini
-
Ulasan Novel Api Jihad di Tanah Suriah: Jalan Tobat Mantan Tentara ISIS
-
Ada Our Unwritten Seoul, Intip 3 Drama Korea Populer Jinyoung GOT7
-
Jeremy Strong Diincar Perankan Mark Zuckerberg di Sekuel The Social Network
-
Nggak Ribet tapi Tetap Fashionable! Intip 4 Gaya OOTD Simpel Minho SHINee
-
Han So Hee dan Choi Min Sik Dikonfirmasi Bintangi Remake Film Hollywood