Scroll untuk membaca artikel
Candra Kartiko | sari rachmah
ilustrasi ponsel pintar (pexels.com/Tracy Le Blanc)

Popularitas media sosial di zaman sekarang ini bukan lagi hal asing dan karenanya sudah menjadi santapan sehari-hari. Juga, sudah umum ketergantungan pada medsos sering membuat orang selalu mencari ponsel pintar untuk sekedar mengecek notifikasi pada akun medsos. Apapun dan dimanapun selalu ponsel pintar yang ada di tangan dan di saku celana atau baju, bahkan dalam tas. 

Memang betul keberadaan ponsel pintar dengan aplikasinya berupa media sosial sangat memudahkan kehidupan manusia modern. Keberadaannya seolah dapat menggantikan manusia untuk berbagai keperluan. Pada zaman sebelumnya, untuk bertemu teman, keluarga jauh orang harus menempuh jarak agar komunikasi tetap berjalan baik. Sebaliknya, di zaman modern seperti sekarang ini, cukup bermodalkan ponsel pintar, koneksi internet dan medsos dapat menggantikan jarak yang jauh sehingga komunikasi tetap berjalan baik. 

Dahulu, untuk mengadakan rapat atau meeting dalam lingkup ruang kerja, orang-orang perlu saling bertemu. Kini, semua tergantikan dengan adanya medsos, sehingga orang-orang dapat mengadakan rapat dari mana saja dan bahkan dari jarak yang sangat jauh. 

Begitulah, kemudahan-kemudahan di zaman serba canggih sekarang ini yang manfaatnya sangat besar dan luar biasa. Bukan tanpa kendala, keberadaan medsos juga banyak menghadirkan sisi negatif dan karenanya bijaklah dalam menggunakan media sosial. Sebab, penggunaan media sosial yang tidak bijak dapat menimbulkan banyak kerusakan bagi penggunanya, 5 diantaranya sebagai berikut ini: 

1. Hubungan kamu dan keluarga bisa renggang gara-gara media sosial

hubungan keluarga bisa renggang gara-gara medsos (pexels.com/Kampus Production)

Apapun media sosial yang kamu gunakan untuk berbagi pengalaman hidup, kegiatan dan lain-lainnya,  tetap tidak dapat menggantikan kehadiran keluarga di sekitarmu. Pasalnya, kamu hidup bersama keluarga dan kamu membutuhkan keluarga sebagai tempatmu bersandar. Kamu juga butuh keluarga sebagai tempatmu berbagi cerita tentang apapun, baik itu senang ataupun sedih. 

Jangan sampai kamu kerajinan bermedia sosial, asyik chat dengan komunitasmu melalui media sosial sehingga kamu jadi kurang ngobrol, berbincang-bincang hangat dengan keluarga di rumah. Jangan sampai keluargamu merasa terabaikan, tersisihkan oleh media sosial sebab hubunganmu dan keluarga bisa jadi renggang gara-gara hal ini. 

Juga, kamu harus selalu mengutamakan keluarga sebelum komunitasmu dalam media sosial. Beritakan semua peristiwa-peristiwa penting kepada keluarga terlebih dahulu sebelum media sosial sebab ini berarti kamu menghargai dan mencintai keluargamu. Jangan sampai keluargamu tahu dari media sosial atau orang lain bahwa kamu akan menikah, sudah melahirkan, akan pindah kota dan lain-lainnya, sebab walau tampaknya sepele tapi akan menyakitkan perasaan keluargamu.

2. Hubungan pertemanan di dunia nyata bisa juga rusak gara-gara medsos

hubungan pertemanan di dunia nyata bisa rusak gara-gara medsos (pexels.com/Hannah Nelson)

Prinsip pertama, gunakan media sosial seperlunya saja dan jangan berlebihan. Jika semua kegiatanmu bersama teman-teman dan komunitas selalu kamu posting di media sosial, bisa saja ada hati yang tersakiti. Misalnya, kamu posting foto kebersamaanmu dengan teman-teman sedang hangout di cafe atau tempat-tempat asyik lainnya, maka temanmu yang merasa tak diundang akan sakit hati melihat foto yang kamu upload di medsos. 

Prinsip kedua, jangan pernah memberi kritikan atau masukan dalam grup whatsapp. Media sosial whatsapp dan semacamnya memang memberikan banyak kemudahan dalam urusan komunikasi. Bahkan, tak jarang juga orang-orang membentuk grup whatsapp khusus komunitas tertentu dan untuk keperluan tertentu. Sekelompok orang dalam komunitas yang dikelompokkan dalam grup whatsapp dengan beragam karakter dan kebiasaan mendapatkan manfaat besar dengan adanya grup whatsapp. Sayangnya, tidak semua orang paham etika dalam grup whatsapp. 

Sembarang orang bisa saja mengkritik satu sama lainnya dengan tujuan tertentu. Siapa saja juga bisa memberi inputan positif kepada teman lainnya untuk perubahan yang lebih baik. Namun, jangan pernah melakukan semua itu didepan semua orang karena hal itu sama saja dengan mempermalukannya dan memojokkannya. 

Hal yang sama berlaku untuk grup whatsapp. Mengkritik atau memberi masukan apapun dalam grup whatsapp kepada salah satu anggota grup sama dengan mempermalukannya di depan semua orang dan karenanya tak jarang akan mendapat respon pedas dari orang yang di kritik yang berujung pada perdebatan di dalam grup. 

Prinsip ketiga, Tulisan dalam pesan media sosial sering membuat pembacanya salah persepsi, jangan terlalu reaktif. Bahasa-bahasa yang tertuang dalam grup whatsapp ataupun media sosial lainnya seperti facebook dan semacamnya sering menjadi bumerang bagi penulisnya. Sehingga, bukankah sudah biasa pembaca salah tangkap maksud atau pesan dari bahasa-bahasa media sosial? 

Lalu, mengapa orang sering salah tangkap dan akhirnya tersinggung dengan apa yang tertulis pada tangkapan layar media sosial? Iya, sebab ketika seseorang berbicara langsung dengan lawan bicara, ia dapat melihat ekspresi dan emosi lawan bicara sehingga meminimalisir kesalahpahaman.  

Lain halnya, ketika kamu menuangkan isi pikiranmu atau menyampaikan pesan lewat tulisan di media sosial. Pembaca tak melihat emosi dan ekspresimu sehingga memungkinkan sekali salah menangkap pesan tulisanmu dan tersinggung. 

Jadi, jika kamu merasa tersinggung atas tulisan temanmu dalam media sosial seperti whatsapp dan semacamnya, jangan terlalu reaktif. Tahan dulu emosimu, sebab barangkali kamu salah paham dengan maksud tulisannya.

3. Media sosial bisa merusak nama baikmu dan keluargamu

ilustrasi curhat di media sosial (pexels.com/Kaaboompics.com)

Jangan pernah curhat dalam media sosial. Betul, curhat membantu seseorang merasa lebih baik karena emosi negatif tersalurkan. Juga betul, sembarangan curhat pada orang atau tempat yang tidak tepat hanya akan membuat masalah seseorang menjadi konsumsi publik. Bukan solusi yang didapatkan, melainkan gosip baru yang menjadi buah bibir semua orang. 

Jadi, benarlah kata orang-orang bijaklah menggunakan media sosial. Sebagai informasi, tidak semua orang yang mendengar curhatan kamu memang betul-betul perduli karena sebagainnya karena penasaran saja. Sehingga, langkah terbaik adalah menjaga jarimu supaya tidak sembarang mengetik di media sosialmu dan carilah teman curhat terbaikmu, seseorang yang terpercaya dan bijaksana.

4. Jaringan pertemanan medsos rusak gara-gara kamu tidak paham etika

Jaringan pertemanan medsos rusak gara-gara kamu tidak paham etika (pexels.com/pixabay)

Beberapa orang memang sangat menyukai selfie di media sosialnya bahkan setiap hari. Iya, mungkin kamu merasa puas dengan banyaknya like atas foto-foto selfie-mu. Tapi, hati orang siapa yang tahu, sebab sudah bukan rahasia sesuatu yang berlebihan sering membuat orang bosan. Lama-lama follower-mu yang sudah sangat banyak bisa unfollow kamu karena bosan foto-foto selfie-mu selalu muncul dalam beranda media sosial mereka. 

Hal lainnya yang bisa membuat kamu di unfollow oleh para follower-mu yang sudah banyak itu gara-gara kamu sering share dan forward informasi di grup whatsapp, facebook, dan media sosial lainnya tanpa cek ricek kebenarannya. 

Melalui media sosial semua orang kini dengan mudahnya menjalin silaturahmi tanpa harus menempuh jarak yang jauh. Melalui media sosial orang juga mendapat sebanyak-banyaknya informasi dalam hingga luar negeri. Sayangnya, informasi yang banyak tersebut seringkali tidak mendapat filter yang baik sehingga orang cenderung menerimanya mentah-mentah tanpa berfikir kritis. 

Ketika mendapat informasi berupa tulisan yang panjang dalam grup media sosial dan tidak tahu sumbernya darimana, kamu atau orang lainnya dalam komunitas medsos membagikannya atau forward informasi tersebut kepada grup lainnya atau kepada kontak lainnya dalam ponselmu. Sering bukan? Ah, ada baiknya kamu pastikan informasi yang kamu dapatkan benar sehingga tidak menyesatkan orang-orang lainnya dalam komunitasmu. Paling tidak, followers-mu merasa nyaman dan aman dengan informasi yang valid dan sudah terbukti kebenarannya. 

5. Media sosial bisa merusak kesehatan mental dan fisik

Media sosial bisa merusak kesehatan mental dan fisik (pexels.com/Daniel Reche)

Iya memang asyik ya scrolling media sosial seperti whatsapp, facebook atau instagram. Banyak hiburan, info-info menarik atau bahkan hanya sekedar penasaran dengan seseorang atau selebritis bikin kamu kecanduan scrolling terus media sosialmu hingga lupa waktu. 

Kegiatan scrolling media sosial sah-sah saja asalkan hanya bersifat istirahat dari kejenuhan pekerjaan dan tidak membuat kamu kecanduan hingga malas gerak dan lupa waktu. Sebab, banyak kawula muda scrolling media sosial hingga menyebabkan lupa waktu dan malas beraktivitas lainnya. Jika sudah begini bisa dikatakan kamu sudah kecanduan media sosial. Ingatlah, masa mudamu yang sekarang sedang kamu jalani akan menentukan masa tuamu nanti. Kalau kamu ingin sukses, stop scrolling media sosial secara membabi buta hingga lupa waktu. 

Lalu, jika kamu sudah kecanduan media sosial hingga lupa segalanya, apa iya kesehatan fisikmu tidak terganggu? Kamu jadi kurang minum air putih, lebih suka makanan instan dan cepat saji, malas mandi, malas bergerak dari posisimu, postur tubuh tetap sama selama berjam-jam lamanya, kurang terkena matahari dan lain sebagainya. 

Lalu, bagaimana dengan kesehatan mentalmu? Dilansir kementerian kesehatan, bahwa kecanduan media sosial dapat membuat individu depresi. Hal ini dikarenakan kamu akan membandingkan dirimu dengan pencapaian orang lain yang kemudian menyebabkan rasa insecure. Selain itu, kualitas tidur yang terganggu akibat kecanduan media sosial juga berperan besar membuatmu mudah depresi. 

Prinsip utama yang perlu kamu ingat adalah teknologi diciptakan untuk memudahkan kehidupan manusia. Begitu pun media sosial diciptakan untuk memudahkan kehidupan manusia. Dengan adanya media sosial kamu dapat bertatap muka, bercengkrama dengan keluarga yang jauh dimata, teman-teman lama yang jaraknya tidak lagi dekat, sehingga seolah-seolah mereka ada di dekat kita. 

Kendatipun demikian, media sosial juga akan jadi bumerang untuk penggunanya jika digunakan secara berlebihan dan tanpa batasan etika. Jadi, benar kata orang-orang bijaklah dalam menggunakan media sosial sehingga kamu benar-benar akan merasakan manfaatnya, bukan mudaratnya.

Video yang mungkin Anda suka

sari rachmah